Menemukan tempat ini berkat informasi dari sobat Local Guide yang tinggal di kawasan ini, @Jeli_motret . Dari luar, kita bisa melihat pintu unik masuk berupa gapura batu yang diukir dan disusun sedemikian rupa, bersambung dengan pagar susunan batu kali yang estetik, lengkap dengan papan penunjuk Candi Tirto Raharjo yang mudah terbaca bagi siapa saja yang kebetulan lewat di jalan Kasongan. Candi sekaligus tempat makan dan penginapan yang bisa disebut permata tersembunyi di kawasan Dusun Kasongan Yogyakarta, satu kawasan desa wisata dimana kita bisa menemukan pola kehidupan masyarakat desa, kesenian tradisonal yang bertahan hingga kini, dan tentu saja kerajinan gerabah berbagai jenis.
Ketika memasuki tempat ini, bisa dilihat beberapa patung di kanan kiri dan rumput hijau di bagian tengah. Kita akan disambut oleh pelayan yang mempersilahkan setiap pengunjung ke bagian tengah di mana terdapat beberapa bangunan artistik dan meja kursi berbahan kayu jati. Saya bersama partner setia @Annisa1208 dan teman-teman, memilih lokasi di belakang kolam renang yang cukup rindang dan asri. Saya sendiri memilih menu Panseared Salmon, menu berupa ikan salmon segar yang dipanggang ditambah dengan baby potato, grilled asparagus, fried enoki dan mangut saus cream. Minumnya saya memilih Sparkling Apple Breeze, minuman sehat yang merupakan paduan jus apel, sirup gula merah, lemon, bubuk kayu manis, dan soda serai.
Sambil menikmati menu makanan, kita bisa merasakan suasana syahdu Candi Tirto Raharjo, lengkap dengan koleksi tanaman langka di berbagai sudut, salah satunya pohon Maja. Ada kisah menarik di balik pendirian candi ini. candi yang terdiri dari tiga buah bangunan candi buatan ini menyimpan kisah yang sangat romantis. Ternyata, pembuatan candi tersebut merupakan hadiah ulang tahun pernikahan ke-25 tahun sang pemilik bernama Pak Timbul kepada sang istri, Ani Faiqoh. Wow, amazing. Sesuai dengan permintaannya, sang pemilik ingin membuat sebuah bangunan candi yang ‘benar-benar candi’ yang bisa digunakan oleh umat Hindu untuk bersembahyang. Untuk itu, proses yang harus dilewati oleh pemilik cukup panjang. Sebelum membangun Candi Tirto Raharjo, terdapat beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi, di antaranya adalah membangun yoni (tempat meletakkan lingga berbentuk persegi), lingga (arca atau patung yang menjadi objek pemujaan), dan peripih (isian candi yang bisa berupa biji-bijian, manik-manik/batu-batu semi mulia, atau bisa juga lempengan emas tipis). Peripih di dalam candi ini mempergunakan emas asli. Ada pepatah mengatakan bahwa candi tanpa peripih, ibarat raga tanpa jiwa. Oleh karena itu, Pak Timbul memberikan peripih yang terbaik untuk candi ini, yaitu berupa emas asli. Dengan telah terpenuhinya persyaratan tersebut, jadilah Candi Tirto Raharjo yang sebagaimana bisa kita lihat sekarang ini dan bisa dipergunakan oleh pengunjung untuk beribadah setiap waktu.
Anda pernah berkunjung ke sini?
Atau memiliki data keterangan, gambar, atau video lainnya terkait keberadaan tempat ini?
Silahkan tambahkan di kolom komentar, pasti akan sangat bermanfaat
Salam, Brian