05-04-2018 11:36 AM
Halo teman-teman!
Ini adalah hasil meet-up kami, Malang Local Guides, yang bertema Heritage Photo Walk di Kampoeng Heritage Kayutangan, hari Minggu (29/4) kemarin. Acara ini merupakan kelanjutan dari acara sebelumnya, yaitu peresmian Kampoeng Heritage Kayutangan. Kali ini, acara ini kami kolaborasikan dengan acara heritage trail yang diinisiasi oleh teman-teman komunitas A Day To Walk dan gerakan #SaveMalangHeritage. Beberapa komunitas lain juga ikut serta dalam acara besar ini. Ada CouchSurfing Malang, Jelajah Jejak Malang, beberapa orang Duta Pariwisata Kota Malang, dll. Total lebih dari 50an orang ikut berpartisipasi di acara ini.
Jam 07.45 pagi, kami sudah berkumpul di meeting point kami, yaitu Alun-Alun Malang. Masing-masing peserta mendapat satu lembar peta jalur yang akan dilewati beserta info grafis yang menarik, langsung dibuat oleh teman-teman A Day To Walk dan #SaveMalangHeritage. Warnanya yang segar dan tampilannya yang menarik, membuat peta ini jadi semacam oleh-oleh tersendiri dari acara ini 🙂
Setelah berkumpul dan mendapat arahan dari Mas Gaharu, koordinator A Day To Walk, kami pun langsung bergegas menuju beberapa titik lokasi yang sudah dipersiapkan, Dimulai dari Titik Nol Malang di Plaza Sarinah, Monumen Chairil Anwar, Gedung Telegram, hingga blusukan ke gang-gang kecil di balik Jl. Raya Basuki Rahmat, yang kini telah resmi menjadi kampung wisata Kampoeng Heritage Kayutangan.
Tentu selama perjalanan uklam-uklam (re: mlaku-mlaku/berjalanan kaki) ini, banyak sekali spot-spot yang sangat menarik untuk diabadikan. Mulai dari bangunan heritage Gereja Hati Kudus Yesus, deretan toko-toko lama yang dulu pernah berjaya di sepanjang Jl. Basuki Rahmat, Rumah Namsin , sampai Gedung PLN dan Toko Avia yang sudah banyak dikenal orang.
Tak lupa juga, perjalanan kami menyusuri perkampungan heritage ini tak kalah mengasyikkan. Sebelum menjelajah lebih jauh, kami sempat mampir ke depot yang sudah terkenal di Malang, Depot Es Talun. Lokasinya persis di samping gerbang masuk Kampoeng Heritage Kayutangan. Gang-nya pun dinamai Gang Es Talun.
Setelah asyik mengobrol dan melepas dahaga, kami sempat terpisah sebentar dengan rombongan, sehingga kami mencoba untuk masuk kedalam beberapa rumah yang kebetulan dibuka untuk umum, seperti Rumah Djamoe, Rumah Jacoeb, dll. Kami pun mampir ke salah satu galeri milik warga, yang ternyata merupakan kediaman dari Bapak Komedi Indonesia, sutradara terkenal (Alm) Nya Abbas Akup.
Perjalanan masih berlanjut. Bersama rombongan, kami menyusuri tepian sungai hingga sampai di ujung Utara Kampung Kayutangan. Banyak sekali bangunan-bangunan lama yang masih terawat baik, bersanding dengan bangunan-bangunan baru bergaya modern masa kini.
Menyusuri lika-liku kampung kota, melewati Pasar Talun yang terkenal dengan keunikan lokasinya, kami pun sampai di tujuan terakhir. Di hadapan kami sudah ada semacam panggung kecil dengan banyak kerumunan orang. Terlihat sosok lelaki tua sedang menjelaskan sesuatu. Mbah Djo namanya, seorang seniman wayang suket (wayang yang terbuat dari ilalang kering). Beliau menjelaskan tahap-tahap membuat wayang suket, mulai dari memilih lembaran ilalang hingga proses menganyamnya.
Berkat ketelatenannya, siapa sangka lembaran ilalang kering dapat disulap menjadi figur wayang yang unik nan menawan. Walau terlihat agak rumit, kami pun menyempatkan diri untuk ikut mencoba membuatnya.
