Jazz Atas Awan: Menikmati Konser di Suhu Ekstrim

Adakah teman Local Guides yang menyukai musik jazz? Semoga kita sama ya, saya juga penggemar musik jazz.
Meski bukan penggemar yang wajib nonton konser, kalau ada kesempatan nonton, ya kenapa enggak kan? Saya beruntung sekali bisa menonton konser musik Jazz Atas Awan di Festival Dieng 2022. Event ini kembali hadir di Desa Wisata Dieng pada 2-4 September 2022 setelah kurang lebih tiga tahun vakum karena pandemi. Tentu saja, menonton konser di Dataran Tinggi Dieng berarti siap merasakan konser di suhu alam yang sangat dingin.

Perjalanan Menuju Dieng
Dari Jakarta saya naik bus di Terminal Grogol menuju pusat kota Banjarnegara. Dari sana saya melanjutkan perjalanan ke Dieng menggunakan motor bersama teman yang berdomisili di Banjarnegara.
Saya tidak menggunakan jasa perjalanan wisata karena ingin menekan biaya. Paket wisata festival ini dijual dengan harga fantastis. Sehingga saya memutuskan untuk menempuh jalan ninja. Hehe.
Perjalanan menuju Dieng sangat menantang. Penuh adegan menegangkan dan dibumbui hujan intensitas sedang. Tapi semua itu tergantikan dengan pemandangan alam yang sangat indah. Dataran Tinggi Dieng dikelilingi pegunungan dan area pertanian yang menyejukkan mata.
Jangan tanya saya menginap di homestay mana ya, karena saya berkemah di sekitar panggung jazz. Namanya juga perjalanan low budget, dan pastinya sangat seru berkemah bersama teman-teman.

Pentas Dangdut di Panggung Jazz
Hari pertama, Jazz Atas Awan menampilkan musisi lokal sekitaran Jateng-DIY dengan bintang tamu Stars and Rabbit dan Denny Caknan.
Memang rasanya aneh ada pentas dangdut di panggung jazz. Tetapi Denny Caknan berhasil tampil profesional membawakan salah satu lagu populernya dengan nuansa jazz. Suasana tetap meriah dan penonton asyik menyanyi sambil bergoyang dangdut sampai lagu terakhir. Acara ditutup dengan menerbangkan lampion bersama.

Menggigil di Tengah Konser
Suasana di hari pertama, suhu tidak seberapa dingin. Hanya berkisar 10⁰-15⁰ C. Meskipun bagi saya yang terbiasa hidup di udara tropis, rasanya tetap saja sangat dingin.
Suhu mulai turun di hari kedua. Entah kenapa, jadwal yang harusnya dimulai pukul 3 sore diundur hingga waktu magrib. Hal ini menyebabkan para seniman jazz yang akan tampil di malam hari kesulitan beradaptasi dengan suhu ekstrim. Terutama bintang tamu yang dijadwalkan tampil berurutan menjelang penutupan. Ada Marcel Siahaan, Budi Doremi, Andien, dan Souljah.
Saya acungi jempol untuk mereka yang tetap tampil prima meski suara dan stamina pastinya kendor di suhu yang terus turun. Souljah menutup malam dengan ciamik sekitar jam 2 pagi. Kembang api memeriahkan malam yang saat itu suhunya berkisar 5⁰ C.

Sebelumnya, menonton konser musik rasanya selalu panas. Meski konser indoor, dinginnya AC kadang tak mampu mengalahkan panasnya suasana. Semua penonton menguarkan panas tubuh dengan menyanyi dan bergoyang.
Jazz Atas Awan di Dieng ini pengalaman nonton konser tergila dalam hidup saya. Benar-benar harus mempersiapkan stamina fisik prima, selain persiapan outfit yang cocok untuk suhu dingin. Harus tau kapan waktunya berhenti jika fisik melemah karena kedinginan. Sayapun, harus puas hanya menonton sebagian bintang tamu. Untungnya tenda saya tidak jauh dari panggung. Area penonton juga tidak penuh, jadi saya leluasa keluar masuk jika ingin beristirahat di tenda atau kembali menonton konser.

Saya sangat happy akhirnya bisa menonton konser ini, penantian bertahun-tahun yang tertunda. Ada yang pernah menonton konser Jazz Atas Awan kah? Atau cerita pengalaman menonton konser yang berkesan? Boleh komen di bawah. Kita berbagi cerita pengalaman nonton konser :slightly_smiling_face:

Terima kasih sudah membaca!

Lokasi Konser:

Dieng Plateau
https://maps.app.goo.gl/BkCcHc3i4DTEaS2h6

14 Likes

Halo @Liahakso

Sungguh pengalaman yang istimewa bisa nonton konser musik jazz di Dieng, lengkap dengan kisah perjalanan yang aduhay.

2 Likes

Luar biasa mba @Liahakso ,

Nuansa musik modern dipadukan dengan nuansa alam pegunungan sesuatu banget, karena penggemar musik jazz yang rata rata ada di perkotaan niat banget hadir sekalipun menempuh jarak jauh.

Ada lagi yang bikin PaDeSSo terkesan yaitu Low Budget, menekan biaya :face_with_hand_over_mouth: sebisanya, terdapat unsur kesederhanaan seorang backpacker sejati, salut

3 Likes

Makasih Oom @br14n seger banget lho pemandangan menuju Dieng. Apalagi kalau cuacanya cerah

1 Like

Wah, konser jazz di suasana alam memang unik rasanya Pak @PaDeSSo penggemar jazz banyak yang mengusahakan datang ke konser semacam ini. Selain di Dieng, ada Jazz Gunung di Bromo dan Ijen.

Festival Dieng sendiri sebenarnya acara budaya. Ada beberapa event lain yang diselenggarakan selain konser Jazz Atas Awan. Salah satunya upacara ritual pemotongan rambut gimbal. Tapi saya nggak nonton karena stamina ngedrop banget melawan suhu ekstrim :sweat_smile:

2 Likes

Hi @Liahakso

Aku kok ikut menggigil bacanya. BRRRRR

Terima kasih sudah sharing

2 Likes

Wah tulisan yang menarik mba @Liahakso , kemarin sempat baca berita katanya beberapa penonton ada yang sampai kedinginan ya? Kalau mb Lia sendiri ada tips nggak buat yang nonton festival musik di atas gunung seperti itu?

1 Like

Begitulah Mam @Ddimitra sepanjang malam menggigil

Cerita yang sesungguhnya malah lebih parah Mbak @NunungAfuah tenda saya kan deket dari panggung. Jadi menyaksikan banyak hal selama konser.

Nanti saya buatkan trit tersendiri deh, caranya survive nonton konser di suhu dingin.

1 Like

Wah siap! Jadi penasaran. Ditunggu tulisan selanjutnya :two_hearts: @Liahakso !

Ahahaha. Siap Mbak @NunungAfuah terima kasih sudah memberi ide untuk tema selanjutnya :grin: