Geopark Pongkor, Wisata Alam Bekas Tambang Emas

TIGA tahun menjelang habisnya izin eksplorasi, tepatnya pada 2021 mendatang, PT Antam Tbk siap mewujudkan kawasan bekas tambang seluas 6.047 hektar sebagai obyek wisata keluarga dengan konsep Agrogeoedutourism.

Menurut Kepala Humas PT. Antam Tbk, UBPE Pongkor Agus Setiyono menyatakan pihaknya sejak dua tahun terakhir ini memang tengah membangun kawasan wisata yang berada di area kawasan Gunung Pongkor.

Salah satunya ialah pembangunan kawasan Taman Buah Cikaret yang terletak di Desa Bantar Karet. Di dalamnya terdapat Curug Cikaret dan beberapa tempat lainnya.

“Saat ini sedang dilakukan pembangunan tempat wisata di beberapa desa yang ada di Kecamatan Nanggung. Hal ini merupakan wujud program PT. Antam yakni Agro geoedutourism yang diharapkan sejalan dengan usulan Geopark Pongkor,” ujarnya.

Selain itu kata dia, pihaknya juga masih melakukan pengembangan obyek wisata taman buah cikaret. Bahkan antam pun saat ini sedang menata keberadaan Agro Geoedutourism atau Wisata Tambang Bawah Tanah yang sudah dibangun berupa museum tambang Pongkor.

Wisata tambang bawah tanah ini merupakan yang pertama di Indonesia yang dirancang PT. Antam (Persero) Tbk, UBPE Pongkor dalam persiapan paska tambang tahun 2021.

Hal ini merupakan komitmen PT. Antam dalam upaya menjadikan Pongkor sebagai tempat wisata, yang dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi tambang.

Ia mengaku, melihat potensi wisata di wilayah Nanggung sangat besar. “Terlebih, satu-satunya tambang yang ada di Indonesia dan dekat dengan kota adalah Pongkor. Sehingga, sangat memungkinkan jika obyek wisata seperti taman buah Cikaret dan wisata tambang bawah tanah diarea lokasi tambang ini terus dikembangkan,” jelasnya

Menurutnya, sesuai dengan Regulasi yang berlaku, PT Antam memiliki kewajiban untuk melaksanakan program pasca tambang diakhir masa berlakunya Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk mengembalikan keadaan kawasan seperti semula dan menciptakan pasca tambang yang berkelanjutan dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan serta memberikan peranan bagi perkembangan ekonomi masyarakat sekitar.

“Konsep perencanaan kawasan pasca tambang yang berkelanjutan dengan peralihan fungsi dari kegiatan pertambangan menjadi daerah pendidikan dan wisata, menjadi komitmen kita untuk terus menjaga pelestarian lingkungan serta pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar walaupun sudah tidak lagi terdapat kegiatan penambangan di kawasan Pongkor,” katanya.

Berdasarkan pertimbangan kondisi fisik dan analisa potensi tapak maka pasca tambang kawasan UBPE Pongkor dapat di bagi menjadi 2 (dua) zonasi yaitu Zona wisata Tambang dan Zona wisata lingkungan yang masing-masing terbagi menjadi beberapa sub-zona (distrik) kegiatan.

“Masing-masing zona tersebut ter-integrasi satu sama lain oleh fasilitas serta aktifitas yang di rancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman hidup di lingkungan alam dan sosial masyarakat khususnya di kawasan sekitar tambang,” katanya.

Sehingga konsep pascatambang Pongkor adalah menjadi kawasan Agrogeoedutourism yang menekankan konsep Agrobisnis (pertanian dan perkebunan), Geografi (wisata kontur muka bumi) dan edutourisme yakni wisata yang mengedepankan pendidikan.

“Konsep-konsep program agrogeoedutourism ini adalah untuk meningkatkan partisipasi dan meningkatkan multiplier effect bagi masyarakat sekitar tambang,” jelasnya.

Aktivitasnya terdiri dari sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan. Konsep ni adalah implementasi untuk mewujudkan paska tambang UBPE Pongkor yang Excellent dengan melibatkan Antam dan seluruh stakeholders.

“Salah satu Inisiasi Agrogeoedutourism yang dilakukan di Zona wisata tambang adalah Museum Tambang Pongkor. Memanfaatkan sebagian existing tambang UBPE Pongkor di Portal Gudang Handak yang dikembangkan sedemikian rupa menjadi museum tambang yang didalamnya berisi tentang kegiatan penambangan bawah tanah dari mulai sejarah, diorama tambang dan display alat-alat tambang,” katanya.

Menurutnya, akses keluar masuk tambang dapat menggunakan lori atau berjalan kaki. Para pengunjung menggunakan atribut pekerja tambang sehingga diharapkan para pengunjung yang masuk ke dalam tambang dapat merasakan simulasi sebagai pekerja tambang serta merupakan ruang komunal bagi para pengunjung untuk berinteraksi serta menikmati suasana pertambangan.

Selain itu fasilitas penunjang pada zona wisata tambang diantaranya amphitheater untuk pertunjukan maupun pameran serta gallery dan souvenir shop yang berkaitan dengan kegiatan tambang serta pusat penjualan souvenir khas lokal.

