Liahakso's post
cancel
Showing results for 
Search instead for 
Did you mean: 
Level 8

Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Local Guides, adakah yang suka jengkol (Archidendron pauciflorum)? Aromanya memang sangat khas, banyak yang antipati dengan makanan ini. Padahal bagi penggemarnya, jengkol ini lauk yang mewah. Harganya bisa jadi mahal jika sedang tidak musim.Semur jengkol dan rendang jengkol, lauk mewah bagi penggemarnya. Credit photo Mbak Rizqa Amalia.Semur jengkol dan rendang jengkol, lauk mewah bagi penggemarnya. Credit photo Mbak Rizqa Amalia.

Hari Minggu yang lalu saya berkesempatan bergabung dengan Bogor Local Guides untuk kembali ikut walking tour. Kalau tour sebelumnya kami ke Pulo Geulis, kali ini kami ke Kampung Labirin yang letaknya berdekatan.
Sekilas hanya kampung biasa, tetapi sebenarnya kampung ini sudah menjadi kampung pengrajin secara turun temurun. Karena itulah perangkat desa setempat tertarik untuk mengembangkan potensi wisata. Gang-gang sempitnya yang rumit disulap menjadi menarik dengan mural warna warni dan kalimat motivasi. Lalu potensi lokal seperti kesenian dan hasil kerajinan ditampilkan di jalanan gang.

Kampung Labirin Bogor, potensi wisata yang sedang berkembang. Sarat cerita yang bisa dibagikan kepada yang belum berkunjung ke sana.Kampung Labirin Bogor, potensi wisata yang sedang berkembang. Sarat cerita yang bisa dibagikan kepada yang belum berkunjung ke sana.

Nah, di kampung ini, rupanya jengkol diolah menjadi produk selain lauk. Ada emping jengkol yang rasanya mirip emping melinjo juga keripik yang dikombinasi dengan cabai dan teri yang nikmat sekali.Emping jengkol mentah yang sudah dikemas rapi. Siap jadi komoditas layak jual. Credit photo Mas Rahmat Pulungan.Emping jengkol mentah yang sudah dikemas rapi. Siap jadi komoditas layak jual. Credit photo Mas Rahmat Pulungan.

 

Keripik jengkol yang mirip kering kentang dan kering tempe. Credit photo Mas Suparno Joemar.Keripik jengkol yang mirip kering kentang dan kering tempe. Credit photo Mas Suparno Joemar.

Kami berkesempatan melihat proses pembuatan emping jengkol yang diperagakan oleh Ibu Fatimah. Jengkol yang sudah direbus ditumbuk hingga tipis. Setelah itu dijemur hingga kering, didiamkan sehari, barulah emping mentah digoreng atau langsung dikemas untuk dijual.
Menumbuk jengkol hingga tipis itu tidak mudah, butuh keahlian khusus. Lurah Babakan Pasar, Pak Rokib Al Qodri, yang sudah lama tinggal di lingkungan situ belum pernah berhasil menumbuk emping katanya.Pak Lurah mencoba menumbuk jengkol. Butuh keahlian khusus untuk menumbuknya hingga tipis dan mudah diangkat.Pak Lurah mencoba menumbuk jengkol. Butuh keahlian khusus untuk menumbuknya hingga tipis dan mudah diangkat.

Menurut Ibu Fatimah, keluarganya sudah turun temurun mengolah jengkol. Neneknya, ibunya, beliau sendiri, lalu putrinya, ahli membuat emping jengkol. Sudah empat generasi rupanya. Hebat.
Produknya selain dijual di Kampung Labirin, ada juga di kawasan Surya Kencana. Bahkan ada turis Belanda yang memborong emping jengkol untuk dibawa ke negaranya.Ibu Fatimah, dengan keahliannya menumbuk jengkol hingga tipis. Rupanya sudah empat generasi.Ibu Fatimah, dengan keahliannya menumbuk jengkol hingga tipis. Rupanya sudah empat generasi.

Produknya selain dijual di Kampung Labirin, ada juga di kawasan Surya Kencana. Bahkan ada turis Belanda yang memborong emping jengkol untuk dibawa ke negaranya.
Semoga saja emping jengkol ini bukan lagi komoditas lokal. Produknya bisa dinikmati hingga manca negara dan kerajinan emping jengkol di Kampung Labirin lebih berkembang.
Oh ya, di Kampung Labirin ada beberapa atraksi yang disajikan. Mungkin nanti bisa dilihat di Recap Meet-up Find Your Way.

