Bagi pencinta Travelling, masa-masa Pandemi Covid-19 memang tidak mudah. Berdiam di rumah, melakukan aktivitas normalnya orang biasa tentu sangat membosankan. Semua demi keamanan. Namun namanya Traveller, apapun dilakukan demi bisa mewujudkan keinginan Travelling yang telah lama “berkerak”.
Perjalananan saya kali ini dipenuhi dengan drama protokol kesehatan yang cukup ketat mulai dari keberangkatan sampai ke tempat tujuan.
Ini bukan kali pertama saya mengunjugi Bumi Patimura, Maluku. Namun kunjungan kali ini spesial, bukan hanya untuk berlibur, tapi ada program sosial kemasyarakatan.
Nyambi sebagai tenaga pengajar “dadakan” saya pun menyempatkan diri untuk berkunjung ke 3 Surga di Tanah Patimura. Saleman, Air Belanda & Pantai Ora.
Semua bertemakan laut, namun jalan menuju ke 3 tempat tersebut melewati pegunungan yang tak kalah seru dan menawan.
Berangkat dari Ibukota Maluku, Ambon pukul 08:00 WITA pagi, saya dan kawan-kawan bertolak menuju pelabuhan Liang yang kurang lebih memakan waktu 45 - 1 jam perjalanan. Dengan membayar 32 ribu untuk sepeda motor & 250rb untuk mobil kami pun akhirnya sudah di kapal Ferry yang siap membawa kami ke Pelabuhan Waipirit, pulau Seram. Tak lama memang, hanya 2 jam.
Dari pelabuhan Waipirit, kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke Saleman yang kurang lebih memakan waktu 5-6 jam perjalanan. Terasa lama memang, namun pemandangan selama perjalanan menuju Saleman tak habis-habisnya membuat kami takjub. 4 jam kurang lebih berjalan melalui pesisir, akhirnya kami pun diarahkan menuju jalur utama yang melewati pegunungan.
Serasa negeri di atas awan, itulah spot pemberhentian kami yang terakhir sebelum tiba di tujuan. Kami pun tidak tau apa nama daerah itu.
Meski hujan, perjalanan tetap kami lanjutkan. Meski memakai sepeda motor, hujan bukan rintangan yang berarti, namun kondisi basah karena lupa membawa jas hujan akan menjadi cerita tersendiri dari perjalanan yang sedang saya lalui.
Kurang lebih 2 jam dari pemberhentian terakhir tempat kami mengabadikan moment di pegunungan, destinasi yang kami impikan akhirnya terpampang di depan mata. Jam 4 sore tepatnya kami tiba di pelabuhan penyebrangan Negeri Saleman.
Benar saja, takjub saya dibuatnya. Bak dalam serial Jurassic Park, gunung-gunung mengelilingi hamparan luas lautan utara Maluku seperti pagar benteng yang menjulang.
Air jernih, laut bersih, kapal-kapal teratur, ditambah gunung-gunung yang melingkari pantai menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan.
Sejurus kemudian kami pun sudah sudah dalam kapal kecil yang siap membawa kami ke spot berikutnya, Air Belanda. Beberapa hari lalu sebelum keberangkatan kami sudah terlebih dahulu memesan penginapan di Air Belanda, harganya sangat terjangkau, untuk 2 hari 2 malam kami memakai 3 kamar dan hanya membayar sekitar 2jutaan sudah dengan makan 3x sehari (tidak ternasuk kapal penyeberangan).
Keesokan paginya kami kembali naik kapal menuju spot memancing yang tak jauh dari Air Belanda.
Meski cuaca agak mendung, tapi hasil tangkapan kami cukup lumayan untuk menambah menu makan siang.
Siang menjelang sore, kami kembali bertolak menuju Pantai Ora untuk Snorkling. Hamaparan terumbu karang dan warna - warni ikan menambah kesan perjalanan saya di Pantai Ora.
Selesai? Belum.!
Setelah puas snorkling di bawah rintikan grimis kami kembali bertolak ke pantai Tebing. Sesuai namanya, Pantai ini dikelilingi oleh tebing gunung yang menjulang.
Hanya 2 hari 2 malam memang saya & teman-teman menginap di Air Belanda, tapi nampaknya moment tersebut akan membekas selamanya.
Cukup panjang jika harus diceritakan semua pengalaman saya selama berada di Maluku karena masih banyak tempat yang saya kunjungi & harus saya ceritakan kepada teman-teman semua.
Kira-kira spot apa ya yang akan saya ceritakan berikutnya.
Ada yang bisa tebak.?
Oia, jangan lupa Ikuti, Like, Share & beri komentar positif di Google Map saya y, Juragan Kopi.