Ketan Bubuk Trikolore

Yang namanya orang berdagang, mestilah selalu kreatif dan inovatif agar barang dagangannya tidak tergilas perkembangan jaman. Seperti salah seorang pedagang kuekue kecil tradisional di bilangan Pasar Lawang, Jawa Timur, ini.

Alihalih berjualan ketan bubuk yang sudah jamak dikenal masyarakat kota kecil Lawang, ia berinovasi dengan menjual ketan bubuk dengan topping tambahan gula jawa serut. Untuk menu ia menamainya: Ketan Bubuk Trikolore. Alias ketan bubuk tiga warna. Entah dari bahasa mana ia mencomotnya.

Jadi di pagi itu seperti biasa saya berlarilari kecil di sekitar rumah. Sekilodua kilo cukuplah. Dan sepulangnya lari pagi, seperti biasa pula saya menyempatkan diri untuk mampir ke pasar tradisonal di dekat rumah. Mencari sepiring sarapan nikmat atau sekadar membeli kudapan untuk disantap di jalan pulang sepertinya gagasan yang brilian.

Lalu di salah satu sudut pasar yang tak ada di peta nampaklah ia sang penjual kuekue kecil tradisional. Di pasar tradisional seperti Pasar Lawang ini selain ada tempattempat usaha yang lokasinya bisa ditemukan di Google Maps dengan mudah, ada pula pebisnispebisnis kecil, mikro, yang tak mungkin kita bisa mengusulkan menambahkan tempatnya di layanan peta berbasis web ini karena berbagai alasan seperti misalnya pebisnispebisnis mikro ini cenderung tidak menetap di satu lokasi pun tempat usahanya yang tak memiliki papan nama. Tapi apa yang mereka tawarkan nyata. Dan halal.

Dibandrol hanya seharga 2.500 rupiah seporsi, apa yang membuat ketan bubuk trikolore ini dinamakan demikian, menurut si penjual, adalah karena warna topping yang digunakan. Ketan bubuk trikolore ini menggunakan campuran topping kelapa muda parut yang berwarna putih, bubuk kedalai pedas yang berwarna kecokelatan, dan serutan gula jawa yang berwarna cokelat gelap. Patut diakui ini adalah gimmick marketing yang cerdas.

Dari segi citarasa, ketan bubuk trikolore ini nyaris tak ada bedanya dengan ketanketan bubuk pada umumnya. Ketannya terasa legit dan sedikit gurih, kelapa muda parutnya terasa segar di lidah, lalu bubuk kedelai pedasnya, tentu saja, terasa pedas. Standarstandar saja.

Tapi, tambahan sedikit serutan gula jawa ini ternyata bukan gimmick marketing semata. Selain melengkapi sebagai elemen warna ketiga, serutan gula jawa ini juga mengintrodusir rasa manis yang legit khas gula jawa. Sehingga ketika ketannya disantap dengan kelapa parut, bubuk kedelai, dan serutan gula jawa sekaligus, akan tercecap tiga karakter rasa yang berbeda namun tidak saling bertabrakan satu sama lain. Gurihnya ada, pedasnya dapat, segarnya terasa, legitnya tak bisa diabaikan. Luar biasa!

Ketan bubuk trikolore, petualangan rasa baru di khazanah kulinari tradisional Pasar Lawang, Jawa Timur. Tapi ingat, membaca namanya jangan dibalik, ya? Atau kalian akan merasakan akibatnya. Salam!

14 Likes

Dear @iorikun301

Rice powder is also very popular in our country. We make different types of local cakes with rice powder. Rice powder is also used to make baby food in our country.

Its powder in combination of a few colors is not available in our country.

Thank you so much for your nice post.

Stay safe

Regards

1 Like

Hi, @KamalHossenR . Thanks for your comment.

But actually it’s not rice powder snack, but “glutinous rice with palm sugar, grated coconut, and spicy powdered soy beans toppings.” My article seems cannot be translated correctly to English. I’m sorry.

To be honest I never know about food that’s made from coloured rice powder. Was that some kind of colourful porridge? It has sweet taste or savoury? Must be great

1 Like

Terima kasih buat ceritanya @iorikun301 , menarik sekali. Rp 2500 murah ya? Biasa makan berapa porsi sebelum kenyang? :smile:

1 Like

Hai @iorikun301 , terima kasih , cerita tentang ketan trikolore memang mantap.

Serutan gula merah akan mengurangi cita rasa pedas dari bubuk kedele pedas, mantap buat orang seperti saya yang kurang suka akan pedas.