Pasar Terapung Banjarmasin (Banjarmasin Floating Market)

Pasar Terapung Banjarmasin berada di Sungai Martapura sebagai salah satu daya tarik wisata, menempati platform apung (ponton), disediakan beberapa jembatan penghubung dari tepian ke platform yang dipenuhi deretan Jukung dan Kelotok.

Jukung adalah perahu kayu tradisional yang digerakkan dengan dayung , bentuknya ramping dan panjang, cocok untuk menyusuri sungai-sungai kecil dan dangkal.
Kelotok adalah perahu kayu yang dilengkapi dengan mesin motor. Ukurannya bervariasi, dari yang kecil hingga yang cukup besar untuk membawa banyak penumpang cocok untuk perjalanan jarak jauh melintasi sungai.

Berada di Pasar Terapung Banjarmasin pengunjung dapat menikmati pengalaman berbelanja di atas jukung atau kelotok, membeli berbagai macam barang seperti makanan atau minuman tradisional, buah-buahan dan kerajinan tangan.





Makanan dari ringan hingga berat sepeti ulasan saya tentang Wadai Banjar, buah-buahan yang ada sepanjang tahun bahkan buah musiman, jika Anda beruntung akan menemukan beberapa buah langka asli Kalimantan.
Selain berbelanja, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan sungai dan kesibukan aktivitas masyarakat di sungai.

Ketika Anda berada di Pasar Terapung Banjarmasin tentunya akan berinteraksi dengan penjual perempuan yang biasa dipanggil “acil” dalam proses transaksi tawar menawar harga itu hal yang wajar jika Anda tertarik dengan dagangan mereka. Warga Kalimantan Selatan menganut sayriat Islam maka akan terjadi akad jual beli ketika Anda berbelanja. Jika dagangannya laku maka acil akan mengucapkan “jual” dan Anda sebagai pembeli membalas dengan ucapan “tukar” yang artinya saya beli.

Kesempatan kali ini saya mengunjungi kelotok Warung Soto Abdullah, pesan sate ayam dengan lontong. Cari tempat duduk yang menghadap ke Pasar Terapung menikmati sate sambil digoyang ombak.



Location :

Fasilitas :
Parkir,
Restroom,
Dine in / take away,
Outdoor,
Kabanyakan Tunai / Non Tunai

Demikian cerita kontribusi saya dari tanah Kalimantan Selatan kali ini semoga bermanfaat, jika ada hal yang tidak sesuai dengan tulisan saya mohon dikonfirmasi untuk dapat saya perbaiki, Terimakasih.

Salam connect dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

16 Likes

Glad to see the Banjarmasin Floating Market, thank you for sharing the post @fachrie230

2 Likes

Thankyou @AbdullahAM for taking your time.

1 Like

It’s really cool to see these amazing cultural aspects. Do you know when this floating market started @fachrie230?

2 Likes

You captured it well at a good time
@fachrie230

2 Likes

Very detailed as always. Thanks for sharing @fachrie230 :raised_hands:t3:

1 Like

Hello @mrinmoiHossain, Floating markets have existed since our ancestors, even in the past trade transactions with barter, the condition is less competitive with modern markets.

The government and related agencies are trying to preserve the floating market culture with eco-tourism.

1 Like

Thankyou @Hashmat_Bro I take it in the afternoon last month, little bit cloudy.
Market so crowded, waiting so long for a momentum.

Thankyou so much sista @NunungAfuah , I still collecting ammunition to post other story.

1 Like

Floating markets and boats look exciting @fachrie230
These are not common out here in India.
Also the variety and color of the produce looks fascinating :star_struck:

1 Like

Thankyou @TusharSuradkar for your time,
Banjarmasin used to be known as the city of a thousand rivers, but massive development has narrowed the rivers.

Therefore, the government is trying to restore the river’s function, by preserving this floating market.

1 Like

Thanks for sharing your experience. Your story reminds me of my own visit to a floating market in Bangladesh more than a year ago, which was a busy farmers’ market.
Read about the Boithakata floating market in Pirojpur, Bangladesh.

1 Like

Excellent @SadmanRafid, I already check that link, exactly almost similar floating market, nice story, thankyou for sharing.

1 Like