PENAFIAN: Ini adalah konten edukasi Bagaimana Caranya Untuk. Kekurangcakapan kami dalam memilih diksi dan memilah kata boleh jadi berakibat kiriman ini tidak bisa dialihbahasakan secara sempurna oleh Google Translate. Tidak menyertakan titik lokasi di Google Maps karena mager.
Menurut panduan di laman Bantuan Local Guides, data yang buruk tidak akan menambahkan nilai pada Maps. Data ini bisa berupa duplikat, fitur dengan informasi yang salah, dan sebagainya. Dan rasa rasanya kami baru saja menemukan satu contoh kasus data buruk di peta sekitar kota tempat kami tinggal. Begini ceritanya:
Pada satu penelusuran yang kami lakukan di Google Maps kota sekitar tempat kami tinggal beberapa yang waktu lalu, tanpa sengaja mata kami bersirobok dengan satu nama tempat yang menurut kami tak lazim: “Dilarang Berjunlan (maksudnya Berjualan tapi salah tik) Sepanjang Jalan Ini.”
Mengapa kami menganggap nama ini tak lazim?
Berdasar pengalaman, di kota tempat kami tinggal nama tersebut tak galib digunakan sebagai nama tempat. “Dilarang Berjualan Sepanjang Jalan Ini” lebih banyak kami temukan tertulis di papan peringatan yang terpasang di tempat strategis untuk melarang pedagang kakilima mangkal di kawasan tersebut. Sehingga ketika ada tempat dengan nama demikian, kami pun menganggapnya tak lazim.
Berdasar pengalaman menjalankan proyek #LGCTM untuk membersihkan Maps dari #KontenRaMutu bersama kerja kelompok Local Guides Lawang dan Malang, kami punya teori bahwa penggunaan nama yang tak lazim merupakan penanda awal bahwa ada hal tak beres dengan listing/tempat tersebut. Misal listing tempat palsu yang dibuat oknum kontributor gabut untuk mengisi waktu nakal.
Tentu tidak semuanya, melainkan biasanya.
MEMERIKSA “DILARANG BERJUALAN SEPANJANG JALAN INI” DAN VARIASINYA
Mendapati tempat seperti ini tentu kami tak bisa gegabah. Yang pertama kami lakukan adalah memeriksa detil informasi listing “Dilarang Berjualan Sepanjang Jalan Ini” di Google Maps. Ternyata ini adalah listing Halte Bus. Sadar bahwa kami hanyalah Local Guides jelata yang tak mampu menyunting informasi di listing semacam ini, bahkan sekadar memperbaiki salah tik, kami memutuskan untuk tidak memperpanjang urusan. Kami pun angkat kaki.
Tapi apakah ini berarti penyelidikan kami atas tempat dengan nama seunik ini berhenti sampai di sini? Oh, tentu tidak! Jujurly, ada Lencana Penulis di Connect yang kami incar. Karenanya kami pun meneruskan penyelidikan. Demi konten!
Di penyelidikan kedua ini kami mengalihkan sasaran tembak. Alih alih memasukkan kata kunci “Dilarang Berjualan Sepanjang Jalan Ini” di kolom pencarian Google Maps, kali ini kami hanya memasukkan kata kunci “Dilarang” (dan variasi penulisannya seperti “Di Larang”). Dan hasilnya: Wuakeh! Buanyak!
Dari hasil pencarian ini kami mendapati cukup banyak listing/tempat di Google Maps yang memasukkan unsur kata “Dilarang” pada nama tempatnya. Kami tak menghitung pasti, tapi sepertinya belasan. Di antaranya tempat dengan nama “Dilarang Keras,” “Dilarang Merokok,” “Dilarang Masuk,” “Dilarang Nitik,” dan sebagainya.
Segera kami pun memeriksa tempat tempat yang kami curigai tersebut dari jauh.
Ya, kami memang tidak benar benar mendatangi tempat tempat tersebut untuk memeriksa. Alasannya sederhana: mager. Karena siapa pula yang mau bepergian ratusan kilometer secara swadaya hanya untuk memeriksa informasi yang secara logika beberapa di antaranya bisa diperiksa tanpa perlu beranjak dari singgasana? Kami cukup percaya diri dengan pengalaman dan pengetahuan kami akan kebiasaan lokal, karena yang kami teliti adalah wilayah sekitar kota tempat kami tinggal.
