Pandemi COVID-19 ini banyak orang kehilangan pekerjaan tetapnya dan musti lincah dan gesit mencari peluang baru agar dapur tetap bisa berasap.
Saya sering melintasi jalan akses menuju Gelanggang Olahraga Raga Pakansari. Akses yang selalu ramai dan padat di hari libur dan Sabtu-Minggu.
Pedagang ikan hias menarik perhatian saya. Pada prinsipnya jalur ini bukan untuk berdagang sehingga para pedagang disini harus membuat tempat jualannya menarik pembeli dan mudah juga dibongkar pasang. Berjalan ikan hias keliling, baginsaya mempunyai tantangan tersendiri, ikan hias di beli orang karena keindahan warna dan gemulai gerakan sirip siripnya. Maka diperlukan wadah yang tembus pandang yang jernih tidak kusam.
Pilihannya adalah tempat panganan yang terbuat dari gelas kaca dan dengan air yang bening.
Pilihan kedua adalah botol plastik bekas air mineral, namun kalau sudah lama akan kusam dan bentuknya tak beraturan sehingga keindahan ikan hias terganggu.
Wadah bening yang terbuat dari kaca beratnya cukup signifikan apalagi setelah diisi air.
Ikan cupang atau Siamese Fighting Fish, Manfish, Clown fish dan koki nampak indah di dalamnya.
Risiko berikutnya adalah distribusi oksigen harus bagus kalau mau ikannya tidak cepat mati.
Dengan berbagai risiko kerugian pedagang ikan hias keliling tetap pantang menyerah berkeliling menjajakan ikan dengan harga mulai lima ribu rupiah sampai lima puluh ribu rupiah.
