Weci

Halo, apa kabar?

Hari ini saya baru saja menjadi anak sholeh. Jadi ceritanya tetangga depan rumah baru saja menggelar acara pengajian kecil-kecilan di rumahnya. Dan ketika acara pengajiannya selesai, ternyata saya juga ikut dikirimi sekotak makanan sisa pengajian walaupun saya tidak ikut di pengajiannya. Saya dikirimi weci! Rejeki anak sholeh.

Weci adalah kudapan ringan (snack) yang amat populer di kampung saya, Lawang, Jawa Timur. Bentuknya bulat dengan diameter sekitar 7-8 cm, dan cara memasaknya digoreng (deep fried). Biasanya weci disantap dengan menambahkan sedikit petis encer di atasnya, lengkap dengan lalap cabai rawit hijau.

Di warung gorengan, weci kampung seperti ini dihargai seribu rupiah untuk setiap 2 potong weci. Petis dan cabai rawit boleh ambil sepuasnya. Asalkan jangan sampai Anda membeli weci dua ribu, tapi cabai rawitnya minta sekilo. Penjualnya bisa marah.

“Yo nanduro lombok dewe ae, Le!?” begitu kata penjual gorengannya. Tanamlah pohon cabaimu sendiri.

Weci terbuat dari campuran tepung terigu, telur, dan air, yang kemudian ditambahkan aneka sayuran ke dalamnya. Kalau di kampung saya, umumnya sayuran yang digunakan hanyalah wortel mentah yang dipotong dadu 1x1 cm dan daun bawang yang dirajang kasar. Bumbunya juga cuma garam, sedikit merica, dan penyedap rasa. Micin.

Berarti weci di Malang mirip dengan bala-bala di Jawa Barat, dong?

Mirip. Weci memang mirip dengan bala-bala. Kedua penganan ini sama-sama terbuat dari campuran tepung terigu dan potongan sayuran mentah yang kemudian digoreng di dalam minyak banyak.

Hanya saja pada weci (Malang) jenis sayuran yang digunakan tidaklah sebanyak sayuran pada bala-bala (wortel, kol, tauge, daun bawang). Dan cara menggorengnya kalau weci dicetak menggunakan cetakan khusus weci (biasanya, sih, cuma sendok sayur yang ikut dimasukkan ke dalam penggorengan), sementara kalau bala-bala digoreng tidak menggunakan cetakan khusus sehingga lebih abstrak bentuknya.

Penggunaan cetakan untuk menggoreng weci ini bukan tanpa alasan. Jika dibandingkan dengan bala-bala, adonan weci sedikit lebih encer. Serta isian sayuran yang digunakan di dalamnya tidak terlalu banyak. Sehingga kalau weci digoreng tidak menggunakan cetakan, adonannya akan luber ke mana-mana. Ingat, kita ini sedang menggoreng weci. Bukan kremesan.

Ketika disantap, rasa yang dominan dari sepotong weci adalah rasa gurihnya (micin!), yang disusul dengan sedikit rasa manis yang khas dari wortel, serta pedas-segar dari rajangan daun bawang.

Konon, teknik menggoreng weci terbilang sempurna apabila adonannya renyah di luar namun lembut dan kenyal di dalam, serta potongan wortelnya sudah cukup lunak namun tidak sampai terlalu matang (overcooked) yang berakibat bisa menghilangkan rasa manis alami wortel. Di sini, komposisi bumbu minimalis dan ukuran potongan wortel yang pas adalah kunci!

Lalu seperti apa cara paling asyik menyantap sepotong weci ala orang Lawang, Jawa Timur? Wecinya disantap dengan menambahkan sedikit petis encer di atasnya, bukan saus-sambal botolan, sembari menggigit satu-dua cabe rawit hijau mentah.

Terlebih kalau kita menyantapnya langsung di warung gorengan, kita bisa sekalian bermain sulap dengan weci yang kita santap. Caranya? Begitu si tukang gorengan mengangkat weci dari dalam penggorengan, kita harus cepat-cepat mengambil dan memakannya. Maka pada saat itu juga lah sepotong weci kampung akan berubah menjadi nanas.

“Nanas, nanas!”

Gitu.

Maksudnya: panas.

Terima kasih sudah membaca cerita saya ini. Lain kali kita cerita-cerita lagi. Salam!

———————
TRIVIA:
Di Surabaya, Jawa Timur, weci dikenal juga dengan sebutan “ote-ote.”

26 Likes

This looks really nice and I guess packs some enjoyable heat @iorikun301 thanks for sharing this dish.

2 Likes

Hi, @PaulPavlinovich

We, Indonesian, usually eat weci while watching sports or movies.

Just like Americans, for example, that eat chicken wings or hotdogs while watching football. Hahaa…

But I don’t know Australian. What snack do you usually eat while watching sports?

2 Likes

Hi @iorikun301 here the most likely snacks are things like potato chips, depending on how organised we are we might have sausage rolls, small meat pies or other savoury things like that.

Paul

1 Like

hi @iorikun301 Grazie per aver condiviso. Grazie a google traslate ho potuto leggere il tuo post. Complimenti.

1 Like

Mas @iorikun301

Pas baca bagian gak ikut pengajiannya tapi dikirimi makananan hmmm , sudah kuduga ,ini rejeki anak Sholeh wkwkwk .

Pokoknya weci ini kecil sekali porsinya ,oiya ya ini kan belum pakai nadi haha …

Tapi seurius aku belum pernah makan weci

1 Like

Thank you for reading my post, @DENIT33 .

Maybe some words could not correctly translated to your language, because I’m using some local vocabulary here. I’m sorry about that.

And thank you for your kind words. Grazie! :smiling_face::smiling_face:

1 Like

Whehehee… sudah ketebak, ya, Mbak @Nyainurjanah ?

Tapi emang paling enak dapat kiriman makanan dari tetangga. Udah enak, gratis, banyak, lagi. Hehee…

Belum pernah makan? Emangnya di Sukabumi ga ada, ya? (Waktu dulu ke Cirebon, weci juga ga ada, sih. Hahaa).

Weci sebetulnya sama kayak bala-bala, cuma komposisi tepungnya lebih banyak, sayurnya juga cuma wortel-taoge-daun bawang, trus dicetak pake centong sayur (digoreng sama centongnya).

Aku paling suka dimakan pake nasi plus sayur berkuah kayak soto, rawon, sayur sop. Makin kenyang. Hahaa

2 Likes

Hai mas @iorikun301

Yang mirip weci sering makan tapi kalau namanya weci gak ada yang jualannya .

Bala bala mah udah menu wajib harian ahaha