Hasilnya? Ada kesamaan ciri yang kami amati pada listing tempat tempat tersebut. Di antaranya: (1) nama yang terkesan lebih sebagai sebuah larangan ketimbang nama tempat (Dilarang Masuk, Dilarang Merokok, Dilarang Berjualan Sepanjang Jalan Ini); (2) kolom informasi listing di Google Maps yang tidak lengkap; (3) nihilnya foto dan ulasan yang dibagikan pengguna; serta (4) pemilihan kategori tempat yang terkesan asal asalan.
Atas tempat yang seperti tersebut kami pun mengusulkan penutupannya dengan alasan “Tempatnya Tak Ada di Sini.” Ghoib. Sebagian besar usulan penutupan tempat yang kami ajukan telah disetujui dan berstatus telah terpublikasi.
NAMA TEMPAT AKURAT
Di laman Bantuan Google Bisnisku disebutkan bahwa bisnis mestilah ditampilkan sebagaimana bisnis tersebut biasa ditampilkan dan dikenali di dunia nyata melalui papan reklame, alat tulis, dan branding lainnya. Termasuk untuk nama bisnis yang ditampilkan di Google Maps. Menggunakan nama bisnis secara akurat akan membantu pelanggan menemukan bisnis tersebut secara daring.
Lalu apakah listing/tempat yang menggunakan nama berunsur “Dilarang” (dan variasinya) seperti tersebut di atas sudah pasti tempat abal abal? Data buruk di Google Maps? Oh, belum tentu, Fulgoso!
Tentu tak ada larangan bagi pemilik tempat usaha untuk memilih nama apapun yang menurut mereka catchy sebagai nama tempat usaha, kendatipun tak lazim menurut sementara kebiasaan lokal. Pernah mendengar nama “Nasi Goreng Jancuk?” Nah! Sekalipun ini adalah nama bisnis yang akurat, namun bagi orang Surabaya dan sekitarnya kata ini tetap setara F words di Amerika Serikat. Mau kami terjemahkan?
Pun seandainya ada tempat yang benar benar menggunakan nama “Dilarang,” yang menurut kami tak lazim, maka listing tersebut tidaklah bisa dilaporkan sebagai data yang buruk. Namun sayangnya hingga kiriman ini ditulis kami belum pernah menjumpai hal yang seperti itu.
MENEMUKAN POTENSI KATA RUSUH
Di kota tempat kami tinggal, di manakah kata “Dilarang” ini jamak ditemui? Jawabannya: di banyak tempat! Di tikungan jalan kampung, di ruang kelas sekolah, hingga di sebelah toilet umum di pasar kata “Dilarang” ini mudah ditemui. Tentu dengan berbagai jenis larangannya. Kata yang begitu seringnya ditemui hingga akhirnya, barangkali, terpatri di memori bawah sadar.
Karenanya kami jadi punya teori, bahwa ketika para oknum kontributor nakal tersebut ingin melucu (atau merusuh?) di Google Maps dengan menambahkan listing/tempat palsu, maka ada potensi kata “Dilarang” itulah salah satu yang pertama muncul di benak mereka.
“Bikin tempat dengan nama ‘Dilarang Nitik’ sabi, nich?!” misalnya.
Sehingga jadilah beberapa tempat (diduga) palsu dengan nama berunsur “Dilarang” tertera di beberapa lokasi di Google Maps. Ini data buruk dengan informasi yang salah, ini hal yang dilarang di Google Maps. Laporkan!
Kalau di kota tempat kalian tinggal, apa kata yang umum ditemui di banyak tempat yang sekiranya berpotensi digunakan oleh oknum kontributor nakal untuk merusuh Google Maps kota kalian? Jika berkenan, bagikan temuan kalian di kolom komentar di bawah, ya? Ada hadiah menarik bagi Local Guides yang tercepat dan tertepat menemukan kata khas tersebut!*
*) Tapi bo’ong!