The Legend - Gulai Tikungan Blok M

KAWASAN Blok M Jakarta Selatan adalah salah pusat bisnis di Jakarta. Di kawasan ini ada terminal bis dalam kota. Terminal Transjakarta dan tidak lama lagi ada terminal MRT.

Saya akan cerita sedikit tentang jajanan kaki lima di seputar Blok M Plaza. Adalah Gulai Tikungan atau Gultik. Namanya agak aneh. Tapi Itulah namanya. Kenapa Gutik? Ternyata bukan tanpa sebab. Penjual Gultik ini berada di tikungan jalan. Trotoar jalan cukup lebar dan relatif bersih. Mobil dan sepeda motor dapat diparkir diseberang badan jalan dan dijaga petugas parkir. Diperkirakan, pedagang ini mulai berjualan sejak sekitar tahun 1980 yang lalu. Ini tempat kami menikmati Gulai Tikungan (Gultik) Pak Agus Budi

Jumlahnya sekitar dua puluh pedagang. Mereka berasal dari daerah yang sama di Solo, Jawa Tengah. Tinggal juga di kawasan yang sama, tidak jauh dari lokasi mereka berjualan. Mereka semua menjual gulai dengan rasa yang sangat khas. Kuah santan kuning kental, potongan daging tipis, gajih sapi. Nasinya agak kasar. Disajikan dengan kerupuk putih dan berwarna di tepinya. Sambal dan Kecap dan bawang goreng bisa ditambahkan sesuai selera. Porsinya tidak banyak. Tapi kalau kurang bisa nambah.

Ya… Namanya juga kaki lima. Tidak ada bangunan permanen atau bangunan tetap. Pada setiap pedagang hanya ada payung ukuran besar dan dua keranjang yang dipikul dibawahnya. Keranjang ini berisi nasi dan panci kuah gulai. Di hadapan pedagang Gutik ada beberapa kursi plastik. Meja sesungguhnya juga tiada. Hanya potongan triplek sekira ukuran 40 x 60cm yang dilentakan diatas kursi plastik sebagai meja.

Sementara dipinggir keranjang ada sate telor burung puyuh rasanya agak manis. Sate Hati Ampela Ayam. Bila haus atau ingin penawar rasa pedas, bisa pesan air mineral atau teh manis dalam botol ketika saya ke sana tidak tersedia.Oh, ya. Gutik ini biasa buka mulai pukul 17.00 WIB. Dan akan tutup ketika habis. Saya sempat tunjukan peta google titik. Mas Agus Budi agak heran. Kok bisa ya? Akhirnya saya sedikit cerita tentang google maps. Seperti yang sering dilakukan Pak @BudiFXW

Berapa uang yang dihabiskan? Untuk dua porsi, dua sate hati dan ampela, dan dua botol berisi teh manis harganya relatif. Tapi pas untuk mengulang kenangan.

Teman-teman di Jakarta Local Guides pasti sudah tidak asing lagi. Bagaimana @SuhandiWidjaja @UlyTheresia @RahmatHarmanP pasti pernah mampir ke Gultik atau malah belum?

20 Likes

Hallo @RiverDefender

Terima kasih sudah berbagi.

Gulai? Beda dengan gulai di Solo.

Kalau di Solo foto foto yang anda upload sate telur, sate jerohan, sate ayam (lebih tepatnya sundukan)

Gulai kalau di solo masakan dengan bahan dari jerohan ( usus, hati, limfa) dengan di kuah yang dikasih santan.

Lain ladang lain belalang ya…

salam hangt…

3 Likes

Aduuuh @RiverDefender .

Ini nich yang bikin kangen di Jakarta.

Ngga bisa ngomong dech setelah lihat foto fotonya.

Keren, dan bikin laper.

6 Likes

Terima kasih juga Mas @kasiyanta sudah berbagi juga…

Hahaha… Persis. Foto gulai dalam post saya ini memang tidak dominan. Tapi memang gulai ini seperti yang saya ceritakan dan seperti yang diceritakan juga oleh Anda.

Salam Hangat

FJoe

2 Likes

Hahaha … Ya. Ini saya tulis untuk mengenang ketika saat awal saya sering nongkrong di Blok M sekitar tahun 1996. Setelah sekian lama, semalam sepulang dari tugas kantor, saya bersama teman satu kantor mampir ke lokasi ini.

Dan… suasananya mirip-mirip di Angkringan.

Terima kasih @BudiFXW sudah mampir.

2 Likes

Memang membangkitkan kenangan daerah ini @RiverDefender .

Sampai sekarang Selalu terkenang dengan roti bakar daerah ini.

Roti bakar yang sekarang saya temui di sekitar Depok dan Bogor, tidak seenak yang saya temui disini.

Rotinya jauh lebih tebal rasanya.

4 Likes

Thank you @RiverDefender for sharing your nice post with us.

1 Like

Terimakasih sudah berbagi mas @RiverDefender Next waktu main ke jakarta harus cobain makan disini nih, sate telur puyuhnya menggoda

1 Like

aku malah belum :frowning: