Jogging dan Warung Pecel Pagi: Sebuah Misi Menambahkan Tempat

SAYA suka sekali lari pagi. Jogging. Pace saya cukup lumayan untuk ukuran seorang pelari akhir pekan amatiran: 6 km/jam. Biasanya saya mulai berangkat jogging pukul setengah lima pagi. Persis selepas Subuh ketika langit masih cukup gelap dan anjing-anjing kampung masih terlelap.

Iya, saya pernah berangkat jogging kesiangan lalu dikejar anjing. Sejak saat itu saya trauma berjogging ketika hari sudah terang.

Rute saya jogging sebetulnya tidak jauh-jauh amat. Hanya di seputaran kampung sendiri, sekitar 6 km. Tapi jalurnya menyenangkan sekali!

Sawah dan ladang di kiri dan kanan, jalan setapak menanjak pun jalan beraspal menurun, juga sungai kecil dan jembatan penyeberangan dari mana kita bisa melongok ke arah jalan tol Malang-Pandaan.

“Gwaes, bakul sego pecel sekitar XXX sing bukak jam 5 isuk ndek endhi, yo? Hatiku hampa lek jogging tapi ganok camilane --teman-teman, di mana, ya, warung nasi pecel di sekitar (area) XXX yang jam 5 pagi sudah buka? Hati saya terasa hampa ketika jogging tetapi tidak membawa bekal makanan ringan.”

Saya mengajukan pertanyaan ini di salah satu ruang percakapan daring yang saya ikuti. Tetapi lima menit berlalu, sepuluh menit berlalu, lima belas menit berlalu masih nihil tiada jawaban. Wajar, pikir saya. Ini masih jam setengah lima. Mereka kemungkinan juga masih tidur meringkuk di atas kasur.

Ya, sudah. Karena di Google Maps data warung nasi pecel di sekitar area XXX yang sudah buka pukul 5 pagi tidak tersedia dan fitur GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) sedang slow response, akhirnya saya mencari tahu sendiri.

Jogging sembari menajamkan mata dan indera penciuman karena siapa tahu di sekitar rute jogging yang saya lewati ada warung nasi pecel yang buka cukup pagi dan belum terpetakan di Google Maps.

Dan benar saja. Tiga puluh menit melangkah, hidung saya tiba-tiba mencium sebuah aroma yang amat khas: aroma mendhol (deconstructed tempeh with traditional spices and herbs) yang sedang digoreng!

Menurut local wisdom, aroma mendhol yang sedang digoreng merupakan salah satu penanda bahwa di sekitar sini terdapat sebuah warung nasi pecel, karena mendhol adalah kondimen yang wajib ada di dalam seporsi nasi pecel. Nasi pecel tanpa mendhol ibarat hamburger tanpa daging patty, pizza tanpa saus tomat, dan… aku tanpa kamu. Ada bagian amat penting yang hilang.

Namanya Warung Nasi Barokah. Letaknya persis di sebelah jalan tol Malang-Pandaan di sebuah warung yang cukup sederhana. Banner-nya juga nampak belum lama dicetak.

Nasi jagung dan empok, nasi pecel, mie goreng/rebus, gorengan, kopi, kopi susu, es teh, soda gembira, dan pop ice tercatat sebagai menu yang ditawarkan. Ketika saya memeriksa di Google Maps, nama “Warung Nasi Barokah” belum tercantum.

Memang benar, ketika kita mengetikkan nama “Warung Nasi Barokah” di kolom pencarian Google Maps, akan ada banyak lokasi Warung Nasi Barokah yang muncul. Tapi Warung Nasi Barokah yang ini belum ada.

Seperti halnya “Warung Lumayan,” “Warung Nasi Barokah” adalah nama tempat makan yang amat populer digunakan di Jawa Timur. Kalau di Amerika barangkali “John’s Diner.” Nama yang pasaran.

Sebagai anggota paguyuban Malang Local Guides, hal pertama yang saya lakukan adalah memiringkan kepala, menaikkan ujung sebelah alis, melengkungkan bibir ke bawah seperti The Rock, lalu berkata sinis dalam hati:

“Hmm, belum ada di Google Maps, rupanya. Ahahahaha…”

Enggak, lah. Becanda.

Hal pertama yang saya lakukan adalah memotret warung ini dari luar maupun dalam, memotret panci dan piring-piring saji yang masih kosong, dan memotret pisang maupun bersachet-sachet kopi instan dan pop ice yang tergantung di dinding warung.

“Untuk saya masukkan ke Google Maps, Bu,” terang saya ketika si ibu penjaga warung bertanya untuk apa saya diam-diam memotret warungnya karena ternyata saya lupa belum mematikan lampu flash kamera ponsel saya. Ketahuan.

Seporsi nasi pecel di warung ini dibandrol Rp8.000,- saja. Isinya ada nasi putih hangat yang baru matang, sayur daun singkong rebus dan daun kemangi yang disiram bumbu pecel, oseng-oseng tahu, dua potong mendhol (kecing!), dan rempeyek kacang. Untuk sebuah kudapan setelah jogging, porsinya cukup mengenyangkan.

Citarasanya juga bersahaja. Enak seperti nasi-nasi pecel biasa yang dijual di kampung-kampung. Gurih-manis-pedas bumbunya sangat khas Jawa Timur. Mungkin kalau saya datangnya sedikit lebih siang barangkali saya bisa mendapat kondimen pecel yang lebih lengkap dari ini. Setidaknya bisa memesan telur mata sapi, lah.

Tapi untuk ukuran nasi pecel pagi yang nasinya baru diangkat dari kukusan, ibu penjualnya tergopoh-gopoh baru dari rumah tetangga entah meminjam apa, dan bumbu pecel yang baru diracik oleh si bapak yang nampaknya tidak terbiasa berjualan di warung, nasi pecel yang ditawarkan di warung nasi ini enak. Apalagi di jam setengah enam pagi ketika plang warungnya sudah bertuliskan “Buka.”

Selesai membayar sebungkus nasi pecel yang saya pesan dan menambahkan lokasinya di Google Maps sayapun melanjutkan jogging saya yang masih setengah jalan.

Setidaknya misi hari ini tercapai: jogging sembari coba menambahkan lokasi warung nasi yang buka pagi hari di Google Maps. Sampai tulisan ini dibuat, status usulan penambahan tempat untuk “Warung Nasi Barokah” sudah published.

Sayangnya ketika saya melangkahkan kaki keluar dari warung dan hendak lanjut berjogging, saya melihat anjing kampung yang dulu pernah mengejar saya melintas sekelebat di depan warung.

Anjing edan, apa salahku?

5 Likes

Halo @iorikun301 ,

Terima kasih sudah berbagi misi jogging pagi kamu, ceritanya sangat menarik!

Mengingat konten yang kamu bagikan lebih condong ke topik makanan maka saya akan mengganti topik label yang ada pada post kamu kedalam topik Food & Drink untuk menjaga kerapihan Connect.

Setelah kurus gendut lagi :joy:

Nasi panas, pecel dengan bumbu kacang kenthel plus telur dadar atau peyek kacang lagi.

Mantap buat sarapan. @iorikun301 dan @radityaputra251101 .

1 Like

@BudiFXW Nasi pecel kesukaan keluarga dan saya om, apabila di rumah tidak ada lauk makanan instan menyehatkan adalah nasi pecel harganya RP 6000an pas di kantong porsi banyak perut kenyang dompet bersahabat :grin: