Secara tidak sengaja saya menemukan Dapur Bersama, komunitas ibu ibu yang bersama-sama memproduksi ketupat dan lontong.
Seperti kita ketahui bersama selain Pempek Palembang, Opor Anam Palembang juga makanan khas Palembang yang memerlukan lontong.
Membuat lontong dan ketupat hampir mirip, berbahan dasar beras, hanya lontong untuk membungkusnya menggunakan daun pisang dan pada kedua ujungnya disatukan dengan biting.
Ketupat dibungkus dengan janur, daun kelapa muda.
Ketupat dan lontong dalam proses memproduksinya memerlukan waktu berjam jam untuk dikukus agar padat dan tahan lama.
Ibu ibu Dapur Bersama jika menggunakan kompor gas, kompor listrik atau kompor minyak tanah akan memakan biaya produksi yang lebih mahal oleh penggunaan bahan bakar ini.
Beruntung mereka semua tinggal disekitar Gudang N.V.H.M Hok Tong dan banyak gudang disekitarnya, ada banyak palet kayu yang rusak atau kotak kayu yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan bakar.
Risiko yang harus diterima adalah perabot ibu ibu Dapur Bersama tidaklah mengkilat seperti saat baru, melainkan tertutupi jelaga dan abu sisa pembakaran kayu.
Saya senang mendapat banyak penjelasan dari ibu ibu yang ramah ini, dengan senang hati mereka berbagi cerita namun tangan cekatannya tetap menari nari membungkus lontong dan memasukkan beras kedalam selongsong ketupat untuk siap dikukus.
Setelah pamit , ibu ibu masih memberi nasehat untuk berhati hati melangkah karena banyak paku di jalan. (Mengharukan).
