#LGCTM #KontenRaMutu: Tanah Ini Dijual!

PENGGUNA Google Maps dapat menambahkan tempat tempat yang belum tercantum di peta agar dapat ditampilkan secara publik di peta. Namun sayangnya tak sedikit oknum pengguna Google Maps yang menambahkan tempat tempat yang sebetulnya menurut aturan (https://support.google.com/local-guides/answer/2642650?hl=en&ref_topic=6224587) tidak boleh ditambahkan. Seperti misalnya tempat untuk disewakan atau dijual. Entah disengaja atau sekadar ketidaktahuan akan aturan.

Berdasarkan penelusuran kami di kelompok Local Guides Malang, tempat tempat tak berguna di Google Maps seperti tersebut jumlahnya tidaklah sedikit. Dan karena kebetulan hari ini adalah hari Minggu, maka itu artinya sekaranglah waktu yang tepat bagi kami untuk turut bersumbangsih membersihkan peta dari #KontenRaMutu. Local Guides Clean The Map!

Lumayan, lah, karena ini adalah upaya untuk bisa menambah poin kontribusi supaya cepat naik level dan, siapa tahu, bisa dapat hadiah kaus kaki dari Google. Beknya…

Pada sesi #LGCTM #KontenRaMutu kali ini kami memilih kata kunci spesifik “tanah ini dijual” untuk menyasar tempat tempat yang tak semestinya ada di peta yang kami upayakan untuk diusulkan penghapusannya.

Mengapa menggunakan metode pencarian dengan kata kunci spesifik? Mengapa tidak menggunakan metode menelusuran zoom in zoom out, atau yang lainnya?

Jawabannya sederhana: karena metode pencarian dengan kata kunci spesifik ini mudah dilakukan dan efektif dalam menjangkau tempat tempat yang terindikasi melanggar aturan Google Maps. Yang dibutuhkan hanyalah pengetahuan yang luas tentang kebiasaan lokal setempat, termasuk di antaranya kosakata spesifik yang umum digunakan para “oknum perusuh peta” tersebut.

Hal ini terbukti dari ada cukup banyaknya tempat di peta kota sekitar tempat kami tinggal yang menggunakan kata kunci “tanah ini dijual” (dan variasinya) pada nama lokasinya. Sepagian ini saja sekurangnya sudah ada 30 tempat yang berhasil kami identifikasi. Bayangkan akan sebanyak apa lokasi “tanah ini dijual” (dan variasinya) yang akan berhasil kami temukan seandainya #LGCTM #KontenRaMutu ini dilakukan selama 7 hari 7 malam berturut turut?

Lalu apakah tempat tempat seperti ini tepat untuk diusulkan penghapusannya dari Google Maps, dan apa alasan penutupan yang pas?

Jika dilihat dari aturan Google yang menyatakan bahwa tempat tempat dengan lokasi tidak tetap, secara spesifik contohnya adalah tempat untuk disewakan atau dijual, maka tempat tempat di Google Maps yang menggunakan nama “tanah ini dijual” semestinya sudah memenuhi persyaratan untuk diusulkan penghapusannya karena jenis tempat seperti ini tidak boleh ditambahkan ke peta.

Tapi jangan buru buru, kawand!

Benarkah semua tempat yang menggunakan nama “tanah ini dijual” (dan variasinya) otomatis merupakan tempat yang tidak boleh ditambahkan ke peta? Atau jangan jangan ada tempat/lokasi bisnis yang sah (baca: sesuai aturan Google Maps) yang untuk alasan gimmick marketing, atau lainnya, sengaja memilih menggunakan frasa “unik” ini pada nama bisnisnya?

Untuk itu kita mesti memeriksa terlebih dahulu laman profil “tanah ini dijual” (dan variasinya) tersebut. Dan ternyata, menurut hemat kami, terdapat kesamaan/kemiripan profil pada tempat tempat tersebut: informasi di laman profil yang tidak lengkap, minim foto (kebanyakan hanya menggunakan foto dari Google StreetView), tidak ada ulasan dari pengguna/pengunjung, dan tidak ada foto etalase/papan nama tempat.

Dengan memperhatikan hal hal seperti tersebut di atas, maka kami bisa menarik kesimpulan dengan yakin bahwa tempat tempat dengan nama “tanah ini dijual” (dan variasinya) yang berhasil kami identifikasi sah dinyatakan sebagai tempat yang tidak dapat ditambahkan ke Google Maps sehingga bisa diusulkan penghapusannya.

Lalu pertanyaan berikutnya: hendak diusulkan penghapusannya dengan alasan apa?

Sebagaimana yang diketahui bersama, ketika pengguna hendak mengusulkan penghapusan/penutupan atas suatu tempat, maka Google Maps akan menampilkan 9 alasan usulan penghapusan, yakni tempat tutup sementara, tempat tutup permanen, tempat tidak nyata/ghoib, duplikat dari tempat yang sudah ada, berbahaya atau menyesatkan, tidak terbuka untuk umum, pindah ke lokasi baru, dihapus untuk alasan pelanggaran hak cipta, dan alasan lain lain.

Memerhatikan karakteristik laman tempat yang menggunakan nama “tanah ini dijual” (dan variannya) di Google Maps, maka kami meyakini bahwa alasan yang tepat untuk mengusulkan penghapusan atas tempat tempat tersebut adalah alasan tempat tidak nyata/ghoib, karena tempatnya kami yakini tidak nyata, tidak ada di sini, dan tempat ini tidak pernah ada. Karena seandaipun pengguna Google Maps benar benar datang ke tempat tersebut maka yang akan mereka dapati hanyalah kehampaan.

Timbangannya kecele, ya mending dihapus saja, bukan?

Tercatat dari sekian banyak tempat dengan nama “tanah ini dijual” (dan variasinya) di Google Maps yang telah kami usulkan penghapusannya dengan alasan bahwa tempat tersebut tidak nyata/ghoib, lebih dari 90 persen di antaranya telah disetujui penghapusannya. Sisanya yang masih berstatus “tunda/sedang ditelaah” merupakan tempat tempat yang sudah diklaim kepemilikan bisnisnya oleh seseorang. Dengan begini mudah mudahan kami telah berada di jalur yang tepat.

Maka demikianlah sesi #LGCTM #KontenRaMutu kelompok Local Guides Malang kali ini. Sebagai catatan tambahan, berdasarkan pengalaman kami selama ini, untuk bisa menentukan apa kata kunci yang tepat untuk menyasar tempat tempat yang tidak boleh ditambahkan ke Google Maps, maka dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang kosakata maupun kebiasaan lokal setempat.

Sehingga bisa jadi kata kunci spesifik yang kami gunakan di sini tidak bisa diterapkan di kota ataupun di negara yang lain. Maka tugas kalianlah, Local Guides, anak kampung sini, eh situ, untuk mencari apa kata kunci spesifik yang sesuai dengan kebiasaan lokal yang acap digunakan oknum pengguna Google Maps untuk “mengotori” layanan peta digital di kota sekitar kalian tinggal. Karena rasa rasanya akan mustahil, bukan, kalau kata kunci “tanah ini dijual” digunakan di peta negara Jepang?

Jadi, apa kata kunci spesifik khas #KontenRaMutu di kota kalian, kawand? Jika berkenan, bagikan di kolom komentar di bawah, ya? Jangan pelit.

9 Likes

Wonderful post, @iorikun301

I think you are doing a great job although a single paragraph in your post somehow failed to translate into English.

Two of my similar #LGCTM tips are:

Search for “under bankruptcy” added to the business name. This will let you find old businesses that are definitely out of business since the text is only added after local authorities have added this to the official business lists that are regularly imported to update Google Maps.

My second tip is search for “holding company”. Where I live this term is almost exclusively used for tax purposeses and the real business activities are in other (underlying) listings. So when I see a holding company listing with no photos, no reviews and it is not claimed, I will happily suggest a removal mentioning "no public access as the reason.

Happy guiding!

Morten

1 Like

Thanks for you tips, @MortenCopenhagen

To be honest, even I found it quite hard to understand my own writing after it has been translated to English by Google Translate. Haha… lol. I feel sorry about your difficulties.

And about your suggestion about places that’s “under bankruptcy” and “holding company.” I’ve tried to look for it in the Mps in my city (even country), in English and Indonesian language. But I still couldn’t find place(s) like that here. Maybe they used spesific phrases that I didn’t know it yet, or it’s something that’s country specific. But it would be interesting if I could found something that here in my local Maps.

Thanks again, Morten. Appreciate

1 Like

Hallo mas @iorikun301

Saya setuju dengan artikel yang dibuat oleh mas, lebih baik memasarkan tanah melalui Agency atau Sosial media dibandingkan lewat maps :grin:

1 Like

Halo, Mas @360bymiftah

Iya, saya sepakat dengan Mas. Lebih baik memasarkan tanah lewat agen2 pemasaran.

Tapi saya juga bisa mengerti kalau ada beberapa pengguna yang memasarkan tanah mereka di Google Maps. Karena bagaimanapun juga layanan ini gratis dan memang ada calon pembeli yang mencari lewat aplikasi ini juga.

Tapi yang jadi masalah adalah kadang mereka tidak menutup lagi di Maps lokasi tanah yang sudah laku. Akhirnya tidak jarang saya menemui pengguna Maps yang komplain di Maps kalau tanahnya ternyata sudah laku atau tidak ada informasi apa2 di lapangan. Tanahnya ghoib. Hahaa…

1 Like

Mantap betul memang tulisan kang @iorikun301 .

Setuju kan @360bymiftah .

Ora nggawe mumet , jelas.

Memang kadang sebagai Local Guides , banyak tempat yang nyampah di Google Maps dan siapa lagi kalau bukan kita kita yang bikin bersih sesuai peraturan dan tujuan dari Google Maps.