Apa kabar semua?
Kia Ora!
Meskipun Ramadhan dan Idul Fitri telah lewat dan dirayakan bagi teman - temanku yang merayakan, saya ingin berbagi cerita Ramadhan dan Idul Fitri perdana kami di Selandia Baru. I believe many of the Local Guides here are also celebrating Ramadhan and Eid Al Fitri and although it has been celebrated some times ago, I hope it won’t be too late to share my story here.
Setelah menjalani puasa di Jakarta untuk tahun 2019, 2020, dan 2021, kali ini kami diberi rezeki oleh Yang Kuasa untuk menjalani hari - hari di Selandia Baru, tepatnya Wellington. Alhamdulillah, sejak ketibaan di Christchurch pada akhir November 2021 and landing dengan manis di Wellington pada tanggal 3 Desember 2021 setelah menjalankan karantina selama total 10 hari, the Frakarsas resmi menjadi penghuni baru kota Wellington, yang kerap dijuluki sebagai the little coolest capital ini*.*
Ramadhan di Wellington, Selandia Baru, kali ini dimulai pada hari Senin, 4 April 2022. Berbeda dengan Jakarta dan sekitarnya yang memulai puasa di hari Minggu 3 April, FIANZ, atau the Federation of Islamic Associations os New Zealand mengumumkan bahwa umat Muslim di Selandia Baru memulai ibadah di bulan suci pada hari Senin.
Seperti apa bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri perdana kami di Aotearoa?
- Rezeki nikmat berpuasa di musim gugur
Salah satu hal yang membedakan puasa yang kami jalani di berbagai negara adalah durasi atau lamanya berpuasa dalam satu hari.
Selandia Baru adalah negara ke lima di luar Indonesia yang pernah kami tinggali. Kalau untuk suami dan keluarga, ini adalah negara ke empat di mana kita pernah menjalankan ibadah puasa. Setelah Belanda, Australia, Swiss, dan Amerika Serikat, kali ini Selandia Baru masuk dalam daftar.
Untungnya, Ramadhan tahun ini bertepatan dengan masuknya musim gugur di Selandia Baru. Jangan kaget kalau musim kita berbeda atau terbalik dibandingkan negara -negara di belahan Utara seperti AS dan Eropa ya, karena Selandia Baru berada di Pasifik dan masuk dalam belahan Selatan. Psst, kita memang relatif dekat ke Kutub Selatan hehe. Karenanya, Selandia Baru menjadi salah satu negara yang puasanya juga terpendek, urutan ke-tiga setelah Afrika Selatan dan Argentina.
- Penyesuaian dan manajemen waktu
Di hari - hari pertama, kami tentunya melakukan banyak penyesuaian dengan jam bangun sahur, persiapan sahur dan berbuka, kegiatan ibadah serta kegiatan di sekolah dan kantor.
Untungnya, cuaca yang mendukung, semangat untuk berpuasa dan jadwal kantor yang juga disesuaikan membuat puasa berjalan dengan lancar. Bahkan di tengah bulan suci, saya sempat melakukan perjalanan dinas ke beberapa tempat di Selandia Baru. Anak – anak pun menyesuaikan jadwal dan waktu istirahat mereka dengan kegiatan di sekolah yang berlangsung seperti biasa.
Sebagai Local Guide, saya masih tetap melakukan banyak kegiatan dan juga memberikan kontribusi ke tempat – tempat yang saya kunjungi. Biasanya, karena tidak ada tradisi berburu takjil maupun buka bersama seperti saat di Indonesia, saya banyak memasak di rumah dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Untuk itu, saya sering mengunjungi supermarket, Asian stores maupun toko – toko yang menjual kebutuhan hari – hari lainnya. Satu hal yang saya coba tambahkan adalah informasi mengenai halal food atau halal items yang banyak dibutuhkan oleh kaum muslim, khususnya di Wellington, New Zealand. Ini beberapa kontribusi yang saya lakukan di saat Ramadhan dan juga idul fitri.
- Merayakan Hari Kemenangan, Eid Al Fitr
Setelah menjalani ibadah puasa selama 29 hari, kaum muslim di Selandia Baru merayakan Hari Kemenangan, Eid Al Fitr. Berbeda 1 hari dengan Indonesia, kami merayakan Eid Al Fitr pada tanggal 3 Mei 2022 and it was fun indeed to actually meet the big family of Indonesian sisters and brothers during this time. Untuk perayaan Idul Fitri kali ini, kami merayakannya di Wellington Bridge Club dengan acara yang diatur oleh UMI atau Umat Muslim Indonesia, organisasi komunitas muslim Indonesia di Wellington.
Lebaran perdana kami di Wellington sangat meriah dan dengan tetap mematuhi protocol kesehatan, kami bisa berkumpul, menunaikan sholat Idul Fitri bersama dan juga menikmati hidangan khas saat Idul Fitri. Saya sempat bertemu para pengguna Google Maps dan juga Google Local Guides asal Indonesia yang ada di Wellington. Kita bertukar cerita dan juga pengalaman saat menggunakan Google Maps and beberapa tips and tricks, as well as the do’s and the don’ts, while contributing to Google Maps. Semoga nanti makin banyak Local Guides di sini yang bisa saya temui.
Well, that’s a little story I would like to share here with my Local Guides communities wherever you are. To those who are celebrating Eid Al Fitr, again I hope it’s not too late to wish you a wonderful one.
Tagging @Nyainurjanah @Ddimitra @KashifMisidia who are also celebrating Eid Al Fitri and of course others as well.
Cheers from Wellington