Sepertinya, hari Sabtu kemarin, tanggal 14 Januari 2023, menjadi hari yang ditunggu-tunggu segenap anggota Batu Local Guides. Betapa tidak, hari itu kami akan merayakan ulang tahun komunitas Batu Local Guides yang ke-6. Wow. Sudah enam tahun saja ternyata kami eksis di jagad maya dan dunia nyata.
Sesuai rundown, jam 12 siang kami jadwalkan untuk berkumpul di rumah salah satu anggota Batu Local Guides, Sri Wahyuni, yang akan mengatur transport bagi anggota yang tidak membawa kendaraan menuju lokasi meet-up. Sebelum jam 12, saya bersama Nissa dan Thalita sudah sampai di lokasi. Masih terlihat sepi, belum ada tanda-tanda anggota lain. Kami pun santai menunggu sambil membeli jajanan untuk melengkapi bekal buat di perkemahan nantinya. Hingga akhirnya mulai berdatangan para peserta acara Batu Local Guides Anniversary Fun Camp. Setelah semua hadir, kami pun berangkat beriringan dengan menumpang angkutan umum dan mobil pribadi. Sesuai ramalan cuaca, suasana siang itu cukup sejuk. Menjelang lokasi meet-up yang berada di ketinggian 1885 mdpl, hujan pun turun perlahan membasahi bumi brakseng. Lanjut? Tentu saja. Entah kenapa, setiap kali kami mengadakan acara camping, selalu diiringi dengan guyuran hujan. Dan itu tidak mengurangi semangat kami untuk tetap mengikuti acara.
Sesampainya di lokasi, kami segera memindahkan semua peralatan ke dalam Cafe TerasTegal. Oh ya, lokasi perkemahan yang akan kami pakai bermalam letaknya tepat di belakang Cafe TerasTegal, dan baru selesai dibangun. Untuk membedakan jenis usahanya, maka di titik tersebut saya tambahkan titik baru dengan nama Camping Ground TerasTegal. Sambil menunggu hujan reda, kami manfaatkan waktu untuk makan siang. Nasi panas, ayam goreng, dan sambal lombok udel sepertinya sangat cocok dengan suasana siang itu, lengkap dengan teh panas. Kami makan siang sambil menikmati pemandangan kawasan brakseng yang mendung dan diguyur hujan rintik-rintik. Setelah hujan sedikit reda, kami mulai mendirikan tenda, dibantu oleh beberapa pemuda pengelola Camping Ground TerasTegal. Satu per satu tenda mulai berdiri. Latar belakang pemandangan alamnya sungguh memanjakan mata, mulai dari hamparan perkebunan di kawasan Brakseng, beberapa gunung yang berdiri megah, seperti Gunung Welirang, Gunung Kembar I, Gunung Kembar II, dan Gunung Arjuno, serta pemandangan Kota Batu di kejauhan sana yang terlihat gemerlap di malam hari. Tak mau melewatkan kesempatan, semua peserta mulai berburu foto dari segala penjuru, mulai dari foto lansekap, hingga foto makro. Kebetulan, saya membawa beberapa pin local guide dan bintang yang saya dapatkan dari acara sebelumnya yang diadakan oleh tim local guide di Indonesia, yang bisa dijadikan obyek foto makro.
Malam harinya, kami berkumpul sambil menyalakan api unggun. Beberapa anggota membagikan bekal yang dibawanya untuk dimakan bersama-sama. Sebagian menyiapkan barbeque daging sapi dan sosis. Ada juga yang membawa jagung rebus, nasi, sate tahu, dan jajanan ringan lainnya. Pengelola menyumbangkan kentang untuk dinikmati peserta. Jadilah malam itu makan malam bersama yang nikmat di bawah siraman cahaya bintang di langit yang cerah. Beberapa peserta yang baru pertama kali mengikuti acara meet-up Batu Local Guides, tampak menikmati suasana bersama keluarga dan teman-teman baru. Malam itu tidak ada acara seremonial apapun, kami semua bebas menikmati suasana dengan cara masing-masing, hingga akhirnya satu persatu mulai memasuki tenda untuk beristirahat.
