Kuliner Malang: Nasi Jagung Minggu Pagi

Akan kuceritakan kepadamu sebuah penganan yang, konon, terenak di kota kecil Lawang, Jawa Timur. Penganan ini bernama: Nasi Jagung Minggu Pagi.

Entah siapa yang pertama kali menyebutnya demikian, atau boleh jadi sebetulnya tak ada seorangpun yang pernah memberinya nama. Karena betapa tidak, menu nasi jagung ini hanya tersedia di hari Minggu dan dijual di sebuah kedai gorengan kecil tanpa nama yang tak ada di Google Maps. Barangkali hanya “anak-anak-kampung-sinilah” yang tahu persis keberadaannya.

“Di daerah Ngamarto, Lawang, di atas sungai di depan rumah yang dulu memelihara monyet besar di halamannya!” niscaya jawab mereka jika kamu bertanya. Ketika layanan Google Maps tak tersedia, maka Gunakan Penduduk Sekitar. GPS.

Secara umum, komponen di dalam seporsi nasi jagung terdiri dari campuran nasi putih dan jagung tumbuk kukus (keduanya dimasak terpisah, baru dicampurkan setelah matang), sayur urap (beragam sayur daun yang direbus dan ditaburi kelapa parut berempah), lauk berkuah (biasanya orem-orem tempe dan tahu), sambal terasi, dan ikan asin goreng tepung. Kesemuanya memlliki tekstur dan karakter rasa yang berbeda namun saling melengkapi. Jangan sampai kurang satu (komponen), bisa kurang nikmatnya.

Kebetulan kondimen di Nasi Jagung Minggu Pagi yang aku beli ini terdiri dari sekepal nasi jagung, sejumput sayur urap dan terancam, sepotong kecil orem-orem tempe dan tahu, sesendok sambal terasi, dan sepotong ikan asin goreng. Betul, dengan harga yang hanya Rp6.000,- sebungkus, Nasi Jagung Minggu Pagi ini memiliki porsi yang cukup mini. Makan satu kurang, dua baru pas! Kalau aku…

Meskipun demikian, porsinya yang kecil ini seketika tertutupi oleh rasanya yang memang nikmat. Senikmat itu! Tipikal masakan Jawa, bumbu dan rempah yang digunakan di dalam masakan mestilah banyak. Ikan asin yang asin, sambal terasi yang pedas, kuah orem-orem yang pekat, pun sayuran yang dimasukkan ke dalam urap dan terancam masih sangat segar sehingga karakter rasa aslinya tercecap kuat di lidah. Nikmat sekali!

Di khazanah masakan Jawa yang aku tahu, setidaknya ada dua jenis masakan yang sama-sama menggunakan campuran nasi putih dan jagung tumbuk kukus. Namanya nasi jagung dan nasi empog.

Terkadang ada orang yang kesulitan membedakan kedua masakan ini, karena selain sama-sama menggunakan campuran nasi putih dan jagung, kondimen/lauk yang digunakanpun persis sama.
Bedanya hanya pada ukuran butiran jagung tumbuk yang digunakan. Pada nasi jagung, ukuran butiran jagung tumbuknya besar-besar seperti bulir-bulir beras yang patah, sementara pada nasi empog ukuran butiran jagungnya halus nyaris menyerupai tepung. Kamu tahu kuskus, kan? Nah, seperti itulah kira-kira nasi empog!

Zuzur, aku tidak tahu persis jam berapa warung Nasi Jagung Minggu Pagi ini mulai buka. Karena tiap pagi selepas Subuh ketika aku melintas di depannya untuk “lari pagi biar hepi,” warung ini selalu sudah buka, dan gorengannya sudah mengepul hangat tertata rapi di rak kaca siap ditunjuk-tunjuk. Touch screen!

Tapi menu Nasi Jagung Minggu Pagi di warung ini memang betul-betul laris. Seorang kawan yang telah merekomendasikan warung ini untuk aku jajal yang datang jam 7 pagi ternyata sudah kehabisan salah satu kondimen wajib dari suatu nasi jagung: ikan asin goreng.

“Mangkane aku mau tuku nggak uman iwak asin -pantas saja aku tidak kebagian lauk ikan asin ketika tadi aku membeli (nasi jagung),” ujarnya.

Ya, sori, dah!? Soriii…

15 Likes

Seru sekali baca post nya @iorikun301 - serasa baca cerita rakyat :smile:

Kalau boleh tahu, ini beli dimana ya? Apakah ada tempat favorit mungkin? Kalau tidak ada lokasi di Google Maps, mungkin lain kali kalau sedang mampir, bisa dibagikan foto-fotonya, supaya siapa tahu ada teman-teman yang mau mencoba bisa tahu gambaran nya seperti apa.

2 Likes

The food looks so beautiful. It would be tasty to eat, I think. Bring a plate and the two of us eat together.

Thank you @iorikun301 for food post sharing.

1 Like

Kak @iorikun301 kalau lauknya sih aku sering makan, tapi nasi jagungnya belum pernah. Menarik!

2 Likes

hai, kak @iyudhi . terima kasih sudah menyempatkan mampir ke postingan saya.

nasi jagung minggu pagi ini bisa didapatkan di"…daerah Ngamarto, Lawang, di atas sungai di depan rumah yang dulu memelihara monyet besar di halamannya!" Semua warga lokal pasti tahu petunjuk arah ini kendati tanpa “200 meter belok kiri, 50 meter belok kanan, tiang listrik notok-jedog!” hehe… :slightly_smiling_face:

hi, @Mohammadalauddin . yes, it’s indeed delicious. and very cheap.

thanks for your appreciation! :slightly_smiling_face:

hai, kak @Lusianaa .

konon nasi jagung lebih sehat ketimbang nasi putih biasa. tapi kalau lauknya sebanyak ini dan nambah sampai 2 kali sepertinya ya sama saja. haha… :smile:

nb: menyantap nasi jagung seperti ini tradisinya menggunakan tangan. dan dimakannya di gubuk di tengah sawah. biar lebih menghayati suasananya. hehe…

1 Like

Mantap, nasi jagung minggu pagi, bagi yang bisa nyanyi : Wak wak kung, nasinya nasi jagung dapat diskon ngga @iorikun301 ?

Setuju banget kalau Local Guides diterjemahkan sebagai AKAMSI, anak kampung sini dari pada Pemandu Local.