DATANG dari daerah Xi’an di negeri Tiongkok yang jauh, kue bola wijen ini kemudian menyebar ke berbagai negara tetangga, termasuk Indonesia. Di negeri Bhinneka, kue ini populer dengan sebutan “onde-onde.”
“Tit-tet-tit-tett!! Onde-onde angeett…, seribu lima ratusaann… Tit-tet-tit-tett!!” demikian si penjual berkeliling menjajakan onde-ondenya di kampung saya.
Lazimnya di Indonesia, kue yang terbuat dari ulenan tepung ketan ini memiliki isian kacang hijau kupas yang lembut dan manis. Namun tidak dengan onde-onde yang saya beli ini. Ia memiliki isian berupa pasta campuran kacang merah dan cokelat yang sangat manis. Teramat manis. Kayak kamu EH.
Hal lain lagi yang membedakannya dari onde-onde biasa, kulit onde-ondenya diberi pewarna hijau yang membuatnya nampak sangat cantik. Seolah mengerti keheranan saya, tanpa ditanya si penjual sigap menjelaskan: “Rasa greentea, Mas!?”
Busyet! Onde-onde kampung saja sekarang juga tidak mau ketinggalan tren hits kekinian, yang apa-apa serba di-greentea-kan!?
Tapi setelah saya gigit sedikit…, ngg…, lidah saya mencari-cari di mana rasa greentea, teh hijau, yang tadi ia, si penjual, sebut-sebut. Apa mungkin rasa teh hijaunya terlalu lembut untuk lidah saya yang terbiasa dengan rasa teh hitam nasgitel? Panas legi kentel? Atau…, rasa greentea-nya hanya… gimmick?
Entahlah.
Yang jelas si penjualnya kini sudah jauh. Kembali menjajakan onde-ondenya berkeliling kampung. Kudapan tradisional, yang sesungguhnya datang dari negeri yang jauh, terus mencoba mempertahankan eksistensinya dengan berusaha mengikuti perkembangan zaman. Onde-onde greentea rasa cokelat-kacang merah, siapa yang sangka?
“Tit-tet-tit-tett!! Onde-onde angeett…, seribu lima ratusaann… Tit-tet-tit-tett!!” sayup-sayup terdengar suara si penjual onde-onde keliling di kejauhan. Mudah-mudahan dimudahkan rezekinya, ya? :))
—————
#MalangLocalGuides