Menjelang pagi, mendung masih bertebaran di atas sana. Matahari terbit yang kami nantikan sepertinya malu-malu menampakkan diri. Untuk menghalau rasa dingin, saya mengajak semua peserta untuk berjalan kaki mengelilingi kawasan brakseng. Dengan beriringan, kami mulai menjelajahi jalan yang masih basah. Kabut mengiringi awal perjalanan kami. Di beberapa titik, kami sempatkan untuk berburu foto. Saya sendiri mencoba merekam video 360 derajat untuk diunggah melalui aplikasi StreetView. Hingga kami sampai di titik tulisan BrakSeng yang entah kenapa sepertinya agak sulit untuk dibuat background foto, karena persis di depan tulisan, terdapat pagar bambu yang cukup tinggi. Melihat beberapa foto di Google Maps, pagar ini sebelumnya tidak ada. Mungkin, karena untuk mengambil foto harus masuk ke lahan perkebunan dan kemungkinan merusak tanaman, oleh pemilik kebun dibuatlah pagar bambu untuk mecegah pengunjung memasuki lahan perkebunan. Semoga dinas pariwisata Kota Batu sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keberadaan tulisan Brakseng ini bisa mempertimbangkan kembali untuk memindahkan tulisan ini di lokasi yang lebih nyaman bagi pengunjung maupun pemilik lahan perkebunan. Setelah puas berburu foto di titik ini, kami segera kembali ke Cafe TerasTegal. Sesuai jadwal, jam 8 pagi kami rencanakan untuk sarapan bersama sambil memotong tumpeng nasi kuning sebagai silbol rasa syukur atas ulang tahun Batu Local Guides yang ke-6. Setelah menunggu beberapa saat, menu-menu segera dihidangkan di depan tenda kami. Menu istimewa tumpeng nasi kuning diletakkan persis di tengah-tengah, dengan hiasan logo warna warni dan bendera Local Guide.
Acara dimulai oleh pembawa acara, Ita Irawati, yang menyambut semua peserta yang sudah berkenan hadir pagi itu. Terhitung sebanyak 24 anggota yang hadir yang berasal dari Kota Batu, Kota & Kabupaten Malang, Kota Blitar, Kota Sidoarjo dan Kota Surabaya. Berikutnya, saya diberi kesempatan untuk memberikan sambutan. Saya sangat berterimakasih kepada semua Local Guide yang hadir. Bagi saya, semuanya sungguh anggota yang istimewa, menyempatkan diri untuk hadir, biarpun harus menempuh perjalanan yang tidak mudah. Tanpa dukungan mereka semua, mustahil Batu Local Guides akan mencapai umur yang ke-6 tahun ini. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pengumuman 3 anggota terbaik, yang akan mendapatkan hadiah totebag keren bertuliskan Indonesia Local Guides, sumbangan dari Paper Story. Puncak acara pun tiba, pemotongan tumpeng nasi kuning. Potongan nasi kuning ini saya hadiahkan untuk si kecil Jiju, yang merupakan peserta paling muda yang aktif mengikuti kegiatan Batu Local Guides. Pemotongan tumpeng ini dilanjutkan dengan makan bersama seluruh peserta yang hadir. Sekali lagi, makan bersama ini sungguh nikmat luar biasa, bersama teman dan keluarga terdekat dalam suasana kekeluargaan di tengah-tengah kawasan perkebunan Brakseng yang indah dan merupakan kawasan tertinggi di Kota Batu. Hal yang mungkin tidak mungkin bisa kami laksanakan setiap hari, dan itu sungguh kami nikmati setiap detiknya.
Setelah pemotongan tumpeng dan makan bersama, acara pun diakhiri. Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan penguasa semesta alam, yang telah melindungi kami di sepanjang acara dan memberikan kesempatan kepada kami semua untuk bisa bertemu. Semoga jalinan tali persaudaraan ini semakin kuat. Semoga apa yang sudah kami lakukan selalu bermanfaat untuk orang lain.
Salam, Brian



















