Kisah Nabi Ibrahim AS dan Makna Idul Adha :Pengorbanan dan Ketaatan yang Menyentuh Hati

Menyembelih seorang anak yang tak berdosa , menyembelih anak laki-laki sendiri yang tak bersalah,sanggupkah engkau? Nabi Ibrahim AS mendapat mimpi berulang kali, yang awalnya dia duga dari iblis. Perintah dari Allah SWT agar menyembelih Ismail AS putra satu-satunya. Ia sedang diuji. Apakah dia harus mengorbankan anak lelaki yang dicintainya demi ketaatan kepada Allah SWT. Dia bertekad bulat, tetap berangkat.

Seandainya saya yang diberi perintah, dalam 1/sejuta detik, saya akan menolak. Biarlah saya masuk neraka, biarlah saya gagal jadi orang sholeh, bodo amat ! Asal anak saya selamat. Belas kasihan pada bocah tak berdaya itu, lebih menguncang saya ketimbang patuh pada perintah Allah Swt.

Untungnya saya orang biasa yang bukan Nabi Ibrahim a.s. Tindakan Nabi Ibrahim a.s di Jabal Qurban, dekat perbatasan antara Mina dan Musdalifah (Bukit Muria) itu tak dapat dibenarkan oleh nilai dan hukum apapun. Tak mudah membayangkan seorang ayah harus menyembelih leher anaknya sendiri. Mungkinkah ia tega melakukannya?

“Bila ayah baringkan aku untuk jadi korban, telungkupkan wajah, jangan ayah letakkan miring ke samping, sebab aku khawatir, bila ayah melihat wajahku, rasa belas akan merasuki diri ayah, dan ayah akan batal melaksanakan perintah Allah SWT.” (Tafsir Al-Tabrani)

22:10 Sesudah itu Ibrahim mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

22:11 Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya:”Ibrahim,” Ibrahim” Sahutnya: “Ya Tuhan.”

22:12 Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia.”

Saat itu Nabi Ibrahim AS melihat kembali ke wajah bocah yang nyaris disembelihnya. Wajah yang menyebabkan perintah Allah SWT punya makna :”Jangan engkau membunuh!”

Adapun pesan pakar tafsir Al-Quran , Prof. Dr. H. M. Qurais Shihab tentang peristiwa kurban adalah sembelihlah sifat kebinatanganmu, seperti rakus, angkuh, sombong, mau menang sendiri, tidak peduli hak orang lain, dan jangan membunuh manusia untuk alasan persembahan (dewa-dewi). Kala itu marak manusia yang dijadikan tumbal persembahan untuk dewa-dewi supaya mereka tidak murka.

Puisi ini mewakili ungkapan hati domba dihari penyembelihan.

Etsa

Kalau kau ingin tahu berapa banyak cintaku

Tak akan terhitung oleh helai rambutmu

Tapi jika kau ingin tahu tentang hidup

Lihatlah goresan dan kerut yang kau ukir di wajahku

Yang kau isi dengan cerita pada setiap garisnya

Aku menyukai hidup ini

Meski hitam

Karena begitu mengemaskan

Seperti bibir hitammu yang menggebu kupuja

Dan aku mengorbankan diri di dalamnya

Seperti sapi atau domba

Di pemotongan hari kurban

Ika Natasya pernah menulis tentang hikmah kurban yang menawan, saya kutipkan sebagai bahan renungan kita bersama.

Setiap kita adalah Ibrahim. Dan setiap Ibrahim punya Ismail.

Ismailmu mungkin hartamu, Ismailmu mungkin jabatanmu,

Ismailmu mungkin gelarmu, Ismailmu mungkin egomu.

Ismailmu adalah yang kau sayangi, dan kau pertahankan di dunia ini. Ibrahim tidak diperintah Allah untuk membunuh Ismail.

Ibrahim hanya diminta Allah untuk membunuh rasa kepemilikan terhadap Ismail, karena hakikatnya semua adalah milik Allah…

Semoga Allah Swt. menganugrahkan kesolehan Nabi Ibrahim a.s dan keikhlasan Nabi Ismail kepada kita semua, agar kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita. Selamat Hari Raya Idul Adha. Semoga ibadah kita , termasuk korban kita diterima oleh Allah Swt.

12 Likes