Setelah sekian lama berkelana mencari janda akhirnya kami kembali lagi ke Bukittinggi untuk segera menyelesaikan revisi skripsi buat meminang si kekasih pujaan hati yang udah menanti-nanti.
Bentar, kami kan masih jomblo? Biarin!
Banyaknya revisian skripsi yang mesti segera diselesaikan membuat kami selalu bergadang hampir setiap malam. Kami mesti mencari doping biar mata bisa bertahan dari coretan yang sangat menguras hati dan perasaan yang udah mulai rapuh ini.
Untuk mengembalikan semangat dalam mengerjakan skripsi, kami bersama salah satu teman kos mencari sedikit inspirasi di jalanan Bukittinggi, mana tau ketemu cewek cantik yang kakinya gak melayang!
Setelah cukup lama keluyuran, kami akhirnya berhenti di salah satu trotoar tepat di persimpangan jalan untuk menyeruput kopi raun yang menurut kami pas banget buat menghangatkan diri dari kenangan yang udah mulai menyapa. Secangkir kopi panas pasti bakalan menenangkan banget!
Kopi raun apa ya?
“Kopi” itu artinya ya kopi, dan “raun” berasal dari bahasa Minang yang artinya jalan-jalan. Jadi kopi raun itu berarti kopi yang jalan-jalan. Bukan kopinya yang jalan-jalan cuy, tapi penjualnya yang muter-muternyari pelanggan pakai motor vespa yang klasik dan antik! Jadi, jual kopi with style!