MutiahA's post
cancel
Showing results for 
Search instead for 
Did you mean: 
Level 9

[RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

Halo teman-teman!

Ini adalah hasil meet-up kami, Malang Local Guides, yang bertema Heritage Photo Walk di Kampoeng Heritage Kayutangan, hari Minggu (29/4) kemarin. Acara ini merupakan kelanjutan dari acara sebelumnya, yaitu peresmian Kampoeng Heritage Kayutangan. Kali ini, acara ini kami kolaborasikan dengan acara heritage trail yang diinisiasi oleh teman-teman komunitas A Day To Walk dan gerakan #SaveMalangHeritage. Beberapa komunitas lain juga ikut serta dalam acara besar ini. Ada CouchSurfing Malang, Jelajah Jejak Malang, beberapa orang Duta Pariwisata Kota Malang, dll. Total lebih dari 50an orang ikut berpartisipasi di acara ini.

 

Menyimak pengarahan dari perwakilan #SaveMalangHeritageMenyimak pengarahan dari perwakilan #SaveMalangHeritage

 Jam 07.45 pagi, kami sudah berkumpul di meeting point kami, yaitu Alun-Alun Malang. Masing-masing peserta mendapat satu lembar peta jalur yang akan dilewati beserta info grafis yang menarik, langsung dibuat oleh teman-teman A Day To Walk dan #SaveMalangHeritage. Warnanya yang segar dan tampilannya yang menarik, membuat peta ini jadi semacam oleh-oleh tersendiri dari acara ini 🙂

 

Peta jalur Heritage TrailPeta jalur Heritage Trail

Ikon bangunan-bangunan utama yang akan dilewatiIkon bangunan-bangunan utama yang akan dilewati

 Setelah berkumpul dan mendapat arahan dari Mas Gaharu, koordinator A Day To Walk, kami pun langsung bergegas menuju beberapa titik lokasi yang sudah dipersiapkan, Dimulai dari Titik Nol Malang di Plaza Sarinah, Monumen Chairil Anwar, Gedung Telegram, hingga blusukan ke gang-gang kecil di balik Jl. Raya Basuki Rahmat, yang kini telah resmi menjadi kampung wisata Kampoeng Heritage Kayutangan. 

 

Salah satu gerbang Kampoeng Heritage KayutanganSalah satu gerbang Kampoeng Heritage Kayutangan

 

Rumah Namsin, ikon Kampoeng Heritage KayutanganRumah Namsin, ikon Kampoeng Heritage Kayutangan

 Tentu selama perjalanan uklam-uklam (re: mlaku-mlaku/berjalanan kaki) ini, banyak sekali spot-spot yang sangat menarik untuk diabadikan. Mulai dari bangunan heritage Gereja Hati Kudus Yesus, deretan toko-toko lama yang dulu pernah berjaya di sepanjang Jl. Basuki Rahmat, Rumah Namsin , sampai Gedung PLN dan Toko Avia yang sudah banyak dikenal orang. 

 

Gedung PLN Pusat, MalangGedung PLN Pusat, Malang

 

Salah satu bangunan bergaya art-decoSalah satu bangunan bergaya art-deco

 Tak lupa juga, perjalanan kami menyusuri perkampungan heritage ini tak kalah mengasyikkan. Sebelum menjelajah lebih jauh, kami sempat mampir ke depot yang sudah terkenal di Malang, Depot Es Talun. Lokasinya persis di samping gerbang masuk Kampoeng Heritage Kayutangan. Gang-nya pun dinamai Gang Es Talun.

 

Depot Es TalunDepot Es Talun

  Setelah asyik mengobrol dan melepas dahaga, kami sempat terpisah sebentar dengan rombongan, sehingga kami mencoba  untuk masuk kedalam beberapa rumah yang kebetulan dibuka untuk umum, seperti Rumah Djamoe, Rumah Jacoeb, dll. Kami pun mampir ke salah satu galeri milik warga, yang ternyata merupakan kediaman dari Bapak Komedi Indonesia, sutradara terkenal (Alm) Nya Abbas Akup

 

Foto bersama teman-teman MLGFoto bersama teman-teman MLG

 

Karya seni dari limbah kulitKarya seni dari limbah kulit

 

Katalog karya lukisanKatalog karya lukisan

 

Spot menarik di halaman depan gallerySpot menarik di halaman depan gallery

 Perjalanan masih berlanjut. Bersama rombongan, kami menyusuri tepian sungai hingga sampai di ujung Utara Kampung Kayutangan. Banyak sekali bangunan-bangunan lama yang masih terawat baik, bersanding dengan bangunan-bangunan baru bergaya modern masa kini. 

