BudionoS's post
cancel
Showing results for 
Search instead for 
Did you mean: 
Level 10

Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

Ini adalah kisah tentang Local Guides Summit 2017 untuk sahabatku para Local Guides di Indonesia. Mohon maaf buat yang sudah menunggu-nunggu 'oleh-oleh' berupa cerita ini, karena baru sempat saya tuliskan di sini.

 

Keseruan Local Guides Summit 2017 bisa disaksikan dalam video resmi dari Google yang diputar saat malam perpisahan di Public Works, dan kemudian diterbitkan di saluran YouTube Resmi Local Guides seperti di bawah ini. Foto-fotonya bisa dilihat di Album Resmi Local Guides Summit 2017 yang dibuat oleh Google.

 

 

Siapa Saja dari Indonesia?

Jadi Local Guides Summit 2017 ini diikuti oleh 151 peserta dari 62 negara. Indonesia diwakili oleh 5 orang, yaitu saya sendiri @BudionoS asal Surabaya, lalu Local Guides kondang asal Sidoarjo @FahmiAdimara, @NurulRahma asal Surabaya, @NunungAfuah asal Blitar dan @MutiahA asal Malang.

 

Tanggal 4 April 2017 saya mendapatkan email dari Google yang berisi pemberitahuan bahwa pendaftaran peserta Local Guides Summit 2017 sudah dibuka. Syaratnya adalah:

  1. Level 5, yang mana waktu itu level 5 adalah level tertinggi. Kalau sekarang kan tertingginya level 10
  2. Berkontribusi aktif di komunitas Local Guides
  3. Nyaman berbicara dalam bahasa Inggris

Pengumuman tentang mulai dibukanya pendaftaran peserta tersebut juga diposting secara terbuka oleh @AnoukV di Local Guides Connect ini. Artinya, menurut saya, semua Local Guides yang memenuhi kriteria, memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi peserta. Pendaftaran peserta berlangsung selama 20 hari mulai tanggal 4 hingga 24 April 2017. 

 

Saya langsung tertarik untuk mendaftar. Namun masih ragu-ragu karena merasa kontribusi saya mungkin belum seberapa dibandingkan kawan-kawan Local Guides yang lain, khususnya di Indonesia. Sambil menunggu hari terakhir pendaftaran, saya mulai menyiapkan persyaratan yang diperlukan. Hari terakhir pendaftaran, saya dimotivasi istri saya untuk mendaftar. Beberapa jam sebelum penutupan pendaftaran, saya baru membuat video tentang siapa saya, yang mana itu adalah salah satu syarat mendaftar. Saya membuat video dengan kemera handphone saya kemudian mengeditnya di komputer untuk mengepaskan durasinya menjadi 1 menit atau kurang, sesuai ketentuan.

 

Oke, video selesai dibuat, lalu saya mengisi formulir pendaftaran pada menit menit terakhir jelang penutupan. Setelah itu saya pasrah. Kepilih ya Alhamdulillah, tidak ya tidak masalah, yang penting sudah berusaha. Namun saya tetap berdoa supaya terpilih karena saya sangat ingin hadir menjadi peserta Local Guides Summit 2017 dan ketemu dengan sesama Local Guides dari seluruh dunia untuk bertukar fikiran, dan berfiskusi serta memberikan masukan langsung kepada Googler, khususnya tentang Google Maps.

 

Alhamdulillah tanggal 19 Mei 2017 saya mendapatkan email dari Google Local Guides, berjudul: You're in! Join Local Guides Summit 2017. Yang mana inti dari email itu memberitahukan bahwa setelah melalui serangkaian pemeriksaan dan pertimbangan, saya terpilih sebagai salah satu peserta! Langsung sujud syukur! Waktu itu sudah mendekati pukul 10 malam, waktunya tidur. Terus terang saya gak bisa tidur setelah menerima email itu. Campur-campur rasanya, antara sangat gembira dan sangat tidak percaya!

 

Beberapa hari kemudian, saya kirim pesan via WA ke @NurulRahma yang saya tahu dia juga mengirimkan aplikasi. Dia adalah kawan saya di dunia blogging. Kami berdua adalah blogger, yang selama ini menjalani aktivitas sebagai Local Guides secara natural, ya pas kami ada acara, atau traveling, tidak lupa kami review di Google Maps. Kami tidak pernah hadir, bahkan tidak kenal, dengan sesama Local Guides di Indonesia, bahkan di Surabaya, yang ternyata selama itu sangat aktif menggelar berbagai meet-up.

 

"Kak, tolong keep it secret, aku dapat email ini" (sambil melampirkan email yang "you're in" tadi)

"Lho, aku juga dapat, Kak!", begitu balas Kak @NurulRahma

 

Oke, setidaknya saya sudah tahu siapa selain saya dari Indonesia yang juga terpilih. Tapi kami sepakat untuk menjaganya sebagai rahasia. Kami menyimpan informasi bahwa kami terpilih itu rapat-rapat. Kami tahu untuk bisa ke Amerika masih butuh VISA. Dan saya baca dari banyak review di internet, ternyata mendapatkan visa Amerika itu tidak mudah! 

 

Saya juga memantau forum ini untuk melihat, siapa lagi selain kami berdua yang juga terpilih. Akhirnya terungkap semua karena semua peserta Local Guides Summit 2017 dimasukkan ke dalam sebuah forum diskusi khusus di Local Guides Connect ini dan diminta berkenalan satu per satu. Forum tersebut hanya bisa diakses oleh peserta dan Googler yang berkepentingan dengan acara ini. 

 

Mengurus Passport dan Visa

Karena harus ke luar negeri, maka kami wajib punya passport. Kebetulan semua sudah punya. Kecuali @NunungAfuah baru akan pertama kali ini pergi ke luar negeri. Dia mengurus paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya yang waktu itu masih berada di dekat layang Waru. Sekarang sih sudah pindah ke Jalan Raya Juanda.

 

Urusan paspor @NunungAfuah selesai, maka step berikutnya kami mengurus visa. Proses pengisian formulir DS-160 diasistensi oleh agen perjalanan yang ditunjuk oleh Google. Orang yang pertama kali mendapatkan visa adalah @MutiahA karena formulirnya paling cepat selesai, dan paling awal membuat jadwal wawancara. Kemudian disusul oleh @FahmiAdimara. Lalu seminggu kemudian saya @BudionoS dan @NurulRahma wawancara pada hari dan jam yang sama, kemudian yang terakhir @NunungAfuah

 

Terus terang saya pasrah saja ketika mengurus visa ini, tapi tetap berdoa ya, semoga visa kami dikabulkan. Visa adalah semacam surat izin yang diberikan oleh suatu negara kepada warga negara lain yang hendak memasuki negaranya. Alhamdulillah kami semua mendapatkan visa dengan kisah masing-masing tentunya. Yang pasti dag dig dug sih pas ngurusnya. Apalagi pas wawancaranya di Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya. Kami sangat terbantu oleh surat pengantar yang diberikan oleh Google, bahwa kami memang diundang oleh Google untuk menghadiri Local Guides Summit 2017 di California, dan bahwa semua biaya perjalanan dan biaya selama di sana ditanggung oleh Google, serta Google berharap kami segera kembali ke Indonesia untuk meneruskan berkontribusi sebagai Local Guides di tempat kami masing-masing.

 

Berangkat ke Amerika

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya tanggal keberangkatan ke Amerika tiba juga. Kami bertiga, saya @BudionoS@FahmiAdimara dan @NurulRahma berangkat bersama dengan Singapore Airline dari Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo (SUB) pada hari Senin 9 Oktober 2017 pukul 10.00. @NunungAfuah juga berangkat dari Juanda tapi lebih pagi, jam 06.00. Sedangkan @MutiahA berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta (CGK)

 

Tujuan kami semua adalah San Francisco International Airport (SFO). Penerbangan kami dari SUB ke SFO harus transit selama 2 kali, yaitu di Singapore Changi International Airport (SIN) dan Hong Kong International Airport (HKG). SUB-SIN butuh waktu 2,5 jam. SIN-HKG butuh waktu 4 jam. HKG-SFO butuh waktu 12,5 jam. Kami bertiga tiba di SFO pada pukul 10.00 malam pada hari yang sama, Senin 9 Oktober 2017.

 

Di SFO, setelah melewati loket imigrasi dan mengambil bagasi, kami berjumpa dengan @NunungAfuah kemudian kami berempat diantar oleh mobil jemputan yang dipesan oleh Google, ke Hyatt Centric Fisherman's Wharf tempat kami akan menginap selama berlangsungnya Local Guides Summit 2017. Selama perjalanan dari SFO ke hotel, kami mengamati kanan kiri sambil berdecak kagum. Wow, San Francisco ini keren banget! 

 

Tiba di San Francisco. Photo doc BudionoTiba di San Francisco. Photo doc BudionoDi Hotel, kami bertemu dengan @MutiahA yang ternyata datang lebih awal. Juga ketemu beberapa peserta dari negara lain yang juga mulai berdatangan. Setelah dapat kunci kamar, kami menuju kamar masing-masing untuk mandi, sholat, dan istirahat.

 

Pre Summit

 

Selasa 10 Oktober 2017, adalah hari dimana Local Guides Summit 2017 akan dibuka pada sore harinya. Maka paginya saya isi dengan berbagai kegiatan. Oia, hari pertama di San Francisco saya berjuang keras melawan jet-lag dengan berusaha tidur tetapi gak bisa. Jet lag adalah kondisi dimana ritme sirkadian tubuh kita menjadi kacau karena pergi ke tempat yang memiliki perbedaan waktu yang sangat signifikan. Perbedaan waktu Surabaya dan San Francisco adalah 10 jam.

 

Jalan-Jalan ke Taman Nasional Sejarah Maritim. Pagi banget, sekitar jam 8, setelah sarapan di restoran hotel ditemani oleh @BellaWi, saya dengan @MutiahA berjalan menyusuri jalanan sekitar hotel. Niatnya beli kartu perdana internet. Sekian ratus meter berjalan, gak ketemu dengan konter pulsa. Akhirnya kami tiba di Taman Nasional Sejarah Maritim San Francisco. Tidak lama kemudian Mustofa, kakak dari @MutiahA datang menyusul, mencari adiknya yang belum sarapan. Oia, Mustofa ini bukan peserta Local Guides Summit 2017, dia ikut terbang ke San Francisco untuk menemani adiknya.

 

Jalan-jalan sama Mutiah di Taman Nasional Sejarah Maritim. Photo by BudionoJalan-jalan sama Mutiah di Taman Nasional Sejarah Maritim. Photo by Budiono

 Taman Nasional Sejarah Maritim San Francisco. Photo by BudionoTaman Nasional Sejarah Maritim San Francisco. Photo by Budiono

 

Taman Nasional Sejarah Maritim San Francisco ini keren banget. Kami melihat ada sebuah kapal besar bersandar di dermaga, yang mana kapal itu adalah semacam museum. Juga ada beberapa workshop pembuatan kapal kayu. Puas berfoto-foto di sana, saya berjalan sendirian kembali ke hotel, sementara @MutiahA dan Mustofa mampir ke In and Out Burger yang merupakan burger kenamaan di San Francisco, untuk sarapan.

 

36 Annual Photowalk. Siangnya, bersama beberapa puluh peserta Local Guides Summit 2017 yang sudah berdatangan, kami bergabung untuk mengikuti 36 Annual Photowalk yang digelar oleh Local Guides kondang dari Australia @PaulPavlinovich.

Paul Pavlinovich yang berjenggot tebal. Photo by BudionoPaul Pavlinovich yang berjenggot tebal. Photo by Budiono

Rute yang dilalui 36 Annual Photowalk ini dari Hyatt Centric Fisherman's Wharf, melihat tempat berputarnya kereta kabel Powell-Mason Cable Car Turnaround lalu berjalan ke Monumen Fisherman's Wharf, lalu jalan lagi melewati Boudin Bakery melihat roti berbentuk buaya, dan selesai di PIER 39 melihat kapal layar yang akan sailing mengelilingi Pulau Alcatraz.

 

Bersama para Connect Moderator. Photo by BudionoBersama para Connect Moderator. Photo by Budiono

 Powell Turnaround. Photo by BudionoPowell Turnaround. Photo by Budiono

 

Sebagian Peserta 36 Annual Photowalk. Photo by BudionoSebagian Peserta 36 Annual Photowalk. Photo by Budiono

Sekitar pukul 16.00 kami kembali lagi ke hotel untuk mengikuti acara pembukaan Local Guides Summit 2017.

 

Rangkaian Acara Local Guides Summit 2017

 

Hari Pertama, Selasa 10 Oktober 2017. Hari ini acaranya pembagian kartu tanda peserta dan buku yang disebut passport. Buku itu berisi agenda Local Guides Summit 2017 secara detail dari jam ke jam, dan ada kotak-kotak yang akan kita gunakan untuk berkenalan dengan sesama peserta. Setelah berkenalan, tulis nama, tandatangan, dan stempel bintang warna warni. Di acara itu @mchomsky@TraciC dan @JuanCh didampingi beberapa Googler (banyak, puluhan) mengucapkan selamat datang ke semua peserta dan menjelaskan agendanya apa saja.

 Malam Pembukaan. Foto by GoogleMalam Pembukaan. Foto by Google

 

Selfie sama beberapa peserta. Photo by BudionoSelfie sama beberapa peserta. Photo by Budiono

 

Salah satu makanan halal di malam pembukaan #LGSummit17. Photo by BudionoSalah satu makanan halal di malam pembukaan #LGSummit17. Photo by Budiono

 

Kami makan sepuasnya, berfoto polaroid lalu ditempel ke papan peta, bekenalan dengan sesama peserta dan Googler, membuat foto dan video, teriak-teriak, penuh keceriaan dan kegembiraan! Rasanya sungguh bahagia bertemu langsung dengan sesama peserta dan juga Googler, yang selama beberapa bulan terkahir intensif diskusi melalui forum khusus dan juga grup Hangout. 

 

Hari Kedua, Rabu 11 Oktober 2017. Masih pagi banget kami sudah bangun, lalu sarapan, dan tepat pukul 07.00 pagi kami bergegas masuk BUS untuk menuju ke Google Tech Corners. Jaraknya lumayan jauh yang kami tempuh dalam waktu sekitar 2 jam melewati jalan tol di California yang lebar. Sambil bus berjalan, seorang pemandu menjelaskan apa yang ada di kanan dan kiri. Tiba di Google Tech Corners kami disambut dengan snacks dan aneka minuman. Lalu kami terlibat diskusi di kelas besar dengan beberapa orang keynot speaker. Setelah makan siang, diskusi dilanjut di kelas-kelas yang lebih kecil untuk membahas hal yang lebih spesifik.

 

Luiz Barozzo, salah satu Keynote Speaker di Google Tech Corners. Photo by BudionoLuiz Barozzo, salah satu Keynote Speaker di Google Tech Corners. Photo by BudionoMohon maaf materi diskusi tidak dapat dishare karena kami telah menandatangani persetujuan untuk tidak membocorkan materi diskusi apapun.

 Baling-baling Angin Google. Photo by BudionoBaling-baling Angin Google. Photo by Budiono

 Foto bersama di Google Tech Corners. Photo by GoogleFoto bersama di Google Tech Corners. Photo by Google

Oia, di sana kami mendapatkan baling-baling angin, yang boleh dibawa pulang oleh masing-masing peserta. Bisa diberikan ke anaknya sebagai oleh-oleh. Atau diberikan ke siapa saja yang suka. Atau tetap dibawa sebagai kenang-kenangan. Saya bawa pulang 2. Terimakasih @NunungAfuah yang telah memberikan baling-balingnya ke saya, saya jadi punya 2, sehingga setiap anak saya kebagian 1 baling-baling. Mereka suka banget dengan baling-baling angin dari Google ini!

67 comments
Level 10

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

Sore harinya, setelah menjalani sesi foto bersama, kami meluncur ke Googleplex di Mountain View. Jaraknya cukup dekat dari Google Tech Corners, hanya butuh waktu 10 menit perjalanan dengan bus.

 

Android Donat. Photo doc BudionoAndroid Donat. Photo doc Budiono

 
Salah satu sudut di Google Merchandise Store Mountain View. Photo by BudionoSalah satu sudut di Google Merchandise Store Mountain View. Photo by Budiono

Di sana kami berfoto-foto di Google Android Lawn Statue, berbelanja oleh-oleh di Google Merchandise Store, melihat Museum Google, lalu besenang-senang menikmati berbagai menu makan malam dan aneka permainan serta hiburan di Google Athletic Recreation Field Park sampai jam 9 malam. Benar-benar penuh kegembiraan dan keceriaan!

 

Selfie di Google Athletic Recreation Field. Photo by BudionoSelfie di Google Athletic Recreation Field. Photo by Budiono

 Suasana lokasi acara party di GARField Park. Photo by GoogleSuasana lokasi acara party di GARField Park. Photo by Google

 

Banyak Makanan! Photo by GoogleBanyak Makanan! Photo by Google

Banyak hiburan! Photo by GoogleBanyak hiburan! Photo by Google

Oia, di Google Merchandise Store transaksinya hanya bisa dilakukan dengan credit card. Nah sayangnya credit card saya belum saya aktifkan untuk digunakan di luar negeri.  Ya sudah, ditahan dulu tahun ini gak beli dulu, semoga tahun 2018 berkesempatan ikut Local Guides Summit lagi dan berkunjung ke Googleplex lagi supaya bisa belanja langsung di Google Marchandise Store. Aamiin..

 

Hari Ketiga, Kamis 12 Oktober 2017. Ini adalah hari terakhir dari seluruh rangkaian acara Local Guides Summit 2017. Paginya kami meluncur dari hotel ke Golden Gate Club untuk menggelar diskusi seperti pada hari kedua, yaitu diskusi umum di ruangan besar, kemudian setelah makan siang dilanjut diskusi di kelompok kecil membahas hal lebih spesifik.

 

Panel Diskusi di Golden Gate Club. Shirley jadi Moderator. Photo by BudionoPanel Diskusi di Golden Gate Club. Shirley jadi Moderator. Photo by Budiono

 

 

Suasana Diskusi di Golden Gate Club. Photo by GoogleSuasana Diskusi di Golden Gate Club. Photo by Google

 

 

 

Makan siang saya di Golden Gate Club. Photo by BudionoMakan siang saya di Golden Gate Club. Photo by Budiono

Setelah acara, sekitar jam 3, kami kembali ke hotel naik bus, sholat dan istirahat sebentar, lalu jam 6 sore dijemput oleh bus lagi untuk dibawa ke Public Works.

 

Ini adalah malam perpisahan! Sedih rasanya. Meskipun di sana ada banyak makanan, minuman dan aneka hiburan, rasanya sedih banget mendapati bahwa besok kami harus berpisah. Malam itu, diputar video rekap (seperti yang ada di atas tadi), lalu dibacakan nama beberapa peserta yang mendapatkan penghargaan khusus dari berbagai kriteria. Sayangnya kami dari Indonesia tidak ada yang mendapatkan penghargaan khusus itu. Semoga di Local Guides Summit 2018 nanti ada peserta dari Indonesia yang meraih penghargaan untuk kriteria tertentu itu ya?!.

 

Setting lokasi Public Works. Photo by GoogleSetting lokasi Public Works. Photo by Google

 

Saya tuliskan "INDONESIA" di lukisan itu!. Photo by BudionoSaya tuliskan "INDONESIA" di lukisan itu!. Photo by Budiono

 

Banyak Makanan di Public Works. Photo by BudionoBanyak Makanan di Public Works. Photo by Budiono

Pukul 10.00 malam kami kembali ke hotel. Harusnya istirahat. Tapi banyak peserta yang ngobrol sampai pagi di kamar temannya. Tidak rela bahwa besok kami harus berpisah!

 

Hari Keempat, Jumat 13 Oktober 2017. Paginya kami sarapan agak santai di hotel. Beberapa peserta membagikan cinderamata untuk peserta lain. Ada juga yang check out sejak pagi karena harus terbang kembali ke negara asal masing-masing.

 

 

@NunungAfuah juga langsung kembali hari itu juga sekitar jam 1 siang, tapi dia tidak langsung kembali ke Indonesia, melainkan jalan-jalan di Singapore selama sekitar seminggu! Semoga nanti @NunungAfuah menambahkan cerita jalan-jalannya di Singapore melalui komentar ya!

 

TERIMAKASIH GOOGLE TELAH MEMBERIKAN PENGALAMAN YANG SANGAT BERHARGA DAN TAK TERLUPAKAN INI.

 

Post Summit: Explore San Francisco!

 

Mengunjungi Konsulat Jenderal Indonesia. Setelah sarapan, saya bersama @NunungAfuah@NurulRahma@FahmiAdimara jalan-jalan di sekitar hotel, rencananya kami akan mampir ke Konsulat Jenderal Indonesia di San Francisco, yang jaraknya sangat dekat dari hotel. Tapi ternyata sampai sana belum buka. Ya sudah, foto-foto saja di sana. Lalu di jalan ketemu  @HoudaR dari Tunisia dan kami ngobrol-ngobrol dalam bahasa Arab. Meskipun sekedar tanya "kaifa haluk ya ukhti?" gitu sih, hehe.. Habis lihat gedung Konjen Indonesia, selebgram kenamaan kita yaitu @FahmiAdimara berfoto ria dengan @NurulRahma dan @NunungAfuah.

 

Kantor Konsulat Jenderal Indonesia di San FranciscoKantor Konsulat Jenderal Indonesia di San Francisco

Makan Siang di Boudin dan Sailing Tour di PIER 39. Tak terasa waktu tiba-tiba siang begitu saja. Kami bergegas ke Boudin untuk janjian makan siang dengan peserta lain yang akan mengikuti Sailing Tour yang diprakarsai oleh @KarenVChin. Saya pesan makan siang rustic tomatoes yang lezat dan minum apple juice.

 

Makan siang di Boudin. Photo by BudionoMakan siang di Boudin. Photo by Budiono

 Rustic Tomatoes. Photo by BudionoRustic Tomatoes. Photo by Budiono

 

Usai makan siang, kami bergegas ke PIER 39 Dock F karena jadwal sailing tour akan segera dimulai. Karena jumlah kami sangat banyak, yaitu 39 orang, maka 1 perahu layar terasa seperti kami sewa secara khusus. Penumpangnya hanya dari peserta Local Guides Summit 2017. Kami berlayar sekitar 1,5 jam menyusuri lautan di sekitar Fisherman's Wharf, melihat pulau Alcatraz dari dekat, dan dari kejauhan nampak Golden Gate Bridge. Kami semuanya bergembira!

 

Foto bersama sebelum sailing. Photo by Paul PavlinovichFoto bersama sebelum sailing. Photo by Paul Pavlinovich

 1 Perahu, 39 penumpang. Photo by Paul Pavlinovich1 Perahu, 39 penumpang. Photo by Paul Pavlinovich

 

 

Burung di atas Pulau Alcatraz. Photo by BudionoBurung di atas Pulau Alcatraz. Photo by Budiono

 Nurul ngevlog di laut. Photo by BudionoNurul ngevlog di laut. Photo by Budiono

Setelah sailing tour, kami teringat sahabat kami yang tidak terpilih menjadi peserta Local Guides Summit 2017. Dia adalah @OSAMA. Juga seorang sahabat yang sudah terpilih menjadi peserta tetapi gagal berangkat karena tidak mendapatkan visa. Dia adalah @HelloSamsonR. Juga sahabat kami @LucioV yang sangat aktif di forum.  Juga teringat kawan-kawan yang sudah sangat dekat melalui grup Hangout namun belum berkesempatan hadir di Local Guides Summit 2017.

 

Maka kami kemudian membuat video say hi dari PIER 39 untuk sahabat kami tersebut. Semoga di Local Guides Summit 2018 nanti kita semua dipertemukan di San Francisco! Aamiin..

 

Berkunjung ke Google San Francisco. Usai sailing tour, kami berjalan menuju kantor Google San Francisco.Terimakasih @KarenVChin yang telah membuat janji dengan seorang Googler dan ini benar-benar agenda kejutan buat kami. Kami berkunjung ke 2 kantor Google sekaligus yang ada di San Francisco. Kebetulan jaraknya berdekatan sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

 

Di kantor Google San Francisco kami bisa melihat Bay Bridge yang jalannya 2 lapis. Keren banget! 

 

Bergaya di Google San Francisco. Photo doc BudionoBergaya di Google San Francisco. Photo doc Budiono

 Di belakang itu Bay Bridge dilihat dari lantai 5 Google San Francisco. Photo by BudionoDi belakang itu Bay Bridge dilihat dari lantai 5 Google San Francisco. Photo by Budiono

 Ya gitu, Rukun! Mutiah motret Fahmi. Photo by BudionoYa gitu, Rukun! Mutiah motret Fahmi. Photo by Budiono

Oia, pas mau ke kantor Google San Francisco ini ada insiden kecil, yaitu tas dari @MutiahA tertinggal di perahu layar, sehingga dia ditemani @FahmiAdimara dan Mustofa harus berlari mengambilnya, lalu menyusul ke kantor Google dengan berjalan kaki. Padahal jaraknya cukup jauh lho, lebih dari 3 kilometer. Kalau kami yang berangkat lebih awal tadi naik bus listrik sih! Hehe...

 

Oia, kami dilarang berfoto di dalam kantor Google San Francisco. Banyak tempat rahasia!

 

Makan Malam di Osha Thai Resto. Usai berkunjung ke Kantor Google San Francisco yang mana kami menghabiskan waktu beberapa jam untuk melihat-lihat, berdiskusi dan makan-makan camilan di banyak dapur yang ada di sana, pulangnya kami mampir ke Osha Thai Resto untuk makan malam. Saya pesan Nasi Goreng Nanas. Teman yang lain pesan makanan yang disukainya sesuai selera. Harga nasi goreng nanas saya $19 belum termasuk pajak dan tips. Semua tagihan dijadikan 1 slip, kemudian kami urunan untuk membayar. 

 

Osha Thai Resto. Photo by BudionoOsha Thai Resto. Photo by Budiono

 Naik UberXL. Photo by BudionoNaik UberXL. Photo by BudionoHabis dari Osha Thai Resto, kami kembali ke hotel Hyatt Centric Fisherman's Wharf naik UberXL untuk mengambil tas yang tadi pagi setelah check out kami titipkan di sana. Kemudian kami pindah ke hotel lain yang lebih terjangkau. Terimakasih @KarenVChin atas pengalaman sailing tour dan mengajak ke kantor Google San Francisco, serta makan malam di Osha yang semuanya sangat berkesan!

 

Pindah ke USA Hostel. Malam itu kami pindah menginap di USA Hostel yang jaraknya gak seberapa jauh dari hotel Hyatt Centric. Saya, @MutiahA, Mustofa, @NurulRahma@SarahKa dan NatalkaR naik UberXL dengan ongkos $40 termasuk tips. @MutiahA dan kakaknya menginap di sana selama 1 malam, besok paginya mereka berdua meluncur ke Los Angeles untuk bertandang ke rumah saudaranya. Saya dan @NurulRahma menginap di sana 3 malam.

 

Sedangkan @FahmiAdimara menginap di hostel lain selama 5 hari! 

 

USA Hostel San Francisco. Photo by BudionoUSA Hostel San Francisco. Photo by Budiono

Di USA Hostel ini, kamar yang saya tempati itu per kamar isinya 2 ranjang tingkat, jadi totalnya ada 4 kasur. Masing-masing kasur dihuni oleh tamu yang berbeda. Ukuran kamarnya sekitar 4 x 5 meter. Menginap selama 3 hari di sana, saya bayar $192. Ini adalah biaya sewa 1 kasur, bukan 1 kamar. Saya pesan melalui Booking.com jauh-jauh hari sebelum berangkat karena ini termasuk hostel yang sangat laris, selalu penuh.

 

Kalau pagi, tamu USA Hostel bisa sarapan di dapurnya dengan membuat pancake sendiri atau menikmati roti panggang yang juga bisa dibuat sendiri. Bahan-bahannya sudah disiapkan di sana. Menurut saya, ini hostel yang cukup nyaman. Wifi tersedia 24 jam, harganya relatif terjangkau, mendapatkan loker ukuran cukup besar sehingga tas bisa masuk, dan ada kamar mandi dengan shower.

 

Oia, kalau mau menginap di sini, sebaiknya bawa gembok sejak awal. Karena lokernya tidak disediakan gembok jadi harus beli sendiri. Kalau beli di hostel, harganya $5.

Level 10

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

Jalan-jalan ke Golden Gate Bridge. Sabtu 14 Oktober, saya bersama @FahmiAdimara dan @NurulRahma jalan-jalan ke Golden Gate Bridge. Ini adalah icon dari San Francisco. Kami harus berkunjung ke sana. Dari USA Hostel, kami jalan kaki menuju Union Square, lalu tanya ke Polisi yang ada di sana, bagaimana cara menuju Golden Gate Bridge. Setelah diberi ancer-ancer, kami berjalan pelan menuju halte di dekat Union Square sambil foto-foto. Polisi di San Francisco ramah-ramah kok. Jangan takut atau malu bertanya!

 

Big Bus San Francisco. Salah satu bus wisata. Photo by BudionoBig Bus San Francisco. Salah satu bus wisata. Photo by Budiono

 Love Statue at Union Square. Photo by BudionoLove Statue at Union Square. Photo by Budiono

Sebenarnya bisa saja kalau mau praktis, kami naik taksi atau Uber. Tapi sayang banget kan, ini di San Francisco, kami harus mendapatkan experiences sebanyak-banyaknya! Termasuk pengalaman naik transportasi umumnya yang ternyata sungguh bersih, full AC sehingga sangat dingin, tepat waktu, dan cara mengemudi sopirnya tidak ugal-ugalan.

 

Muni Passport gift from Google. Photo by BudionoMuni Passport gift from Google. Photo by Budiono

 Di dalam MUNI Bus. Photo by BudionoDi dalam MUNI Bus. Photo by Budiono

Kami naik BUS MUNI rute 38 menggunakan MUNI 1 DAY PASSPORT pemberian Google setelah acara hari ke-3 selain carboard edisi Local Guides dan beberapa badge bordir yang bisa dijahit ke baju. Setelah naik bus sekitar 1 jam, kami turun di halte MUNI Park Presidio.

 

Beli camilan di Seven Eleven Park Presidio. Photo by BudionoBeli camilan di Seven Eleven Park Presidio. Photo by Budiono

 

Setelah turun bus, kami mampir ke 7 Eleven untuk beli air minum dan camilan. Saya beli ayam goreng di sana dan langsung saya 'eksekusi' di tempat. 

 

 

Habis dari 7 Eleven, kami menuju halte di Park Presidio lagi dan naik BUS MUNI rute 18 menuju Golden Gate Bridge. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit dan kami turun di Golden Gate Bridge Visitor Center.

 

Main span of Golden Gate Bridge. Photo by BudionoMain span of Golden Gate Bridge. Photo by Budiono

 Pose dengan latar Golden Gate Bridge. Photo by BudionoPose dengan latar Golden Gate Bridge. Photo by Budiono

 Menyeberangi Golden Gate Bridge. Photo by BudionoMenyeberangi Golden Gate Bridge. Photo by Budiono

Kami menghabiskan waktu seharian penuh di sekitar Golden Gate Bridge. Ini sungguh jembatan yang sangat keren. Indah! Memiliki rancangan arsitektural yang sangat keren, dan tentu saja konstruksinya sangat matang dipertimbangkan. Di dekat Visitor Center kami melihat contoh kabel yang digunakan untuk menahan jembatan bagian tengah. Wow, kabelnya segitu besar! Kami berfoto-foto sepuasnya di sekitar Golden Gate Bridge.

 

Agak sore, kami berjalan kaki menyusuri jembatan melalui jalan khusus yang memang disediakan untuk pejalan kaki. Baru sampai tengah jembatan, waktu sudah malam, lalu kami kembali ke tepi jembatan, dan kembali ke Union Square naik MUNI lagi. Dari halte terakhir, kami berjalan kaki melewati CVS Pharmacy, sekilas saya melihat ada souvenir, tapi gak mampir karena sudah malam dan perut lapar. Sempat mampir ke Apple Store dekat Union Square juga sih, sempat mau beli macbook tapi ternyata harga di sana gak jauh beda dengan di Indonesia. Belum lagi nanti pajaknya di bandara. Ya sudah, ditunda dulu.

 

Makan Malam di Borobudur Restaurant. Karena sudah sangat lapar, kami makan malam di Borobudur Restaurant yang lokasinya sangat dekat dari USA Hostel. Saya makan nasi padang, @NurulRahma dan @FahmiAdimara pesan nasi uduk komplit. Rasanya sangat lezat! Maklum saja, beberapa hari kami di Amerika, sudah sangat rindu dengan masakan Indonesia.

 

Di Borobudur Restaurant ini saya tak kuasa menahan haru karena melihat teh celup yang disajikan adalah teh Tong Tji. Teh favorit saya di Indonesia. Saya berusaha menahan supaya tangisan saya tidak pecah. Saya sesenggukan menahannya. Air mata bercucuran. Terharu banget! Sulit untuk menceritakan detail perasaan saya waktu itu. Ini semacam rindu akan Indonesia yang begitu dalam.

 

Terharu ketemu Tong Tji di Amerika!. Photo by BudionoTerharu ketemu Tong Tji di Amerika!. Photo by Budiono

Terimakasih atas keramahtamahan Pak Soebin dan Bu Ayun pemilik restoran, orang Jakarta yang sudah lebih dari 30 tahun menetap di San Francisco. Pas mau pulang, Pak Soebin berbisik ke kami supaya besok datang lagi, kami akan dijamu dengan menu spesial berupa aneka olahan mie yang akan mejadi menu andalannya.

 

 

Borobudur Resto San Francisco. Photo by BudionoBorobudur Resto San Francisco. Photo by Budiono

 Nasi Padang Borobudur. Photo by BudionoNasi Padang Borobudur. Photo by Budiono

Beli Oleh-oleh. Hari Minggu 15 Oktober 2017 saya ada janji dengan tim multimedia Google untuk melakukan filming di kelas salsa. Tapi karena acaranya masih berlangsung sore, maka paginya kami '3 serangkai' dari Indonesia berjalan-jalan lagi ke Union Square. Target kami adalah berburu foto dan belanja oleh-oleh. Semua kami lakukan dengan berjalan kaki yang memang sudah menjadi budaya yang baik di sana. Banyak berjalan, badan sehat dan kuat!

