2022
Hallo kawan-kawan Local Guide,
Perkenalkan saya Katelianto panggil saja Lian, sekarang sedang aktif di Jakarta Local Guide (JLG). Meet-up ini adalah yang pertama buat saya bersama teman-teman Local Guide Jakarta, karena sebelumnya saya bergabung dengan teman-teman di Local Guide Yogykarta (YLG).
Kemaren Sabtu (6/10), saya dan kesebelas teman-teman dari JLG berkesempatan untuk liburan ke Pulau Pari selama 2 hari 1 malam. Buat yang mau tahu siapa kedua belas orangnya berikut nama-namanya (kali kan ada yang sudah kenal), Pak Suhandi, Pak Ain, Pak Isf, Pak Andries, Bu Winda, Bu Devi, Bu Ratna, Mba Jendi, Mba Septi, Lian (saya sendiri), Mbaa Debby, dan Rafael.
Sebelum jam 08.00 pagi kami sudah tiba di dermaga, karena masih ada waktu untuk sarapan dan sambil menunggu teman-teman yang lain datang maka beberapa orang memilih untuk sarapan terlebih dahulu. Setelah semua sudah hadir dan kira-kira jam 07.00-an pagi kami dipersilahkan untuk naik ke kapal untuk persiapan menyeberang.
Selama dua hari berkegiatan di pulau Pari semua mengikuti rundown yang sudah disiapkan, sesampainya di pulau kami langsung menuju ke homestay yang disediakan. Homestay ini ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu ruang tamu. Cukuplah buat berdua belas orang untuk bisa tidur, walaupun AC-nya rada kurang dingin pas dinyala’in.
Setelah beres-beres barang kegiatan dilanjutkan dengan makan siang dipinggir pantai Perawan, makan siang dengan pemandangan pasir putih dan laut yang biru jernih gimana nggak enak coba. Habis makan siang terus kami dijadwalkan buat snorkeling, rada sedikit kecewa sih karena di-rundown ditulis tiga spot ehh nyatanya cuman satu.
Tapi, cukup terbayar sih pas udah sampai tempat snorkeling dan pas nyebur ke laut buat melihat ikan dan terumbu karang nambah keren-lah. Ohh iya, buat sampai ke spot snorkeling kita butuh waktu sekitar 15 menit dari dermaga pulau Pari dan menggunakan kapan nelayan (perahu motor gitu sih). Sayangnya juga waktu buat snorkeling dibatasin cuman sejam gitu, padahal kan itu nagih banget sumpah (pengen balik lagi demi bisa snorkeling lama-lama, kuyy agendakan).
Sudah puas dengan snorkeling kami balik lagi ke pulau Pari, kembali ke homestay dan bersih-bersih. Karena sudah menjelang sore dan matahari juga mau tenggalam maka kami kembali ke pantai Perawan lagi untuk melihat sunset, nggak cuman bisa lihat sunset bisa juga main di pinggiran pantai atau milih naik perahu buat keliling nge-liat tanaman bakau (seruu euy).
Selama sore sampai malam itu acara bebas, kita dipersilahkan buat jalan-jalan, mau sepedaan juga ada (tapi sewa dulu), main banana boat ada, keliling pakai perahu pun ada, pokoknya lengkap. Tapi dari kami ada yang memilih untuk menyeduh kopi di pinggir pantai, nyedup dan meminum kopi sambil menikmati sunset gimana nggak enak (enakk bangettt).
Ketika matahari sudah sempurna tenggelam dan hari mulai gelap kami disungguhkan makan malam, nggak malam juga sih masih sore sebenarnya karena pas malamnya ada BBQ’an lagi jadi makan malam agak sedikit dimajukan. Kami disediakan dua ekor ikan dan satu ayam buat dipanggang, juara sih emang malam-malam makan ikan+ayam dipinggir pantai. Selesainya BBQ’an semua kembali ke homestay dan istirahat.
Hari kedua nggak kalah seru, jam 5 pagi sudah bangun dan bersiap buat melihat sunrise. Buat nge-liat sunrise kami harus berjalan sekitar 10 menit menuju dermaga pulau Pari, selain jalan kaki sebenarnya bisa pakai sepeda atau andong (motor angkut gitu). Yaa, tentunya mesti merogoh kocek buat sewa sepeda dan bayar andong (mending jalan sih sehat, haha).
Awalnya matahari terbit ‘malu-malu’ tapi pas lama-kelamaan mataharinya mulai nampak, cakep dah intinya. Sekitar sejam lebih di dermaga buat melihat sunrise lalu kembali ke homestay buat bersih-bersih dan kembai ke pantai Perawan buat sarapan. Kapan lagi kan bisa sarapan dengan pemandangan pantai dan angin ‘sepoi-sepoi’, mantapp betul.
Selesai sarapan masih ada beberapa jam lagi buat beres-beres dan kembali ke dermaga buat kembali ke Jakarta lagi, beberapa ada yang cuma duduk di pinggiran pantai sambil ngobrol, ada yang foto-foto, dan ada juga yang keliling naik perahu melihat tanaman bakau (nah kalo ini saya, haha), terus yang lain lagi nggak tau deh ngapain.
Pas jam 09.00 hari minggu (7/10), kami kembali ke homestay dan bersiap untuk kembali ke dermaga Kali Adem Muara Angke. Pukul 10.00 pas kami berangkat menuju Kali Adem, masih menggunakan kapal yang sama dengan yang kemarin mengantar ke pulau Pari. Karena sudah siang dan capek juga banyak yang ngabisin waktu buat tidur dan ada yang ngobrol-ngobrol juga, terus ada yang diem-diem baee (nah itu aku lagi, haha).
Sampai dermaga Kali Adem jam 12.00 siang (sesuai rundown), semua sampai dengan selamat dan beberapa anggota pamit pulang duluan (termasuk saya) dan yang lain lanjut untuk makan siang disekitaran dermaga Muara Angke. Itu sih kira-kira recap perjalanan selama 2 hari dan 1 malam di pulau Pari, semoga cukup menggambarkan kisah perjalanan disana.
Kalau ditanya mau balik atau nggak kesini lagi, tentu mau balik (mau banget malah). Kenapa ? yaa karena pantai-nya emang bagus, dan yang bikin nagih ya snorkeling-nya itu. Buat biaya sendiri nggak mahal cuma sekitar 350k (sudah include penginapan, makan, snorkeling, tiket perahu). Kalau buat dokumentasi sih saran saya mending bawa kamera sendiri, karena dokumentasi dari ‘mereka penyelenggara’ kurang bagus.
Terus kalau ada yang sakit atau butuh obat-obat buat penyakit khusus gitu mending bawa sendiri, bawa masker juga, bawa uang kalau bisa cash (karena disana nggak ada ATM), dan bawa perlengkapan secukupnya aja. Nggak perlu takut bakalan ter-isolasi karena disini sinyalnya kenceng ‘beud’ alias koneksi lancar, jadi yang mau kerja sambil liburan juga oke sih.
Sekian tulisannya semoga bermanfaat buat yang mau berkunjung ke pulau Pari, dan kalau mau kesana kabar-kabar aja (kali bisa bareng, hehe). Yang masih kurang jelas bisa tanya-tanya dikolom komen, terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca. Ohh iyaa, foto-foto diambil oleh beberapa orang jadi kalau ada fotonya yang kurang berkenan buat di-upload mohon berkabar biar bisa aku edit lagi. Terima kasih,
Salam,
Katelianto.
