Belahan Bathing Place, dikenal sebagai Candi Belahan atau Candi Sumber Tetek. Terletak di lereng timur Gunung Penanggungan atau Pawitra, gunung suci (Holy mountain) zaman Majapahit. Candi ini, tepatnya adalah petirtaan, tempat mandi, karena dilengkapi dengan pancuran-pancuran air, yang dibangun dengan arsitektur menggunakan bahan Bata Merah.
Versi pertama, bangunan ini dibangun masa Airlangga (1000 masehi). Namun, adapula yang berpendapat dibangun seratus tahun sebelumnya di Masa Empu Sindok. Keunikannya terletak pada dua arca yang menghias dua relung di sisi Utara dan Selatan. Relung Utara merupakan arca Sri. Di Selatan arca Laksmi.
Arca Sri sampai saat ini masih memancurkan air dari payudaranya. Konon, bisa bikin awet muda, lho…
Versi kedua, arca ini dibangun masa Majapahit karena, di bagian-bagian arcanya ada hiasan jurai-jurai matahari yang merupakan ciri khas bangunan masa Majapahit.
Yang membuat kontroversial adalah, arca Garuda Wisnu Naik Garuda yang saat ini ada di Meseum Trowulan, dianggap dari candi ini. Walaupun landasan arcanya terlalu besar. Sehingga tidak cocok.
Ada juga sebuah artefak (semacam arca kecil) yang ternya merupakan Candra Sengkala, semacam isyarat penanggalan dari masa lampau
Saat ini, kondisi Candi Belahan sangat rapuh. Airnya digunakan penduduk sekitar untuk keperluan sehari-hari dan mandi Juga untuk kepentingan ritual bagi sekelompok masyarakat lainnya