Tak lama, nasi kotak sudah dibagikan. Sembari menyantap makan siang, kami mendengar penjelasan dari Mas Herman (Jelajah Jejak Malang) yang asyik mengisahkan asal muasal nama kota Malang dan nama daerah-daerah didalamnya, seperti Comboran, Jagalan, Klojen, dll. Betul pepatah yang mengatakan bahwa "Tak kenal maka tak sayang", dengan cerita tersebut kami jadi semakin mengenal dan tentunya merasa makin "dekat" dengan kota ini 🙂
Jam sudah menunjukkan pukul 11.15 WIB, mulai terasa terik menyengat. Kami pun berpamitan dengan teman-teman komunitas dan juga warga sekitar, untuk beranjak pulang. Kami senang sekali dapat berkolaborasi dengan komunitas-komunitas hebat seperti mereka. Meet up Malang Heritage Photo Walk kali ini tidak akan begitu berkesan tanpa kolaborasi dengan teman-teman sekalian. Tak lupa saya juga menyempatkan terima kasih kepada semua yang telah menyempatkan datang. Mohon maaf jika masih banyak terdapat kekurangan. Semoga langkah kecil ini bisa berlanjut ke langkah-langkah selanjutnya, untuk penyelamatan sisa-sisa cagar budaya kota.
Salam,
Mutiah - Malang Local Guides
--
Bagaimana, apa para senior LGI disini juga berminat menyelenggarakan acara serupa di kota masing-masing? 🙂 *salim satu-satu 🙂
@PaDeSSo @BudiFXW @BudionoS @NunungAfuah @SuhandiWidjaja @AgoesSantosa @SriSedono_id @ndraverne @RiverDefender dkk
Indonesia Local Guides | Bogor | Find me on Instagram! | Join my campaign: Here's How To Save The Planet Thru Your Reviews & Exploring Ecotourism Destinations in Luang Prabang
05-04-2018 07:19 PM
SolutionThanks for sharing your recap @MutiahA! What lovely photos, I must visit one day!! 🙂
I'm going to move your post to Let's Meet Up as others looking for meet ups can find your recap there!
05-04-2018 11:44 AM
@MutiahA Bogor siap akan menyusul konsep meetup seperti ini (kolaborasi dengan komunitas lainnya). Terakhir daku sudah mencoba bertemu dan berkenalan dengan salah satu komunitas di Bogor.
Banyak ide dan konsep acara setelah bertemu, mengobrol dan datang langsung ke lokasi.
Berharap segera terealisasi.
Terima kasih Malang, kalian menginspirasi kami di sini
05-04-2018 11:56 AM
Luar biasa neng @MutiahA, meet up yang diadakan untuk mengulas bangunan heritages yang ada di kota malang.
yang saya garis bawahi dan membuat saya takjub yaitu Malang local guides selalu mampu berkolaborasi dengan komunitas lain. Hal itu amat sangat positif, karena meet up yang kita adakan akan terarah pada sasaran.
Gambar yang disajikan begitu nyata dari sudut yang tepat sehingga menghasilkan photos yang indah.
Semoga pola kolaborasi ini menjadi inspirasi bagi Komunitas LG yang lain untuk bersinergi.
Kalau saya boleh ngasih saran, untuk topik yang menarik ini dibuat recap dalam bahasa inggris. Dan diposting di thread English
Salam, Senyum dan Santun
05-04-2018 12:05 PM
@MutiahA ulasan yang sangat bagus. Well done. Keep it up
05-04-2018 12:13 PM
Mlampah 5 jam ngantos sikil rasane pedhot.. 😢😢
But worth every pain! Beautiful kampong!
05-04-2018 01:13 PM
sangat menginspirasi buat kota lain ngadain acara serupa.
___
save your city's heritage
05-04-2018 01:22 PM
Keren sekali postingannya mb @MutiahA , sukses ya mb
05-04-2018 04:09 PM
@MutiahA wrote:
Halo teman-teman!
Ini adalah hasil meet-up kami, Malang Local Guides, yang bertema Heritage Photo Walk di Kampoeng Heritage Kayutangan, hari Minggu (29/4) kemarin. Acara ini merupakan kelanjutan dari acara sebelumnya, yaitu peresmian Kampoeng Heritage Kayutangan. Kali ini, acara ini kami kolaborasikan dengan acara heritage trail yang diinisiasi oleh teman-teman komunitas A Day To Walk dan gerakan #SaveMalangHeritage. Beberapa komunitas lain juga ikut serta dalam acara besar ini. Ada CouchSurfing Malang, Jelajah Jejak Malang, beberapa orang Duta Pariwisata Kota Malang, dll. Total lebih dari 50an orang ikut berpartisipasi di acara ini.
Jam 07.45 pagi, kami sudah berkumpul di meeting point kami, yaitu Alun-Alun Malang. Masing-masing peserta mendapat satu lembar peta jalur yang akan dilewati beserta info grafis yang menarik, langsung dibuat oleh teman-teman A Day To Walk dan #SaveMalangHeritage. Warnanya yang segar dan tampilannya yang menarik, membuat peta ini jadi semacam oleh-oleh tersendiri dari acara ini 🙂
Setelah berkumpul dan mendapat arahan dari Mas Gaharu, koordinator A Day To Walk, kami pun langsung bergegas menuju beberapa titik lokasi yang sudah dipersiapkan, Dimulai dari Titik Nol Malang di Plaza Sarinah, Monumen Chairil Anwar, Gedung Telegram, hingga blusukan ke gang-gang kecil di balik Jl. Raya Basuki Rahmat, yang kini telah resmi menjadi kampung wisata Kampoeng Heritage Kayutangan.
Tentu selama perjalanan uklam-uklam (re: mlaku-mlaku/berjalanan kaki) ini, banyak sekali spot-spot yang sangat menarik untuk diabadikan. Mulai dari bangunan heritage Gereja Hati Kudus Yesus, deretan toko-toko lama yang dulu pernah berjaya di sepanjang Jl. Basuki Rahmat, Rumah Namsin , sampai Gedung PLN dan Toko Avia yang sudah banyak dikenal orang.
Tak lupa juga, perjalanan kami menyusuri perkampungan heritage ini tak kalah mengasyikkan. Sebelum menjelajah lebih jauh, kami sempat mampir ke depot yang sudah terkenal di Malang, Depot Es Talun. Lokasinya persis di samping gerbang masuk Kampoeng Heritage Kayutangan. Gang-nya pun dinamai Gang Es Talun.
Setelah asyik mengobrol dan melepas dahaga, kami sempat terpisah sebentar dengan rombongan, sehingga kami mencoba untuk masuk kedalam beberapa rumah yang kebetulan dibuka untuk umum, seperti Rumah Djamoe, Rumah Jacoeb, dll. Kami pun mampir ke salah satu galeri milik warga, yang ternyata merupakan kediaman dari Bapak Komedi Indonesia, sutradara terkenal (Alm) Nya Abbas Akup.
Perjalanan masih berlanjut. Bersama rombongan, kami menyusuri tepian sungai hingga sampai di ujung Utara Kampung Kayutangan. Banyak sekali bangunan-bangunan lama yang masih terawat baik, bersanding dengan bangunan-bangunan baru bergaya modern masa kini.
Menyusuri lika-liku kampung kota, melewati Pasar Talun yang terkenal dengan keunikan lokasinya, kami pun sampai di tujuan terakhir. Di hadapan kami sudah ada semacam panggung kecil dengan banyak kerumunan orang. Terlihat sosok lelaki tua sedang menjelaskan sesuatu. Mbah Djo namanya, seorang seniman wayang suket (wayang yang terbuat dari ilalang kering). Beliau menjelaskan tahap-tahap membuat wayang suket, mulai dari memilih lembaran ilalang hingga proses menganyamnya.
Berkat ketelatenannya, siapa sangka lembaran ilalang kering dapat disulap menjadi figur wayang yang unik nan menawan. Walau terlihat agak rumit, kami pun menyempatkan diri untuk ikut mencoba membuatnya.
Tak lama, nasi kotak sudah dibagikan. Sembari menyantap makan siang, kami mendengar penjelasan dari Mas Herman (Jelajah Jejak Malang) yang asyik mengisahkan asal muasal nama kota Malang dan nama daerah-daerah didalamnya, seperti Comboran, Jagalan, Klojen, dll. Betul pepatah yang mengatakan bahwa "Tak kenal maka tak sayang", dengan cerita tersebut kami jadi semakin mengenal dan tentunya merasa makin "dekat" dengan kota ini 🙂
Jam sudah menunjukkan pukul 11.15 WIB, mulai terasa terik menyengat. Kami pun berpamitan dengan teman-teman komunitas dan juga warga sekitar, untuk beranjak pulang. Kami senang sekali dapat berkolaborasi dengan komunitas-komunitas hebat seperti mereka. Meet up Malang Heritage Photo Walk kali ini tidak akan begitu berkesan tanpa kolaborasi dengan teman-teman sekalian. Tak lupa saya juga menyempatkan terima kasih kepada semua yang telah menyempatkan datang. Mohon maaf jika masih banyak terdapat kekurangan. Semoga langkah kecil ini bisa berlanjut ke langkah-langkah selanjutnya, untuk penyelamatan sisa-sisa cagar budaya kota.
Salam,
Mutiah - Malang Local Guides
--
Bagaimana, apa para senior LGI disini juga berminat menyelenggarakan acara serupa di kota masing-masing? 🙂 *salim satu-satu 🙂
@PaDeSSo @BudiFXW @BudionoS @NunungAfuah @SuhandiWidjaja @AgoesSantosa @SriSedono_id @ndraverne @RiverDefender dkk
Nice. Well-done for doing an excellent job.
Cheers
05-04-2018 07:19 PM
SolutionThanks for sharing your recap @MutiahA! What lovely photos, I must visit one day!! 🙂
I'm going to move your post to Let's Meet Up as others looking for meet ups can find your recap there!
05-04-2018 11:03 PM - edited 05-04-2018 11:05 PM
@Shirley we're waiting for you 🙂