Terima kasih Bogor Local Guides sudah mengadakan meet-up seru ini. Semoga terus ada meet-up lain yang selalu seru dan bermanfaat. Kepada @Nadyna29 yang sudah menjadi host, terima kasih, kamu hebat. Kepada Pak @PaDeSSo yang menempuh jarak 360 km demi acara ini, semoga Bapak selalu sehat. Kepada Mas @RiverDefender, Mas@RahmatHarmanP, dan Mbak @RizqaAmalia, terima kasih pinjaman fotonya. Juga Pak @BudiFXW yang selalu support saya untuk menulis. Semua peserta meet-up dan pihak-pihak yang telah berpartisipasi, terima kasih banyak sudah menginspirasi tulisan ini.

Apabila ada kesalahan saya mohon maaf dan mohon koreksinya di kolom komentar yah. Sampai jumpa di catatan berikutnya!

Kampung Labirin, Jalan Kebon Jukut, Babakan Pasar, Bogor City, West Java, Indonesia
11 comments
Level 8

Bls: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Terima kasih atas paetisipasinya di acara meetup Bogor Local Guides. Semoga menjadi inspirasi pemandu lokal lainny untuk turut hadir di acara meetup berikutnya!

Google Moderator

Re: Bls: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Halo @Liahakso,

 

Terima kasih telah berbagi post kamu yang keren ini dengan penjelasan kamu yang sangat detail dan menarik.

 

Apakah kamu sempat mencoba keripik jengkolnya?, karena seperti yang kita tau bau jengkol itu sendirikan agak unik ya. 

 

Ditunggu cerita seru kamu selanjutnya! 

Due to the volume of private messages Google Moderators receive, I do not read or respond to private messages. Please post publicly so others may benefit from your discussion. If you require urgent assistance, please tag a Google Moderator. Thank you!

Level 8

Re: Bls: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Hai Kak @AngieYC terima kasih sudah mengapresiasi. Saya penggemar jengkol Kak. Kemarin coba empingnya, rasanya enak seperti emping melinjo. Waktu makan sih nggak terasa aromanya yang unik itu. Tapi beberapa saat kemudian, yah begitulah. Sebaiknya segera menyikat gigi dan kumur pengharum mulut. Toilet juga sebaiknya di-flush yang banyak.

Level 8

Bls: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Aamiin Kak @ndraverne semoga program berikutnya selalu seru.

Google Moderator

Re: Bls: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Halo @Liahakso,

 

Walaupun dalam bentuk emping tapi efek sampingnya tetap sama ya. Sempat banyak yang bilang kalau makan petai, penawar baunya adalah jengkol. Tapi sepertinya mitos atau memang benar? 

Due to the volume of private messages Google Moderators receive, I do not read or respond to private messages. Please post publicly so others may benefit from your discussion. If you require urgent assistance, please tag a Google Moderator. Thank you!

Level 8

Re: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

wah , ini spesial memang banget ini @Liahakso Jengkol yang dibuat jadi beberapa varian .Tidak menyangka juga rasanya bisa seperti ini.  Masih penasaran bagaimana mereka bisa membuat ini menjadi lebih menarik...

DI Kampung Labirin saya juga melihat banyak hal menarik selain wisata juga ada pengembangan Usaha Kecil dan Pemberdayaan masyarakat sekitar. 

 

Level 10

Bls: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Terima kasih mba @Liahakso sudah mentag PaDeSSo, dari satu lokasi bisa diolah menjadi beberapa topik bahasan, dan thread ini dari sisi topik makanan khas yang ada di kampung Labirin.

 

Olahan Jengkol sebagai komoditi unggulan kampung ini, seharusnya lebih dikedepankan oleh pengelola sebagai kearifan lokal dibandingkan makan atau minuman lain yang lazim ada juga di daerah lain.

 

Mungkin di awal masuk, pengunjung sudah diberi tester varian rasa olahan Jengkol, sehingga ada minat dari pengunjung untuk membelinya sebagai oleh oleh khas Kampung Labirin ini.

 

Terima kasih Sahabat LG semua,

Meet up yang sangat menyenangkan dan menambah wawasan, mudah mudahan PaDeSSo juga bisa ikut di Meet up komunitas Local Guides kota yang lain, Aamiin.

 

Salam Hormat

PaDeSSo

 

Level 8

Re: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Hi @Liahakso

Greetings from the Bangladesh Local Guides!

Thanks for sharing your detail post with photographs with us. 

Very unique and healthy food. 

Thanks again.

#LetsGuide

#LocalGuides | #LetsGuide | #Bangladesh |#BangladeshLocalGuides | #SoundOfBeautifulBangladesh
Level 8

Re: Kampung Labirin dan Bisnis Empat Generasi

Waahh, pengen coba, kalo jengkolnya kurang begitu suka, pernahnya makan kerupuk jengkol yang ga ada bau jengkolnya sama sekali hhe.

Nice post kak..

|| Connect Live Post  | Instagram | Twitter | Blog | Connect Video


Godspeed,
dinitelmo