SELALU ada cerita baru setiap Sabtu. Seperti pagi tadi, saya bersama Bogor Ciliwung Community mendapat teman-teman baru. Mereka dari Singapura Universitas Of Social Sciences. Mereka datang bersama dua orang dosen untuk melihat peran sosial masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup, ketahanan pangan, pencemaran sungai dan banjir. Mereka secara khusus darangi sungai Ciliwung di hulu Puncak, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.
Tidak hanya belajar, mereka juga ikut serta membersihkan sungai Ciliwung di sekitar Air Terjun Sukaresmi, yang selama ini sering menjadi titik sungai yang kami bersihkan. Berulang dibersihkan, tapi akan kotor lagi ketika banjir datang. Tapi ini tidak membuat kami frustasi.
Perlatan sudah disiapkan oleh Bogor Ciliwung Community. Ada karung bekas, sapu lidi, masker, sarung tangan. Sementara, mahasiswa dari SUSS secara khusus mebeli capitan untuk memungut sampah yang bertebaran. Briefing dan pembagian kelompok dilakukan. Ada yang membersihkan daratan yang kering. Ada juga yang membersihkan daerah yang basah atau yang dekat dengan lairan sungai. Untuk keselamatan, setiap kelompok didampingi volunteer dari Bogor Ciliwung Community dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Terutama area basah, karena permukaan batuan cadas yang lunak ketika basah sangat licin.
Kedua kelompok sudah dibagi. Masing-masing kelompok terdiri dari relawan dari Militer, Institute Pertanian Bogor, SUSS, Bogor Ciliwung Community, Badan Nasional Penanggulan Bencana . Mereka bergerak seperti semut. Memungut sampah an-organik yang dijumpai di lokasi ini.
Awalnya saya menduga, mahasiswa dari SUSS akan canggung memungut sampah. Dugaan saya keliru, mereka ternyata bersemangat membersihkan dua area ini.
Setelah lokasi ini dibersihkan dan karung dikumpulkan, kami semua membersihkan kaki dan tangan di pancuran yang berasal dari mata air nan bersih. Cuaca mendung membuat area terbuka ini menjadi teduh. Kemudian, saya mewakili Bogor Ciliwung Community memberi kata penutupan. Saya berpesan, hari ini, walaupun hanya sebentar, kita sudah berusaha berbuat kebaikan bagi alam semesta. Kita sudah melakukan sesuatu agar sampah ini tidak terbawa arus sungai dan masuk ke samudra. Semua sungai di seluruh dunia saling terhubung di samudra. Binatang di laut sudah cukup menderita. Mikroplastik juga mengancam kesehatan binatang dan manusia. Lakukan kebaikan ini di mana saja. Saya menambahkan, gerakan seperti ini juga menjadi program relawan digital Local Guides Clean The World. Mereka terkejut dan woowww. Semoga ada kesempatan berjumpa lagi pada lain waktu dan kesempatan. Kemudian setelah berpamitan mereka kembali ke Jakarta.
Kalau tidak ingat ada acara meet up selanjutnya, rasanya enggan meninggalkan tempat ini dengan segera.
Ini cerita saya akhir pekan ini @ermest @DavidTito @AngieYC Foto selengkapnya di sini