Cangkir kayu di Kedai Kopi Bah Sipit, dokumen pribadi.
Jika kamu datang ke Bogor, mampirlah ke Kedai Kopi Bah Sipit Cap Kacamata. Bayangkan kedai ini sudah berdiri sejak 1925. Pasti ada hal hebat yang bikin dia bertahan.
Teh Nancy (owner generasi ketiga) bilang bahwa dua tahun lalu kedai ini mau ditutup. Tak ada lagi yang mengelola.
Suatu hari Kopi Bah Sipit ini dibawa ikut pameran ke Istana Bogor. Kemudian dicobain Pak Kais, si pecinta sejati kopi. Lalu dia bertanya : Ini dibawain kopi apa? Kok enak banget? Dan apresiasi itu yang membangkitkan Teh Nancy untuk membatalkan niatnya menutup Kedai Bah Sipit ini.
Yuk dukung Kedai Bah Sipit, nikmati kopinya sambil mengenang betapa konsistennya beliau bikin kopi yang kebangetan enaknya. Para pemuja kopi sachetan pasti kembali ke jalan yang benar kalau ngopi di sini. Cobain aja.
Would you consider explaining what you meant when you wrote: “we can still see women in the interior of Wamena who have finger marks that have been cut off by a deceased family member.”?
I know the story is real, but there is no sign that you have experience, I mean, a real and personal experience about that. I could write the same story by just searching the information on the web.
Saya mmembayangkannya saja ngilu apalagi pas lihat gambarnya.
Indonesia memang unik ya dengan keberagaman budayanya tapi dari lubuk hati terdalam saya berharap semoga kedepannya ini hanya cerita,pendapat pribadi ya karena bagaimanapun juga itu seperti menyakiti diri sendiri.
please note that I have unaccepted the “solution” given by you, because your post don’t need a solution. please read: How do I mark comments as solutions?
Let me add that replacing a photo is very different from rewriting a post, making totally senseless all the replies on your post.