Selain itu, pihaknya juga saat ini sedang membangun Kawasan Wisata Cikaret (Kawaci). Jadi, lanjut dia, Agrogeoedutourism itu bisa disebut sebagai tempay wisata tematik.

“Di Kawaci terdapat arboretum, kebun koleksi tanaman Asli di P4TA, pengembangan berbagai layanan wisata alam seperti demplot kebun buah, peternakan domba,” ujarnya.

Rencana Program pascatambang Pongkor di zona wisata lingkungan menekankan pada konsep Agrobisnis (pertanian dan perkebunan, peternakan).

Salah satu area yang telah dijadikan Inisiasi wisata lingkungan adalah wilayah Cikaret. Dengan memiliki pesona alam yang indah berupa bukit, aliran sungai kecil, air terjun dan pesawahan, tempat ini telah menjadi tempat kunjungan wisata sekitar 3000-3500 orang di tahun 2017. “Saat ini masih belum dipungut biaya. Hanya bayar parkir saja, itupun yang mengelolanya warga,” katanya.

Kawasan Wisata Cikaret sebagai agrowisata yaitu menciptakan cluster tanaman buah di Cikaret (Jambu biji, manggis, alpukat dan durian) dipadukan dengan farm tourism (budidaya domba garut).

Selain itu, Upaya-upaya dan dukungan untuk pemanfaatan dan penataan ruang bekas tambang juga dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang Penataan Ruang Kabupaten Bogor sebagai kawasan Geoecoedutourism serta Bappeda yang memiliki konsep pengembangan Pengembangan Geopark Pongkor, Kabupaten Bogor

Sejalan dengan itu, Pemkab Bogor telah mengusulkan sebanyak 15 kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor bagian Barat diproyeksikan bakal menjadi aset Geopark Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian berbasis masyarakat.

Pasalnya, Kecamatan Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Tamansari, Parung, Ciseeng, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Jasinga dan Tenjo memiliki potensi alam yang cukup luar biasa. Namun dari segi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terletak di kuadran III dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM di bawah rata-rata provinsi ( low growth, less pro-human development).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengatakan agar keluar dari kuadran III, maka harus dilakukan pengembangan wilayah berbasis Geopark.

Maka dari itu, penting disampaikan alasan-alasan Pemkab Bogor menargetkan lima belas kecamatan yang disebut sebagai geopark pongkor itu menjadi geopark nasional menuju unesco global geopark (UGG).

“Ini semua, dalam upaya mengimplementasikan program nawacita di Kabupaten Bogor, salah satu konsep potensial yang diusung adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan geopark,” katanya, kemarin.

Ia menambahkan secara umum geopark merupakan cara pengembangan kawasan dengan melibatkan peran multi stakeholders. “Sehingga memberikan dampak kemajuan wilayah melalui kegiatan-kegiatan konservasi, edukasi dan kepariwisataan yang berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Kepala Bidang Sarana Prasarana Wilayah Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Ajat R Jatnika mengatakan pada kuadran III perlu adanya pengungkit ekonomi dan sosial terpadu untuk meningkatkan indikator ekonomi maupun sosial.

Menurutnya secara keseluruhan, Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah lebih dari 298 ribu hektare. Sedangkan kecamatan yang diusulkan menjadi Geopark Nasional ada 15 wilayah dengan luas mencapai 132 ribu hektare memiliki 173 desa.

“Ada yang disebut Geo Diversity, Bio Diversity dan Culture Diversity. Karena berangkat dari kondisi yang sama, secara ekonomi lemah, lihat potensi dan konteks Bio Diversity. Resep itu yang akan dicoba,” tuturnya.

Pihaknya berharap pengembangan wilayah dengan konsep Geopark ini dapat terwujud dan bisa didorong ke tingkat nasional bahkan internasional.

Namun yang paling mendasar dari Geopark itu sebenarnya pemberdayaan. Jika geopark ada namun yang maju adalah pengusahanya, bukan itu maksud dari tujuan usulan Geopark.

“Geoparknya ada tapi yang maju pengusahanya kan enggak gitu juga, Geopark harus nempel ke masyarakatnya. Ketika masyarakat akan mengeksploitasi pasti akan berpikir apakah ini merusak lingkungannya atau tidak,” jelasnya.(haryudi)

2 Likes

pongkor itu terletak dimana ya??

Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

wah kalau dari jakarta kira kira transportasi umum untuk kesana pakai apa ya pak kalau boleh tahu?

Transportasi umum naik KRL Commuterline, turun di Stasiun Bogor. Dari stasiun Bogor jalan ke Terminal Merdeka naik angkot jurusan Jasinga atau Leuwililang, turun di Simpang arah Kecamatan Nanggung atau Ke UBPE Pongkor PT Antam Tbk, dari situ bisa naik ojek. Bilang aja mau ke Geopark Pongkor. Memang masih baru belum banyak petunjuknya.

Thanks infonya, sy coba browsing tp masih minim sekali mengenai daerah ini. Mengenai akses ke Geopark Nasional Pongkor, mohon dibantu tag pin di Google Map supaya memudahkan wisatawan yang mencoba ke sana. Ohya, mohon masukan juga apakah infrastruktur jalan menuju GNP sudah ok? Mengingat musim hujan di daerah Bogor pasti rawan longsor di beberapa titik.