“Kepala Kala ini ditemukan, gara-garanya, sang juru pelihara (jupel) melaporkan ke BPCB, ada Kepala Kala yang muncul di permukaan karena tanahnya tersingkap akibat tergerus air. Jupel melaporkan ke BPCB tanggal 29 Pebruari 2020,” lanjut pak Wicaksono
BPCB pun bergerak cepat. Mereka membentuk tim diketuai Arkeolog Wicaksono DwI Nugroho untuk melakukan survey penyelamatan sekaligus ekskavasi awal.
Mulai 3 Maret sampai 7 Maret 2020. Tak kurang dari 6 kotak gali berukuraan 4mx4m sudah dibuat. Dari ekskavasi awal ini ditemukan (kembali) Kepala Kala, 3 buah struktur berbentuk pondasi berukuran 2,78meter x 3 meter serta beberapa fragmen.
Karena situs Kebo Ireng sangat potensial, maka BPCB memutuskan untuk mengadakan ekskavasi Tahap II. Mulai 9 Maret sampai 18 Maret 2020. Agar tak ketinggalan informasi, saya meluncur tepat di hari terakhir ekskavasi candi Kebo Ireng. Di sana, nampak beberapa anggota tim masih menuntaskan pekerjaaannya.
Temuan Terkini
Beruntung, saat itu, di Kebo Ireng, saya bertemu dengan Pak Wicak, panggilan akrab ketua tim ekskavasi. “Kemungkinan, candi ini lebih tua dari masa Majapahit,” kata pak Wicak membuka perbincangan. "Selain Kepala Kala, ditemukan juga Antefiks, panil relief, candi perwara, sebuah uang kepeng dan pecahan keramik/genting.
“Kepala Kala ini adalah hiasan di atas pintu candi yang diyakini sebagai penolak bala/ pengusir roh jahat,” beber pak Wicak, arkeolog BPCB Trowulan sembari mengajak mendekat ke lokasi temuan.