#LGCTM #KontenRaMutu: Risak Rusak Listing Google Maps dan Cara Menemukannya

PENAFIAN: Ini adalah konten Bagaimana Caranya Untuk. Kekurangcakapan kami dalam memilih diksi dan memilah kata boleh jadi berakibat kiriman ini tidak bisa dialihbahasakan secara sempurna oleh Google Translate.
_______

Tak ada angin tak ada hujan, salah seorang Admin Magang di kerja kelompok Local Guides Malang menuliskan sebuah pesan di grup percakapan komunitas: “(Kalian) butuh hiburan siang siang? Silakan…” Ia menyertakan sebuah tautan untuk kami buka di peramban.

Setelah kami buka, ternyata tautan tersebut menuju ke sebuah laman profil Google Maps sebuah institusi populer. Sepintas tak tampak ada aneh dengan laman profil ini. Listing tempat di Google Maps dengan lebih dari 300 ulasan dan penilaian 2,5 bintang. Sungguh tak ada yang aneh, sampai kemudian kami memperhatikan sebaran penilaian yang telah diberikan pengguna: jumlah penilaian 1 bintangnya hampir 2 kali lipat dari penilaian 5 bintang.

“Hahaha… Isinya banyak yang berupa hujatan!” tulis salah seorang Admin Senior.

Dia berhasil menangkap di mana lucunya.

RISAK RUSAK LISTING GOOGLE MAPS
Ya, laman listing institusi populer tersebut (kami sengaja menyembunyikan identitas institusi yang bersangkutan karena yang ingin kami bahas di kiriman ini adalah contoh kasusnya bukan identitas institusinya) telah dirisak oleh sejumlah oknum warganet nakal dengan memberikan penilaian rendah serta membagikan ulasan yang kurang pantas dan tidak relevan.

Ulasan yang kami rasa kurang pantas dan tidak relevan di antaranya ulasan yang menyebutkan salah satu alat reproduksi Homo sapiens hingga sisa sisa metabolisme. Untuk bisa mengerti diksi khas semacam ini di ulasan Google Maps kami menyarankan Anda sebelumnya memiliki pengetahuan yang mumpuni akan bahasa dan kebiasaan lokal.

Menurut laman Bantuan Local Guides di bab Konten Terlarang dan Konten yang Dibatasi disebutkan bahwa kontribusi ke Google Maps harus secara akurat menunjukkan lokasi yang dimaksud. Jika kontribusi tersebut memutarbalikkan kebenaran, kami (Google) akan menghapus kontennya. Kami (Google) dapat menghapus ulasan yang dilaporkan untuk mematuhi kebijakan Google atau kewajiban hukum.

Di antara konten terlarang yang bisa dilaporkan adalah konten yang mengandung konflik kepentingan. Masih di laman yang sama disebutkan bahwa konten yang disumbangkan oleh pengguna Maps akan sangat bermanfaat jika diberikan secara jujur dan tidak berpihak. Contoh praktik yang tidak diizinkan termasuk, namun tidak terbatas pada, mengulas bisnis Anda sendiri, memposting konten tentang pengalaman kerja saat ini atau sebelumnya, serta memposting konten tentang pesaing untuk memanipulasi rating mereka.

Atas unggahan ulasan di laman Google Maps institusi populer ini kami menilainya sebagai ulasan yang tidak diizinkan karena ulasan (dan penilaian) yang dibagikan tersebut bisa memanipulasi rating institusi di Google Maps dan kami menduga hal tersebut dilakukan secara sengaja. Karenanya kami pun melaporkan beberapa ulasan di antaranya dengan alasan “Konflik Kepentingan.”

“Kek t*i,” tulis salah seorang (oknum) kontributor (nakal). Ini adalah salah satu contoh risakan yang merusak listing institusi populer ini di Google Maps. Seperti apa terbacanya tulisan tersebut di Google Translate? Tidak bisa, ya?

PENGETAHUAN MUMPUNI AKAN BAHASA DAN KEBIASAAN LOKAL
Dari mana si Admin Magang kerja kelompok Local Guides Malang tersebut di atas tahu bahwa di Google Maps ada sebuah listing yang dirisak oleh sejumlah oknum kontributor nakal?

Menurut pengakuan Admin Magang kerja kelompok Local Guides Malang yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut kepada kami secara pribadi, ia pada mulanya tengah berselancar di media sosial “biru burung” pribadinya. Lalu tanpa sengaja matanya yang jelalatan menangkap satu kata kunci yang khas di daftar trending topic: nama institusi populer tersebut.

Ia pun teringat dengan tren berita yang beredar di media sosial tentang institusi populer tersebut beberapa waktu terakhir ini. Lalu pikirannya yang dipenuhi benih benih ghibah pun berprasangka: “Kami yakin, oknum oknum kontributor nakal di luar sana pasti ada yang punya niatan iseng untuk merisak laman institusi populer ini di Google Maps.”

Dan prasangkanya terbukti. Jitu! Laman listing institusi populer tersebut di Google Maps telah dirusak oleh sejumlah oknum kontributor nakal dengan penilaian rendah (diduga) asal asalan dan ulasan yang ditulis dalam ragam bahasa lokal yang tidak pantas (diduga) untuk merisak institusi populer tersebut.

“Kalau sedang merasa down, terpuruk, merasa tak berguna, cobalah main main atau jalan jalan ke sini. Niscaya Anda akan merasa labih baik,” tulis salah seorang (oknum) pengulas.

Sepintas kata kata ini nampak baik baik saja. Sopan dan rapih. Tapi, apabila Anda mengerti konteksnya, tahu isu yang berkembang, pun seperti apa ragam bahasa lokal yang jamak digunakan ketika hendak menyampaikan sesuatu maksud secara tersirat, maka Anda akan tahu bahwa ulasan tersebut tidaklah baik baik saja. Laporkan!

Kesimpulan kami pribadi atas kegabutan kali ini adalah salah satu cara untuk mendeteksi (potensi) perisakan yang terjadi pada suatu listing di Google Maps adalah dengan memerhatikan isu yang sedang hangat di masyarakat kemudian memetakan seperti apa sentimen yang terbentuk di kalangan warganet.

Berbekal hal tersebut dan pengetahuan akan kebiasaan lokal, mulai lakukan penelusuran, salah satunya, dengan mengetikkan kata kata kunci relevan di kolom pencarian Google Maps atau bahkan langsung menuju ke laman listingan spesifik yang diduga akan menjadi korban perisakan. Jika beruntung, maka Anda akan menemukan apa yang dicari.

“Buat yang merasa hidupnya lempeng (lurus lurus saja hingga nyaris membosankan), kurang berguna, ada yang lebih ngenes, rupanya,” pungkas Admin Luar Kota menirukan salah satu ulasan yang dibagikan.

Gabut boleh, tapi jangan sampai merisak listing orang di Google Maps, dong? Nanti bisa bisa kami jadikan konten di Connect seperti ini!? Wkwkwkk…

7 Likes

Beneran nggak bisa diterjemahin, dong?! Wkwkk… apa salah hamba?

Halo mas @iorikun301 tulisannya selalu panjang seperti biasanya. Memang menulis ulasan tanpa datang ke lokasi termasuk ulasan yg tidak relevan. Sebenarnya saya juga mengalami kegelisahan yg sama apabila orang menulis ulasan buruk hanya karena masalah di platform yg lainnya. Tentu sebagai Local Guides kita bisa melaporkan ulasan yg tidak relevan tersebut.

Sebenarnya saya dari dulu penasaran, apakah maksud tulisan series milik mas Ario ini? Jika ingin mendapatkan bantuan yg tepat, sepertinya lebih tepat kalau ditambahkan link Google Maps lokasi yg dimaksud. Kemudian maksud dari tidak bisa diterjemah itu bagian yg mana? Terimakasih.

3 Likes

Halo, Kak @NunungAfuah

Terima kasih sudah mampir di tulisan saya.

Series ini saya maksudkan untuk memberi wawasan kepada pembaca bahwa ada, lho, kasus yang seperti ini. Kasus “pengotoran” peta yang saya temukan di kota saya, atau kota tetangga, seperti ini, lho. Yang bisa saja hal ini juga pembaca alami/temui di kota/negara masing2. Seperti misalnya kasus perisakan laman listing institusi ini di Google Maps.

Hal2 semacam ini, menurut hemat saya, adalah hal yang lokal. Kasuistik. Apa yang telah saya lakukan, dan contohkan, di sini tidak bisa serta merta diterapkan di kota, apalagi negara, yang berbeda. Mesti ada penyesuaian. Pelokalan. Yang mudah2an setelah ketemu kasusnya, bisa ditangani. Baik sendiri maupun meminta bantuan kepada pihak yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi.

Tagar #LGCTM saya maksudkan sebagai penanda bahwa tindakan yang saya lakukan di sini mengekor gerakan Local Guides Clean The Maps yang diinisiasi Pak Jan van Haver untuk “membersihkan” peta dari konten2 nirfaedah. Yang dalam bahasa lokal saya: konten ra mutu.

Apabila memang ingin mendapat bantuan, lalu mengapa saya tidak menyertakan tautan ke tempat/institusi yang dimaksud?

Alasannya sederhana: untuk keamanan pribadi saya. Dalam beberapa kasus yang pernah saya temui, akan cukup beresiko kalau saya membuka semuanya terang2an. Mengingat konten yang dibagikan di Connect ini, kalau tidak salah, bisa muncul di Google Search. Oleh sebab itu dalam beberapa kasus saya memilih untuk merahasiakan nama lokasi. Yang penting gambaran kasusnya jelas. Tapi saya bisa membuka informasi jelas via japri.

Lalu bagian mana dari tulisan saya ini yang tidak bisa diterjemahkan (ke bahasa Inggris)? Ngg…, yang jelas saya tidak bisa mengerti apa maksud tulisan yang saya tulis sendiri ini ketika sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Google Translate di atas. Pesannya nggak nyampe/berbeda/sulit dimengerti.

Terima kasih atensinya.

1 Like

Saya tadi juga mencoba menterjemahkan sebelum membalas @iorikun301 , memang ada yg tidak pas dengan konteks tulisan aslinya. Biasanya saya tes dulu tulisan yg ingin dipost di Google Translate untuk melihat apakah sudah sesuai dengan konteks yg kita inginkan. Jika belum, kita bisa mengganti dengan diksi yg tepat.

1 Like

but that’s the problem, sis nunuk @NunungAfuah @ I don’t understand how google translate works. This is all I wrote on the google translation service. whatever it is, thanks for the good advice. pric

hai mas @iorikun301 … memang suka tidak suka, banyak oknum atau kontributor ‘nakal’ kalau dalam tulisan mas Ario yang memang dengan sengaja berniat merusak satu tempat atau institusi tertentu dengan review yang jelas - jelas tidak relevan, menggunakan diksi yang tidak sepantasnya dan/atau bohong atau manipulatif. Saat menemukan review sejenis itu, biasanya aku juga mencoba untuk melaporkannya seperti yang mba @NunungAfuah dan mas sudah lakukan juga.

As for how Google translate works, I guess as we know the AI used for this needs to have more and more references on various dictions and words being used in many national languages, including Indonesia. There might be some possibilities that some of the words being used in the articles cannot be captured clearly by the Google Translate. Semoga ke depannya Google Translate makin baik dan dapat diandalkan

1 Like

Terima kasih atensinya, Bu @indahnuria . Appreciate.

Dan untuk Google Translate yang belum bisa mengalihbahasakan kiriman saya dengan pas, saya rasa itu memang murni kesalahan saya. Ketidakcakapan saya dalam berbahasa Inggrislah yang membuat saya tidak mampu memilih diksi bahasa Indonesia yang sesuai yang akan bisa diterjemahkan dengan sempurna ke dalam bahasa Inggris oleh Google Translate.

1 Like