 

 

Salah satu bangunan unik di tepian sungaiSalah satu bangunan unik di tepian sungai

 

Salah satu rumah tua bergaya kolonialSalah satu rumah tua bergaya kolonial

 

Salah satu rumah tua bergaya jengki,, gaya arsitektur pasca-kemerdekaanSalah satu rumah tua bergaya jengki,, gaya arsitektur pasca-kemerdekaan

 

Para peserta berjalan di sisi sungaiPara peserta berjalan di sisi sungai

 

Dam Belanda di ujung Kampung KayutanganDam Belanda di ujung Kampung Kayutangan

 Menyusuri lika-liku kampung kota, melewati Pasar Talun yang terkenal dengan keunikan lokasinya, kami pun sampai di tujuan terakhir. Di hadapan kami sudah ada semacam panggung kecil dengan banyak kerumunan orang. Terlihat sosok lelaki tua sedang menjelaskan sesuatu. Mbah Djo namanya, seorang seniman wayang suket (wayang yang terbuat dari ilalang kering). Beliau menjelaskan tahap-tahap membuat wayang suket, mulai dari memilih lembaran ilalang hingga proses menganyamnya. Mbah Djo menunjukkan cara membuat wayang suketMbah Djo menunjukkan cara membuat wayang suket

 

Kawan mbah Djo memberi contoh wayang yang sudah jadi kepada pesertaKawan mbah Djo memberi contoh wayang yang sudah jadi kepada peserta

 Berkat ketelatenannya, siapa sangka lembaran ilalang kering dapat disulap menjadi figur wayang yang unik nan menawan. Walau terlihat agak rumit, kami pun menyempatkan diri untuk ikut mencoba membuatnya.

 

Mencoba membuat wayang suket. Walau akhirnya saya menyerah juga he he he.Mencoba membuat wayang suket. Walau akhirnya saya menyerah juga he he he.

 Tak lama, nasi kotak sudah dibagikan. Sembari menyantap makan siang, kami mendengar penjelasan dari Mas Herman (Jelajah Jejak Malang) yang asyik mengisahkan asal muasal nama kota Malang dan nama daerah-daerah didalamnya, seperti Comboran, Jagalan, Klojen, dll. Betul pepatah yang mengatakan bahwa "Tak kenal maka tak sayang", dengan cerita tersebut kami jadi semakin mengenal dan tentunya merasa makin "dekat" dengan kota ini 🙂

 

 Jam sudah menunjukkan pukul 11.15 WIB, mulai terasa terik menyengat. Kami pun berpamitan dengan teman-teman komunitas dan juga warga sekitar, untuk beranjak pulang. Kami senang sekali dapat berkolaborasi dengan komunitas-komunitas hebat seperti mereka. Meet up Malang Heritage Photo Walk kali ini tidak akan begitu berkesan tanpa kolaborasi dengan teman-teman sekalian. Tak lupa saya juga menyempatkan terima kasih kepada semua yang telah menyempatkan datang. Mohon maaf jika masih banyak terdapat kekurangan. Semoga langkah kecil ini bisa berlanjut ke langkah-langkah selanjutnya, untuk penyelamatan sisa-sisa cagar budaya kota. 

 

Salam,

 

Mutiah - Malang Local Guides

 

--

 

Bagaimana, apa para senior LGI disini juga berminat menyelenggarakan acara serupa di kota masing-masing? 🙂 *salim satu-satu 🙂

@PaDeSSo @BudiFXW @BudionoS @NunungAfuah @SuhandiWidjaja @AgoesSantosa @SriSedono_id @ndraverne @RiverDefender dkk

 

 

Malang, Malang City, East Java, Indonesia
17 comments

Accepted Solutions
Level 9
Solution

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

Thanks for sharing your recap @MutiahA! What lovely photos, I must visit one day!! 🙂

I'm going to move your post to Let's Meet Up as others looking for meet ups can find your recap there!

Please post publicly so others can benefit as well. I do not have private messages. Thanks!

View solution in original post

Level 8

Bls: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

@MutiahA Bogor siap akan menyusul konsep meetup seperti ini (kolaborasi dengan komunitas lainnya). Terakhir daku sudah mencoba bertemu dan berkenalan dengan salah satu komunitas di Bogor.

Banyak ide dan konsep acara setelah bertemu, mengobrol dan datang langsung ke lokasi.

 

Berharap segera terealisasi.

 

Terima kasih Malang, kalian menginspirasi kami di sini

Level 10

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

Luar biasa neng @MutiahA, meet up yang diadakan untuk mengulas bangunan heritages yang ada di kota malang.

 

yang saya garis bawahi dan membuat saya takjub yaitu Malang local guides selalu mampu berkolaborasi dengan komunitas lain. Hal itu amat sangat positif, karena meet up yang kita adakan akan terarah pada sasaran.