 

Saya yang biasanya di Indonesia jalan 1 kilometer sudah ngos-ngosan, di sana jalan berkilo-kilo meter tidak masalah. Kami mampir ke Walgreen melihat-lihat souvenir tapi gak beli. Persis di sebelah Walgreen ada UNIQLO Store lalu saya beli baju hangat di sana untuk saya sendiri dan oleh-oleh untuk istri. @NurulRahma masuk ke H&M katanya mau berburu rok tapi ternyata mau numpang ke toilet karyawan. Kami juga mampir ke Starbucks ini dan Starbucks itu mengantar @FahmiAdimara berburu tumbler dan member card edisi San Francisco, tapi gak dapat. 

 

Kami juga sempat masuk ke Apple Store lagi sekedar melihat-lihat lebih jelas lagi meskipun gak ada niat beli. Akhirnya saya beli souvenir di CVS Pharmacy berupa gantungan kunci. Dengan model yang sama, harga gantungan kunci di CVS Pharmacy lebih murah $1 dibanding di Walgreen. Lumayan penghematannya karena saya beli cukup banyak.

 

Pasukan Pemburu Souvenir. Photo by BudionoPasukan Pemburu Souvenir. Photo by Budiono

 Mug Starbucks San Francisco. Photo by BudionoMug Starbucks San Francisco. Photo by Budiono

 

Gantungan kunci beli di CVS Pharmacy untuk oleh-oleh. Photo by BudionoGantungan kunci beli di CVS Pharmacy untuk oleh-oleh. Photo by Budiono

Syuting Kelas Salsa. Saya bersama @NatalkaR Local Guides dari Ukraine mendapatkan kesempatan difilmkan oleh Google. Ini adalah kesempatan yang langka. Hanya beberapa orang Local Guides saja yang dilibatkan. Awalnya saya akan diajak filming di winery alias kebun anggur dan melihat proses pembuatan wine serta mencicipinya. Tapi karena saya tidak bisa minum alkoholik, maka saya digeser ke kelas Salsa. Tunggu saja videonya di Channel Resmi Local Guides ya, yang belum subscribe silakan subscribe!

 

Natalka - Guru Salsa kami - Budiono. Photo by BudionoNatalka - Guru Salsa kami - Budiono. Photo by Budiono

  

 

Natalka - Budiono - Stephanie. Photo by BudionoNatalka - Budiono - Stephanie. Photo by Budiono

Kesan pertama saya ketika belajar salsa, tarian ini cukup sulit ketika hanya mengikuti gerakan dari instruktur. Tetapi akan lebih mudah jika dibarengi dengan musik dan dilakukan dengan penuh penghayatan. Oia, salsa adalah tarian sosial, alias tarian pergaulan. Makanya harus dilakukan dengan luwes dan penuh dan gerakannya harus keluar dari hati. 

 

Terimakasih sekali lagi kepada Google yang lagi-lagi memberikan pengalaman yang luar biasa ini!

 

Sementara saya menjalagi sesi filming, @NurulRahma dan @FahmiAdimara dijemput oleh @iyudhi untuk diajak jalan-jalan ke Lombard Street dan menyeberangi Golden Gate Bridge. Lombard Street adalah jalanan tercuram dan berkelok-kelok di San Francisco. Video dari Lombard Street yang dibikin oleh mereka berdua sudah tayang di NET TV juga lho!

 

Makan Malam di Borobudur Restaurant (lagi). Usai menjalani sesi filming di kelas salsa, saya dan @NatalkaR kembali ke USA Hostel. Oia, awalnya kami tidak saling tahu kalau kami akan ada di kelas salsa bersama-sama. Baru tahu ketika dijemput oleh Uber yang akan membawa kami ke lokasi acara.

 

Sampai di USA Hostel, saya istirahat sebentar, 2 jam kemudian dikabari oleh @iyudhi bahwa mereka sudah berada di Borobudur Restaurant.

 

Pak Soebin dan Bu Ayun menepati janjinya untuk menjamu kami dengan menu aneka mie hasil racikan terbaru mereka. Ada beberapa jenis mie yang disajikan kepada kami, dan semuanya enak! Gratis pula! Porsinya porsi Amerika, besar! Kami menghabiskan waktu bersama di sana untuk menikmati mie sambil ngobrol hingga sekitar pukul 10 malam.

 

Aneka Mie karya Pak Soebin Borobudur. Photo by BudionoAneka Mie karya Pak Soebin Borobudur. Photo by Budiono

Setelah dari sana, @iyudhi pulang ke rumahnya di Bay Area. Oia, dia adalah orang Indonesia yang sudah 15 tahun tinggal di San Francisco. Awalnya kuliah, lalu mendapatkan pekerjaan yang diinginkan di sana. Sementara itu @NurulRahma kembali ke hostel untuk packing, sedangkan saya ditemani @FahmiAdimara jalan-jalan lagi menuju Walgreen lagi untuk membeli souvenir titipan istri.

 

Souvenir Piring Hias untuk dipasang di rumah. Photo by BudionoSouvenir Piring Hias untuk dipasang di rumah. Photo by Budiono

Saya tiba di hostel lagi mendekati pukul 12 malam dan langsung packing. Untungnya kami semua mendapatkan backpack dari Google, dan backpack itu saya gunakan untuk membawa souvenir. Sedangkan backpack utama saya yang kapasitas 27 liter akan saya masukkan bagasi pesawat supaya ketika transit di SIN nanti bisa wira wiri dengan leluasa. Selesai packing pukul 01.00 dini hari, langsung istirahat. Tidur tidak nyenyak karena kuatir bangun kesiangan.

 

Kembali ke Indonesia.

 

Senin, 16 Oktober 2017 saya dan @NurulRahma sudah harus kembali ke Indonesia. Sedangkan @FahmiAdimara masih 2 hari lagi ada di sana karena sebenarnya dia janjian sama temannya mau main ke Los Angeles, tetapi temannya tiba-tiba pergi ke luar negeri untuk sebuah urusan. Jadilah @FahmiAdimara tetap tinggal di San Francisco. Entah apa yang dia lakukan setelah saya pulang. Nanti biar diceritakan sendiri olehnya.

