05-24-2018 12:32 PM - edited 05-24-2018 01:48 PM
Photowalk kali ini sebenarnya tidak terencana. Dibungkus sebagai jalan-jalan bersama teman dari Indonesia yang sama-sama belajar di Taiwan saya menyisipkan beberapa informasi tentang local guides ke mereka. Acara Photowalk ini dilaksanakan di alam terbuka, dimana bisa juga kali ya disebut dengan Geowalk (galau ngasih judul) dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2018 yang lalu di Yehliu Geopark yang ada di Taiwan bagian utara. Saya bersama dengan 6 pelajar Indonesia yang sedang bersekolah di Taiwan melakukan perjalanan ini dari Taipei.
Taiwan adalah salah satu negara dengan populasi orang Indonesia yang bekerja dan belajar disini lumayan banyak. Bayangkan saja populasi penduduk di negara ini adalah 23 Juta orang, sedangkan tercacat dari data di Imigrasi terdapat 270 ribu orang Indonesia yang terdaftar bekerja di Taiwan, angka ini belum ditambah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di taiwan (data dicari ngga ketemu 😞 ) Jadi bisa dibayangkan donk dari statistik orang Indonesia disini saja bisa dibayangkan begitu banyaknya orang Indonesia disini.
Yehliu Geopark adalah salah satu geopark yang terdiri dari sekumpulan batu kapur yang ada di pantai bagian utara taiwan (berbatasan dengan samudra Pasifik, dan terbentuk alami karena abrasi dari air laut disaat air pasang sehingga batu tersebut terkikis membentuk suatu bentuk-bentuk tertentu. Nah itulah yang menjadikan daya tarik bagi wisatawan yang akan main ke geopark ini. Dari berbagai macam bentuk abstrak batuan tersebut terdapat beberapa batu yang bentuknya terkenal daripada bentuk lainnya yakni "The Queen Head" atau kepala Ratu. Kenapa dinamakan seperti ini, karena batu ini berbentuk seperti kepa wanita yang sedang mengunakan mahkota. Penasaran dengan bentuknya? Langsung cek sendiri dibawah ini:
Nah selain batu tersebut masih banyak bentuk batu-batuan lain ditempat ini, ada yang berbentuk singa, hati, bola, ah macem-macemlah! Bentuk bentuk unik ini saat ini mulai menjadi perhatian pemerhati lingkungan di Taiwan dan Pemeritah Taiwan, karena adanya abrasi air laut setiap harinya saat air pasang, batuan ini makin lama makin terkikis dan "leher" batu ini makin lama makin mengecil. Hal ini bisa dilihat dari foto yang ditampilkan mengenai perkembangan batuan ini dari tahun ke tahun yang mana terlihat lehernya makin kecil, bentuk batu dan perkembangan dari tahun ke tahun dapat dilihat di foto dibawah ini:
Foto berasal dari berita di Taiwan
Selain obyek wisata ini, di Yehliu Geopark juga terdapat Yehliu Ocean World, mungkin bisa disebut sebagai sirkus hewan laut mungkin ya kalau di Indonesia. Untuk masuk ke Ocean World pengunjung harus membeli tiket secara online. Semetara untuk Yehliu Geopark, kita bisa membeli tiket di tempat ini langsung. Harga tiketnya lumayan murah sebesar 80NTD atau setara dengan 30 ribu rupiah. Satu hal yang selalu membuat saya terkesan setiap berjalan-jalan di Taiwan ini baik itu di wisata yang bersifat alami, atau wisata yang dibuat oleh manusia, tidak nampak satupun SAMPAH disana. Hal ini yang selalu membuat decak kagum saya kepada negara ini. Mereka benar-benar menghargai alam dengan menjaganya dengan baik. Sebenarnya ada saja tong sampah yang disediakan pemerintah di tempat tertentu namun tetap saja saja jarang melihat sampah berserakan atau menumpuk disekitarnya (biasanya di halte bis atau di statiun kreta).
Sebenarnya hal ini terkait juga dengan kebiasaan orang Taiwan. Dimana tidak jauh dengan negara tetangganya Jepang. Mereka memiliki sifat SALING MENGHARGAI dan budaya MALU yang tinggi. Dengan dua sifat ini berkolaborasi menciptakan Taiwan yang tertib dan bersih. Lalu kalau kalian tanya, kemana sampah mereka? Jawabannya setiap orang akan menjaga sampahnya masing-masing dan membuangnya ditempat sampah yang telah ditentukan. Sebentar! Buang sampah tidak sembarang buang sampah disini... Karena setiap orang harus benar-benar memisahkan sampah yang dapat diolah, sampah bisa dimakan kembali oleh binatang, dan sampah yang benar-benar berupa sampah. Kalau sampah terlalu banyak biasanya akan dibawa pulang kembali kerumah masing-masing kemudian akan mereka pisahkan dirumah dan nanti dibuang saat ada mobil sampah lewat (Mobil sampah ini akan datang setiap malam dan muter di gang2 dengan membunyikan sirine khasnya. Dan orang akan mengantri hanya untuk membuang sampah!).
Dan inilah foto grup jalan-jalan photowalk kali ini...
Setelah puas berjalan-jalan, tiba saatnya mengisi perut (kebetulan waktu itu belum mulai puasa ya..) jadilah kita hunting makanan seafood di seputaran objek wisata ini. Secara tidak sengaja kami menemukan satu restoran Indonesia disana dengan menu spesial Bakso dimana restoran ini juga baru buka! Wah cocok banget ya! Sebagai bonusnya disebelah restoran ini ada musholla kecil dan bisa digunakan untuk ibadah sholat. Kebetulannya lagi, tempat ini belum ada di googlemaps, langsung karena insting localguide, langsung kita lakukan adding lokasi dan informasi lainnya, penambahan gambar, dan ulasan bakso tempat ini dengan sambelnya yang mantap. Lokasinya ada disini :
Proses adding tempat, penambahan foto dan infomasi terkait dua tempat inipun berjalan mulus. Kemudian teman-teman pun penasaran. Nah kesempatan ini saya manfaatkan untuk menjelaskan apa itu local guides kepada mereka, apa yang kita lakukan, dan kontribusi seperti apa yang dapat kita berikan dan dampak serta manfaatnya kepada orang lain. Dan saat itu juga mereke menyatakan untuk bergabung dengan komunitas local guides ini..
Nah itulah cerita saya jalan-jalan saya dan melakukan adding tempat, review, adding picture dan hal lainnya ditempat baru yang belum masuk dalam google maps sebagai bonusnya, mengajak dan memberikan informasi kepada teman yang pada akhirnya juga bergabung ke kontributor sebagai local guides pemula. (din)
Keep exploring dan salam kontribusi
#MariMembangunDuniaLewatPeta
Dinnu Insan / Yogyakarta Local Guides
Taiwan 2018
05-24-2018 01:20 PM