 

Gambar yang disajikan begitu nyata dari sudut yang tepat sehingga menghasilkan photos yang indah.

 

Semoga pola kolaborasi ini menjadi inspirasi bagi Komunitas LG yang lain untuk bersinergi.

 

Kalau saya boleh ngasih saran, untuk topik yang menarik ini dibuat recap dalam bahasa inggris. Dan diposting di thread English

 

Salam, Senyum dan Santun

 

Level 7

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

@MutiahA ulasan yang sangat bagus. Well done. Keep it up

Level 9

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

Mlampah 5 jam ngantos sikil rasane pedhot.. 😢😢

 

But worth every pain! Beautiful kampong!

Level 8

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

sangat menginspirasi buat kota lain ngadain acara serupa.

___

save your city's heritage

Level 9

Bls: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

Keren sekali postingannya mb @MutiahA , sukses ya mb

Level 8

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018


@MutiahA wrote:

Halo teman-teman!

Ini adalah hasil meet-up kami, Malang Local Guides, yang bertema Heritage Photo Walk di Kampoeng Heritage Kayutangan, hari Minggu (29/4) kemarin. Acara ini merupakan kelanjutan dari acara sebelumnya, yaitu peresmian Kampoeng Heritage Kayutangan. Kali ini, acara ini kami kolaborasikan dengan acara heritage trail yang diinisiasi oleh teman-teman komunitas A Day To Walk dan gerakan #SaveMalangHeritage. Beberapa komunitas lain juga ikut serta dalam acara besar ini. Ada CouchSurfing Malang, Jelajah Jejak Malang, beberapa orang Duta Pariwisata Kota Malang, dll. Total lebih dari 50an orang ikut berpartisipasi di acara ini.

 

Menyimak pengarahan dari perwakilan #SaveMalangHeritageMenyimak pengarahan dari perwakilan #SaveMalangHeritage

 Jam 07.45 pagi, kami sudah berkumpul di meeting point kami, yaitu Alun-Alun Malang. Masing-masing peserta mendapat satu lembar peta jalur yang akan dilewati beserta info grafis yang menarik, langsung dibuat oleh teman-teman A Day To Walk dan #SaveMalangHeritage. Warnanya yang segar dan tampilannya yang menarik, membuat peta ini jadi semacam oleh-oleh tersendiri dari acara ini 🙂

 

Peta jalur Heritage TrailPeta jalur Heritage Trail

Ikon bangunan-bangunan utama yang akan dilewatiIkon bangunan-bangunan utama yang akan dilewati

 Setelah berkumpul dan mendapat arahan dari Mas Gaharu, koordinator A Day To Walk, kami pun langsung bergegas menuju beberapa titik lokasi yang sudah dipersiapkan, Dimulai dari Titik Nol Malang di Plaza Sarinah, Monumen Chairil Anwar, Gedung Telegram, hingga blusukan ke gang-gang kecil di balik Jl. Raya Basuki Rahmat, yang kini telah resmi menjadi kampung wisata Kampoeng Heritage Kayutangan. 

 

Salah satu gerbang Kampoeng Heritage KayutanganSalah satu gerbang Kampoeng Heritage Kayutangan

 

Rumah Namsin, ikon Kampoeng Heritage KayutanganRumah Namsin, ikon Kampoeng Heritage Kayutangan

 Tentu selama perjalanan uklam-uklam (re: mlaku-mlaku/berjalanan kaki) ini, banyak sekali spot-spot yang sangat menarik untuk diabadikan. Mulai dari bangunan heritage Gereja Hati Kudus Yesus, deretan toko-toko lama yang dulu pernah berjaya di sepanjang Jl. Basuki Rahmat, Rumah Namsin , sampai Gedung PLN dan Toko Avia yang sudah banyak dikenal orang. 

 

Gedung PLN Pusat, MalangGedung PLN Pusat, Malang

 

Salah satu bangunan bergaya art-decoSalah satu bangunan bergaya art-deco

 Tak lupa juga, perjalanan kami menyusuri perkampungan heritage ini tak kalah mengasyikkan. Sebelum menjelajah lebih jauh, kami sempat mampir ke depot yang sudah terkenal di Malang, Depot Es Talun. Lokasinya persis di samping gerbang masuk Kampoeng Heritage Kayutangan. Gang-nya pun dinamai Gang Es Talun.

 

Depot Es TalunDepot Es Talun

  Setelah asyik mengobrol dan melepas dahaga, kami sempat terpisah sebentar dengan rombongan, sehingga kami mencoba  untuk masuk kedalam beberapa rumah yang kebetulan dibuka untuk umum, seperti Rumah Djamoe, Rumah Jacoeb, dll. Kami pun mampir ke salah satu galeri milik warga, yang ternyata merupakan kediaman dari Bapak Komedi Indonesia, sutradara terkenal (Alm) Nya Abbas Akup

 

Foto bersama teman-teman MLGFoto bersama teman-teman MLG

 

Karya seni dari limbah kulitKarya seni dari limbah kulit

 

Katalog karya lukisanKatalog karya lukisan

 

Spot menarik di halaman depan gallerySpot menarik di halaman depan gallery

 Perjalanan masih berlanjut. Bersama rombongan, kami menyusuri tepian sungai hingga sampai di ujung Utara Kampung Kayutangan. Banyak sekali bangunan-bangunan lama yang masih terawat baik, bersanding dengan bangunan-bangunan baru bergaya modern masa kini. 

 

 

Salah satu bangunan unik di tepian sungaiSalah satu bangunan unik di tepian sungai

 

Salah satu rumah tua bergaya kolonialSalah satu rumah tua bergaya kolonial

 

Salah satu rumah tua bergaya jengki,, gaya arsitektur pasca-kemerdekaanSalah satu rumah tua bergaya jengki,, gaya arsitektur pasca-kemerdekaan

 

Para peserta berjalan di sisi sungaiPara peserta berjalan di sisi sungai

 

Dam Belanda di ujung Kampung KayutanganDam Belanda di ujung Kampung Kayutangan

 Menyusuri lika-liku kampung kota, melewati Pasar Talun yang terkenal dengan keunikan lokasinya, kami pun sampai di tujuan terakhir. Di hadapan kami sudah ada semacam panggung kecil dengan banyak kerumunan orang. Terlihat sosok lelaki tua sedang menjelaskan sesuatu. Mbah Djo namanya, seorang seniman wayang suket (wayang yang terbuat dari ilalang kering). Beliau menjelaskan tahap-tahap membuat wayang suket, mulai dari memilih lembaran ilalang hingga proses menganyamnya. Mbah Djo menunjukkan cara membuat wayang suketMbah Djo menunjukkan cara membuat wayang suket

 

Kawan mbah Djo memberi contoh wayang yang sudah jadi kepada pesertaKawan mbah Djo memberi contoh wayang yang sudah jadi kepada peserta

 Berkat ketelatenannya, siapa sangka lembaran ilalang kering dapat disulap menjadi figur wayang yang unik nan menawan. Walau terlihat agak rumit, kami pun menyempatkan diri untuk ikut mencoba membuatnya.

 

Mencoba membuat wayang suket. Walau akhirnya saya menyerah juga he he he.Mencoba membuat wayang suket. Walau akhirnya saya menyerah juga he he he.

 Tak lama, nasi kotak sudah dibagikan. Sembari menyantap makan siang, kami mendengar penjelasan dari Mas Herman (Jelajah Jejak Malang) yang asyik mengisahkan asal muasal nama kota Malang dan nama daerah-daerah didalamnya, seperti Comboran, Jagalan, Klojen, dll. Betul pepatah yang mengatakan bahwa "Tak kenal maka tak sayang", dengan cerita tersebut kami jadi semakin mengenal dan tentunya merasa makin "dekat" dengan kota ini 🙂

 

 Jam sudah menunjukkan pukul 11.15 WIB, mulai terasa terik menyengat. Kami pun berpamitan dengan teman-teman komunitas dan juga warga sekitar, untuk beranjak pulang. Kami senang sekali dapat berkolaborasi dengan komunitas-komunitas hebat seperti mereka. Meet up Malang Heritage Photo Walk kali ini tidak akan begitu berkesan tanpa kolaborasi dengan teman-teman sekalian. Tak lupa saya juga menyempatkan terima kasih kepada semua yang telah menyempatkan datang. Mohon maaf jika masih banyak terdapat kekurangan. Semoga langkah kecil ini bisa berlanjut ke langkah-langkah selanjutnya, untuk penyelamatan sisa-sisa cagar budaya kota. 

 

Salam,

 

Mutiah - Malang Local Guides

 

--

 

Bagaimana, apa para senior LGI disini juga berminat menyelenggarakan acara serupa di kota masing-masing? 🙂 *salim satu-satu 🙂

@PaDeSSo @BudiFXW @BudionoS @NunungAfuah @SuhandiWidjaja @AgoesSantosa @SriSedono_id @ndraverne @RiverDefender dkk

 

 


 

Nice. Well-done for doing an excellent job.

 

Cheers

 

 

Level 9
Solution

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

Thanks for sharing your recap @MutiahA! What lovely photos, I must visit one day!! 🙂

I'm going to move your post to Let's Meet Up as others looking for meet ups can find your recap there!

Please post publicly so others can benefit as well. I do not have private messages. Thanks!
Level 8

Re: [RECAP] Malang Heritage Photo Walk, April 29th 2018

@Shirley we're waiting for you 🙂