Kebun Raya Bogor berada di pusat Kota Bogor. Lokasi ini di kelilingi jalan satu arah. Sebelah timur jalan Pajajaran. Di jalan ini ada bangunan cukup terkenal. Adalah Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) dan Kampus Institute Pertanian Bogor- Baranangsiang. Sebelah selatan adalah jalan Otto Iskandar Dinata. Pada ujung timur ada Tugu Kujang landmark Kota Bogor. Pada jalan ini ada jembatan Otista. Di bawahnya mengalir sungai Ciliwung. Konon, dari sini dulu tempat bersandarnya kapal-kapal niaga dari berbagai daerah atau kerajaan di Nusantara. Diujung barat jalan ini ada sebuah kelenteng Hok Tek Bio yang berdiri sudah sangat lama. Diujung jalan ini ada sebung simpang tiga. Jalan yang menuju arah selatan adalah jalan Suryakencana. Hampir sepanjang sekitar 1 kilometer, kiri-kanan jalan adalah pusat bisnis atau China Town. Lokasi ini sudah ada sejak masa Belanda di Indonesia. Sebagian sisi selatan dan bagian barat adalah jalan Ir. Haji Juanda. Pada sisi jalan ini, kaya dengan bangunan bersejarah. Adalah gedung-gedung dengan gaya arsitektur Belanda, seperti Museum Tanah Laboratorium Voor Agrogeologie En Grond Onderzoek, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan - Republik Indonesia, Kantor Pos Besar Bogor, Gereja Zebaoth, Kantor Walikota Bogor, Hotel Salak The Heritage serta diujung jalan adalah sekolah Regina Pacis Bogor. Sementara di bagian utara adalah jalan Jalak Harupat. Pada ujung barat adalah Pintu Utama Istana Kepresidenan Bogor. Kemudian di seberangnya adalah kantor Detamesen Polisi Militer III/ Siliwangi. Pada jalan ini ada Jembatan Sempur dan lTaman Sempur di sisi utara jalan Jalak Harupat. Ada juga beberapa bangunan bernilai sejarah lainnya. Kebun Raya Bogor juga dikelilingi dengan jalur pedestrian serta jalur sepeda. Trotoar ini relatif lebar, terutama yang berada di sisi timur Kebun Raya Bogor.
Akses menuju Kebun Raya Bogor sangat mudah dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Akses jalan propinsi yang menghubungkan dari Tangerang dan Jakarta bisa melewati jalan raya Bogor, jalan raya Parung serta jalan tol Jagorawi. Transportasi publik yang menuju ke Kota Bogor semuanya sangat dekat dengan Kebun Raya Bogor. Sebut saja bus Antar Kota dan Antar Propinsi (AKAP) yang menuju terminal bus Baranangsiang. Terminal Terminal Bus Damri jurusan Bogor (Botani Square) dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma juga ada. Dari terminal Baranangsiang dan terminal Damri Botani Square, tinggal jalan kaki menuju Pintu Utama Kebun Raya Bogor. Atau setelah lewat jam 8 pagi, bisa masuk lewat Pintu 3 Kebun Raya Bogor. Commuter line yang menghubungkan Bogor denganTangerang, Bekasi, Jakarta dan Depok. Dari Stasiun Bogor, tinggal jalan kaki menuju Pintu 2 Kebun Raya Bogor (Khusus hari Sabtu dan Minggu). Tiket masuk satu orang adalah IDR 15K. Tiket ini berlaku sepuasnya dari pagi hingga tutup jam 5 sore. Tiket juga berlaku untuk mengunjungi museum Zoologi. Bagi yang membawa sepeda juga boleh. Malah lebih mengasyikan. Karena kalau jalan kaki, menjelajah Kebun Raya Bogor seluas 87 hektare tidaklah akan selesai dalam satu hari.
Di dalam Kebun Raya Bogor kita serasa ada dalam hutan. Koleksi ratusan aneka pohon menjulang tinggi. Sementara ribuan koleksi tanaman lainnya menambah suasana menjadi lebih terasa dingin. Ada banyak titik menarik untuk foto. Salah satunya adalah Istana Bogor yang bisa menjadi latar belakang foto. Sungai Ciliwung sepanjang sekitar 1.2 km membelah tengah Kebun Raya. Jangan khawatir kalau Anda kelelahan. Ada banyak kursi taman. Jangan khawatir juga kalau Anda haus dan lapar. Ada beberapa kios makanan dan minuman yang dikelola oleh Koperasi Karyawan Kebun Raya Bogor. Bila uang Anda berlebih, cobalah ke Grand Garden Resto & Cafe. Anda bisa menikmati kopi, teh serta aneka makanan lainnya. Bagi Anda yang Muslim, tunaikan sholat di Masjid Masjid Kebun Raya Bogor.
Beberapa toilet bersih tersebar di sudut Kebun Raya Bogor. Nyaris semua sudut tempat ini cocok bagi Anda yang suka foto-foto.
Dekat Pintu Utama, ada sebuah monumen. Monumen ini dibangun oleh Sir Thomas Stamford Raffles sebagai tanda cinta pada mendiang istrinya Olivia Mariamne Devenish yang wafat di Batavia. Monumen ini juga di kenal dengan monumen Tanda Cinta. Betapa Raffles sangat mencintai istrinya. Kata-kata puitis Lady Raffles dapat dibaca dalam monumen ini.
Oh thou whom neer my constant heart, one moment hath forgot, tho fate severe hath bid us apart, yet still – forget me not.
Hutan di tengah kota yang cocok untuk melepas penat. Tidak pernah bosan rasanya datang dan menikmatinya. Apalagi ditemani keluarga, teman atau sahabat. Meetup di Kebun Raya Bogor? Kenapa tidak?
Salam Penuh Cinta dari Kota Bogor
FJoe