Sebuah Surga Kecil di Metro Timur

Tidak banyak tempat yang tenang di sekitaran rumah selain di Areal Persawahan di Metro Timur. Sebelum mengawali dunia perkuliahan dan kehidupan baru yang membuat penat, tidak ada salahnya untuk berkeliling menggunakan sepeda di pagi hari merasakan asri-nya suasana persawahan di samping riuh-ramainya kendaraan dan asap kendaraan bermotor.

Aku salah satu orang yang senang akan suasana pepohonan, perkebunan, serta sawah-sawah. Sering kali, kesini hanya karena rindu akan suasananya, suatu hal yang kala itu ku pikir sulit didapat ketika sudah masuk di dunia perkuliahan.

Yap, benar sekali, baru saja semester satu pun, rasa-rasa rindu itu tetap terus menghantui apalagi ketika aku masuk ke bangku perkuliahan. Kini aku berkuliah di Universitas Diponegoro, Semarang.

Aku sudah berkali-kali melewati rute-rute ini menggunakan sepeda namun tidak bosannya karena rute ini mensuguhkankan hal-hal unik dan menarik. Salah satunya adalah Gardu Listrik PLN yang berdiri di tengah tengah areal persawahan.

Dari agak jauh kita dapat mendengar khas suara listrik dari gardu tersebut. Jalan menuju tempat ini masih berbatu dan tidak rata. Pemandangan Gardu tersebut agaknya menjadi penghias daripada persawahan di sekitaran daerah tersebut. Walaupun dalam hati agak heran kenapa gardu tersebut di taruh di tengah tengah areal persawahan.

Selanjutnya yang tidak kalah asik di seputaran areal ini adalah Daerah Aliran Sungai (DAS). Sawah-sawah terhubung dengan DAS yang sekeliling alirannya dikelilingi oleh pohon-pohon besar nan rindang. Jalan yang sepi membuat kita dapat berkontemplasi ketika melewatinya.

Hal-hal kecil semacam ini yang membuat rindu ingin melewati rute tersebut berkali-kali. Tempat yang sangat cocok untuk bercerita. Pernah sekali aku mengajak teman untuk sekedar bersepeda sambil bercerita mengenai kehidupan, kami hanyut dalam suasana yang tercipta.

Tidak banyak suara burung di sekitar aliran sungai ini, namun keberadaan capung dan kupu-kupu masih banyak terlihat. Nampaknya pula yang terkena krisis eksistensialisme tempat ini merupakan tempat yang cocok untuk merenungkan kehidupan ini~.

Yang terakhir adalah Lapangan Bola Margodadi. Di sekitaran Daerah Aliran Sungai ini terdapat lapangan bola tempat bermain anak-anak di kala sore tiba. Kita bisa melihat anak-anak bermain, bersenda gurau, atau hanya sekedar duduk duduk.

Sangat jarang nampaknya di kota ini terdapat lahan-lahan lapangan kampung untuk sekedar olahraga atau taman bermain. Aku tahu beberapa tetapi sudah tergusur karena didirikan permukiman rumah warga.

Sebuah surga kecil untuk anak laki-laki yang lahir di kota ini yang mendambakan ingin masuk dunia Biologi namun malah tersasar di dunia impian satunya lagi, yaitu Ilmu Politik dan Pemerintahan

Untuk yang terakhir ada bonus dari aku yaitu foto sepeda dari petani yang bekerja di persawahan tersebut~

14 Likes

Hi @Aldianzafatria ,

Thanks for sharing with us!

I have just released your post from the Spam Filters. I would like to apologize for your post being marked as spam. Our filters run 24/7 and they can be a little harsh at times.

You can visit this article to learn more - Why was my Connect post marked as spam?

PS: Please do not share external webpages as Wikipedia in your posts, and check out the How do I follow the original content guidelines on Connect?.

2 Likes

Hi @Petra_M

thank you for your appreciation!

Forgive my ignorance on the prohibition of external webpages and thanks for the advice, will be repaired as soon as possible :slight_smile: