Pertama-tama saya sampaikan terimakasih banyak khususnya kepada Putra Matahari Outbound dan Management Taman Wisata Matahari yang telah memberikan support yang luar biasa sehingga Meetup Local Guides di Taman Wisata Matahari dapat terselenggara dengan baik.
Terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga saya sampaikan kepada pak @BudiFXW, Mutiah, Nuti Laraswati, mbak Maulina Lestari, mas @SuhandiWidjaja, mas Iman Widianto, Hendra Gunawan dan semua local guides lainnya yang telah berpartisipasi dalam meetup tersebut.
Ada banyak pengetahuan dan pengalaman berharga yang saya (dan juga saya yakin semua peserta) dapatkan dari penyelenggaraan meetup di Taman Wisata Matahari. Yang paling mengesankan terutama adalah pelajaran yang saya petik dari sharing pengalaman pak Budi yang bulan lalu mengikuti Google Summit 2018 di San Fransisco, California, Amerika Serikat.
Dengan gaya bicaranya yang khas, beliau menceritakan semua rahasia sukses dan suka duka yang dia jalani selama menekuni hobbynya sebagai seorang local Guides dari A sampai Z.
Selain itu, tips dengan benang merah “just to be your self” yang diberikan mbak Mutiah juga sangat menginspirasi saya.
Penggalan cerita pak FX Budi dapat anda saksikan dalam video yang dibuat oleh bung Hendra Gunawan di bawah ini
Hal lain yang sangat mengesankan adalah serunya suasana selama meetup berlangsung. Meskipun kebanyakan peserta adalah orang-orang yang baru pertama kali saling bertemu, namun saya tidak merasakan suasana canggung sama sekali dengan mereka.
Seperti yang biasa berlangsung di group whatsapp, komunikasi di antara kami terasa begitu cair dan akrab. Di sela-sela pembicaraan serius, tak jarang kamipun larut dalam canda tawa lepas khas komunitas local guides.
Sesuai jadwal, meetup dimulai dengan acara pembukaan dan sambutan dari Putra Matahari Outbound dan perwakilan management Taman Wisata Matahari selaku sponsor. Pada sambutannya, pimpinan Putra Matahari outbound dan perwakilan management TWM menyampaikan perkenalan serta ucapan terimakasih dan harapannya atas kedatangan kami di sana.
Di sela sambutannya, perwakilan management TWM juga sempat menjelaskan tentang banyaknya duplikat dari Google Map resmi Taman Wisata Matahari. Melihat hal tersebut, Suhandi Wijaya dan Sdr. Hendra yang telah menyandang predikat sebagai Trusted Street Viewer pun langsung beraksi untuk menghapusnya.
Aksi serupa juga dilakukan oleh semua local guides, kecuali saya sendiri karena saya sudah melakukannya jauh-jauh hari sebelumnya. Hasilnya sampai tulisan ini diposting, alhamdulillah semua listingan spam itu sudah tidak terlihat lagi. Tapi listing spam itu kemungkinan masih akan ada lagi karena banyaknya oknum pelaku spam yang seakan tak pernah bosan membuat Google Map palsu dengan nama Taman Wisata Matahari.
Setelah itu pak FX Budi yang kami undang sebagai pembicara utama, menyuguhkan wejangan berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar dunia local guides. Beliau juga menjelaskan tentang apa itu local guides dan etika yang harus dipatuhi semua local guides dalam menulis review khususnya pada event meetup bersponsor.
Hal itu beliau tekankan untuk memberikan pemahaman yang benar tentang local guides serta mempertegas rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar oleh local guides. Seusai acara sharing session, kamipun disuguhi hidangan makan siang di warung Adem Ayem yang berada di Food Court Pasar Murah, tepat di depan Aula Manado di mana meetup berlangsung.
Walaupun menu makan siang itu tidak terlalu istimewa, tapi kami menikmatinya dengan lahap. Tak perlu waktu lama, semua hidangan di atas meja ludes kami santap. He he he… maklumlah, mungkin karena kami semuanya memang belum sarapan pagi sebelum berangkat.
Setelah makan siang, kami berjalan kami menuju Wahana Terminal Mobil Wara-wiri yang membawa kami berkeliling kawasan Taman Wisata Matahari.
Tidak seperti biasanya, Aldy - marketing manager TWM - kali ini menjadi pemandu wisata di mobil Warawiri yang kami tumpangi. “Biasanya sih bukan saya yang menjadi pemandu di mobil wara-wiri ini pak. Tapi kali ini saya harus terjun langsung menjadi pemandunya” kata Aldy kepada kami.
"Wah, berarti kita tamu VIP dong… " celetuk pak FX. Budi sembari tertawa ringan dan diiringi gelak tawa seisi mobil warawiri.
Menurut salah seorang manager TWM, seharusnya management yang menjadi sponsor utama meeetup local guides ini, bukan Putra Matahari Outbound. Oleh sebab itu dia berharap agar meetup local guides di Taman Wisata Matahari dapat diselenggarakan lagi dengan jumlah peserta yang lebih banyak.
Dia optimis pihak management TWM akan siap mendukung penyelenggaraan meetup yang akan datang jika kami mengajukan proposal jauh hari sebelumnya. Di sepanjang perjalanan menyusuri jalan mengelilingi kawasan TWM yang luasnya sekitar empat hektar, Aldy menyampaikan presentasi singkat tentang wahana-wahana yang kami lewati.
Rombongan kami pun berhenti sejenak untuk memasuki wahana-wahana gratis yang termasuk dalam tiket tanda masuk. Di sepanjang rute yang kami lewati memang banyak spot menarik dan instagramable sehingga semua peserta pun sibuk melakukan photo dan video hunting.
Master FX Budi yang duduk di depan saya juga seolah tak mau kalah semangat dengan para juniornya. Yang membuat saya berdecak kagum, ternyata pak Budi mampu mengumpulkan ratusan point dalam sekali upload puluhan video. Tak heran kalau pointnya sangat luar biasa besarnya. Bagi saya, terus terang hal seperti ini merupakan sebuah pengetahuan yang berharga.
Sebelum kembali ke warung Adem Ayem di mana kami menitipkan barang bawaan, kami singgah di kantor Putra Matahari Outbound yang berlokasi di tepi Jalan Desa Cilember tak jauh dari kawasan Taman Wisata Matahari.
Di sana kami sempat masuk ke dalam kantor dan mengedit lokasi kantor Putra Matahari Outbound yang koordinatnya di Google Map kurang tepat. Setelah berfoto bersama, kami pun kembali ke warung Adem Ayem untuk berpamitan pulang.
Lihat album foto Meetup Taman Wisata Matahari di https://photos.app.goo.gl/JxWSZZUPVJ5oGvy68
Kesimpulan:
Secara keseluruhan acara meetup di Taman Wisata Matahari berjalan lancar dan sukses meskipun tidak semua local guides yang telah mendaftarkan diri di RSVP tidak hadir dan beberapa acara seperti Ice Breaking terpaksa ditiadakan karena keterbatasan waktu.