 

Pukul 06.30 saya memesan Uber untuk pergi ke SFO berdua bersama @NurulRahma. Jalanan lancar. Di jalan, kami ngobrol dengan drivernya yang ternyata orang Philipina. Dia sudah 15 tahun tinggal di San Francisco tapi katanya untuk beli rumah sangat mahal sehingga dia bersama istri dan 2 anaknya tinggal di apartemen yang sewanya $200 per bulan. Pukul 07.30 kami sudah tiba di SFO. Tapi loket check in Singapore Airline baru buka pukul 08.00. Maka kami menghabiskan waktu untuk duduk sambil mengamati orang yang berseliweran.

 

Pukul 08.00 loket check in mulai buka. Meskipun sudah check in via aplikasi sehari sebelumnya, kami perlu memasukkan tas kami ke bagasi dan minta boarding pass. 

 

Oia, bandara SFO ini sangat besar. Oleh karena itu setelah check in kami segera mencari gate keberangkatan Singapore Airline. Kami masih punya waktu 2 jam, sehingga bisa agak santai. Mencari gate keberangkatan sambil melihat-lihat souvenir yang banyak dijual di toko-toko yang ada di bandara.

 

16,5 jam terbang dengan SQ31 dari SFO ke SIN. Photo by Budiono16,5 jam terbang dengan SQ31 dari SFO ke SIN. Photo by Budiono

 Ketenu Anuradha di SFO. Photo by BudionoKetenu Anuradha di SFO. Photo by Budiono

Di gate keberangkatan Singapore Airline kami sempat ketemu, ngobrol dan foto sama @AnuradhaP sesama peserta #LGSummit17 yang juga mau pulang ke negara asalnya, Sri Lanka. Ketika sudah mendarat di Bandara Changi kami juga ketemu lagi pas dia mau ganti pesawat.

 

Pukul 10.00 pesawat Singapore Airline SQ-031 membawa kami dari SFO ke SIN. Total waktu terbang 16,5 jam. Kami tiba di SIN pada hari Selasa 17 Oktober 2017 sekitar pukul 18.30 waktu Singapore. Karena penerbangan ke Surabaya baru besoknya, maka malam itu kami habiskan dengan berjalan-jalan di Bandara Changi yang sungguh luas dan indah.

 

Hiasan Happy Deepavali di Bandara Changi Singapore. Photo by BudionoHiasan Happy Deepavali di Bandara Changi Singapore. Photo by Budiono

Rabu, 18 Oktober 2017 pukul 08.00 kami terbang ke SUB dan pukul 10.30 tiba di Surabaya dengan selamat. Alhamdulillah..

 

Penutup

 

Demikianlah kisahku ketika menjadi peserta Local Guides Summit 2017 di San Francisco, California, Amerika Serikat. Nah sekarang, jika kawan-kawan semua para Local Guides di Indonesia ingin terpilih menjadi peserta Local Guides Summit 2018, maka persiapkan diri mulai dari sekarang.

 

Apa saja persiapannya?

  1. Terus berkontribusi di Google Maps. Berikan review dan foto yang berkualitas. Jangan hanya mengejar point dan level!
  2. Aktif mengadakan meet up dengan sesama Local Guides di lingkungan lokalnya.
  3. Aktif berkomunitas dengan sesama Local Guides. 
  4. Aktif berdiskusi di Local Guides Connect ini
  5. Mulai belajar ngobrol pakai Bahasa Inggris jika belum biasa

Semoga Local Guides Summit 2018 nanti jumlah peserta dari Indonesia bisa lebih banyak lagi ya?!

 

Salam sukses,

 

Budiono

Level 9

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

This must be a TV series bro , very nice story @BudionoS AMAAAAZING story teller brooo ;-)))) 

Keep it up 

@NunungAfuah @MutiahA @FahmiAdimara

@NurulRahma wish to meet you next Summit 😁😁😁😁😁😁

Level 10

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

Thanks for tagging me in @BudionoS! 🙂 Now i will translate and print out your great recap, so I will have something to read this evening 😄

Level 8

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

الحمد لله

Mantabbb... Semoga saya Summit2019 ya...Sengaja tahun ini belum daftar...hehe...

Googler

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

@BudionoS Thank you for sharing such a great recap. I loved reading through all your posts! It was definitely a jam-packed time in the area for you, wasn't it? 😄


Note: Due to the volume of private messages Googlers receive, I do not read or respond to private messages. Please post publicly so others may benefit from your discussion. If you require urgent assistance, please tag a Google Moderator. Thank you!.
Googler

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

Hi @BudionoS what an amazing recap!!! Thanks for sharing it! I love how many things you got to do during your week in SF. It was great meeting you 🙂

Level 10

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

@BudionoS This is more than mega. Wow, wow, wow, No doubt your summit experience was amazing. Wow thanks for sharing with us. Look at this, lots of of lots of experiences and you are also enjoying the company of Summit attendees. Wow, I think you need to publish a medium size book for your summit experience bro ;). Hi @TraciC I have a tip for the team ;). Going by how Budiono make a recap here. probably next summit you can encourage local guides to share their summit recap here on connect or through a form. After that the team can make a Local Guides Encyclopedia 😄 or more of less like a local guides diary to help us see a wonderful experience of how Local Guides spent their time during the summit :). It might take a lot of time to get this, but it is worth it, seeing this in many years to come can bring lovely memories.

Googler

Re: Kisahku Ketika Menghadiri Local Guides Summit 2017 di Amerika Serikat

Hi @HelloSamsonR. Thanks for sharing the feedback (welcome in Feedback & Feature Requests, too). We did encourage every attendee to share their experience here on Connect though some may be traveling or not feel as comfortable sharing but posts are still coming in, so keep an eye on the lgsummit17 tag. 🙂 


Note: Due to the volume of private messages Googlers receive, I do not read or respond to private messages. Please post publicly so others may benefit from your discussion. If you require urgent assistance, please tag a Google Moderator. Thank you!.